Tips Atasi Mabuk di Perjalanan Ketika Mudik Lebaran

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ratusan kendaraan pemudik asal Sumatera menuju pulau Jawa antre untuk memasuki kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Sabtu, 6 April 2024. Menurut data Posko Bakauheni selama 24 jam terakhir, total kendaraan yang telah menyeberang dari pulau Sumatera menuju pulau Jawa sejak H-10 hingga H-5 mencapai 41.986 unit kendaraan dengan prediksi puncak arus mudik di Bakauheni terjadi tanggal 6 dan 8 April 2024. ANTARA/Ardiansyah

Ratusan kendaraan pemudik asal Sumatera menuju pulau Jawa antre untuk memasuki kapal di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, Lampung, Sabtu, 6 April 2024. Menurut data Posko Bakauheni selama 24 jam terakhir, total kendaraan yang telah menyeberang dari pulau Sumatera menuju pulau Jawa sejak H-10 hingga H-5 mencapai 41.986 unit kendaraan dengan prediksi puncak arus mudik di Bakauheni terjadi tanggal 6 dan 8 April 2024. ANTARA/Ardiansyah

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaMomen mudik semakin terasa menjelang Perayaan Idul Fitri. Orang berlomba-lomba menerobos kemacetan saat mudik demi bisa tiba di kampung halaman tepat waktu. Harapannya mereka bisa merayakan momen Idul Ftiri bersama sanak saudara. Perjuangan mudik, baik melalui jalur darat, laut, maupun udara pasti saja ceritanya. Salah satu yang mungkin kerap terdengar adalah pengalaman mabuk di perjalanan. Mereka yang mudah mabuk di perjalanan pasti melalui tantangan yang hebat selama perjalanan ke kampung halaman itu.

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit Permata Dalima Serpong Surya Ulhaq mengatakan ada beberapa faktor orang mabuk di perjalanan, termasuk saat mudik. “Ini harus diperhatikan ya, mabuk perjalanan itu dapat terjadi akibat otak menerima sinyal yang berbeda dari beberapa anggota tubuh,” kata dr. Surya Ulhaq, Sp.PD dalam webinar yang diikuti di Jakarta, Sabtu 6 April 2024.

Surya mencontohkan kondisi seseorang yang mengalami mabuk perjalanan dalam sebuah kendaraan, matanya seakan melihat pepohonan bergerak, sedangkan otot maupun sendiri mereka merasa tubuh diam dan tidak bergerak.

Akibatnya adanya ketidaksinkronan tersebut, otak tidak bisa memproses informasi apakah tubuh benar diam atau bergerak. Jika kondisi ini dibiarkan berlanjut, maka terdapat kemungkinan orang itu akan mengalami fobia atau kecemasan terhadap perjalanan jauh, migrain hingga penyakit Parkinson.

Guna mengatasi mabuk perjalanan, Surya menyarankan agar kondisi tersebut diatasi dengan mengatur posisi duduk hingga mendapatkan posisi nyaman. Misalnya duduk di bagian dekat jendela atau menghadap lurus ke depan.

Selama perjalanan, pastikan untuk tidak mengonsumsi makanan dalam jumlah yang terlalu banyak atau terlalu kenyang sebelum berpergian. Selain itu, masyarakat dianjurkan agar tidak membaca buku atau bermain ponsel saat perjalanan. Hal tersebut dapat menjaga tubuh dalam kondisi yang nyaman dan mencegah timbulnya rasa mual selama perjalanan.

Kalaupun mabuk dirasa tidak berkurang, masyarakat dapat tidur dan beristirahat sebentar sebelum kembali memulai perjalanan. “Cara lainnya bisa konsumsi makanan ringan atau bisa dibantu permen yang berasa mint. Itu bisa mengurangi mabuk di perjalanan. Jangan lupa tidur enam jam sebelum melakukan perjalanan,” ucap dia.

Selain penanganan mandiri, mabuk perjalanan juga dapat diatasi dengan meminum obat anti mabuk. Surya menjelaskan supaya kinerja obat lebih efektif, obat dapat diminum dalam kurun waktu satu atau dua jam sebelum melakukan perjalanan.

Menurut dia, beberapa jenis obat anti mabuk sudah bisa dibeli secara bebas oleh masyarakat di apotek terdekat. Obat-obat itu biasanya mengandung dimenhydrinate yang berfungsi untuk mencegah mual dan muntah selama perjalanan. “Tapi diingat ada obat-obat yang juga memerlukan resep dokter, di antaranya domperidone, metoclopramide dan ondansetron,” ujar Surya.

Dalam kesempatan tersebut, Surya turut menyebut bahwa mabuk perjalanan akan berisiko lebih tinggi terjadi pada orang yang berusia 2 sampai 12 tahun, gemar bermain ponsel atau membaca saat berkendara dan tidak memiliki waktu istirahat yang cukup sebelum memulai perjalanan.

Pihak lain yang rentan mengalami mabuk perjalanan adalah orang yang sedang mengalami perubahan hormonal akibat kondisi tertentu, seperti ketika menstruasi, hamil atau sedang mengonsumsi pil KB.

Pilihan Editor: 12 Tips Mudik Lebaran, Jangan Lupa Perhatikan Ini

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."