Ingin Cegah Anak Tantrum? Berikut 7 Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Rezki Alvionitasari

google-image
Tantrum adalah ekspresi frustrasi anak yang kemampuan berbahasanya belum berkembang sempurna. (Pexel/Anna Shvets)

Tantrum adalah ekspresi frustrasi anak yang kemampuan berbahasanya belum berkembang sempurna. (Pexel/Anna Shvets)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Keadaan anak tantrum kadang membuat orangtua merasa tertekan dan bingung. Namun, tantrum pada anak adalah bagian normal dari perkembangan mereka. Tantrum seringkali merupakan cara anak untuk mengekspresikan emosi, kelelahan, atau kebingungan.

Dikutip dari Child Mind Institute, langkah awal dalam menghadapi tantrum adalah memahaminya dengan baik. Hal ini tidak selalu mudah karena kemarahan dan kekacauan bisa disebabkan oleh banyak hal, termasuk rasa takut, frustrasi, marah, masalah sensorik, dan lainnya. 

Tantrum juga bukan cara yang jelas untuk berkomunikasi, meskipun itu bisa menjadi cara yang efektif untuk menarik perhatian. Karena itu, seringkali orang tua kesulitan mengetahui apa yang sebenarnya memicu perilaku tersebut.

Tantrum bisa dilihat sebagai reaksi anak terhadap situasi yang mereka anggap sulit untuk ditangani dengan cara yang dewasa, seperti berbicara tentang perasaan mereka atau menyatakan keinginan mereka. Sebaliknya, mereka lebih cenderung merespon dengan emosi. 

Namun, hal ini tidak berarti bahwa tantrum selalu disengaja atau direncanakan. Karena itu, tujuan ketika menghadapi tantrum adalah membantu anak melupakan respons itu dan mempelajari cara yang lebih positif untuk mengatasi masalah.

Dilansir dari Kids Health, berikut 7 cara mencegah anak tantrum:

1. Berikan banyak perhatian positif 

Biasakan untuk menganggap anak Anda bersikap baik. Hadiahi si kecil dengan pujian dan perhatian atas perilaku positifnya. Bersikaplah spesifik dalam memuji perilaku positif yang mereka lakukan.

2. Cobalah memberi anak kendali atas hal-hal kecil 

Tawarkan pilihan sederhana seperti "Kamu mau jus jeruk atau jus apel?" atau “Mau gosok gigi sebelum atau sesudah mandi?” Ini lebih baik daripada bertanya, "Apakah Anda ingin menyikat gigi sekarang?" yang mungkin akan dijawab dengan "tidak". Biarkan anak mengendalikan hal-hal yang tidak terlalu penting.

3. Jauhkan anak dari benda-benda terlarang 

Menjauhkan anak dari benda-benda terlarang membuat kemungkinan terjadinya pergulatan menjadi lebih kecil. Tentu saja hal ini tidak selalu memungkinkan, terutama di luar rumah yang lingkungannya tidak dapat dikontrol.

4. Alihkan perhatian anak 

Jika anak tidak bisa mendapatkan sesuatu, coba tawarkan opsi lain yang bisa mereka nikmati. Mulailah kegiatan baru untuk menggantikan hal yang membuat mereka frustrasi atau tidak diizinkan. Misalnya, jika anak melompat-lompat di sofa, ajak mereka untuk membantu Anda "memasak" dengan memberikan wadah plastik dan sendok kayu.

5. Bantu anak-anak mempelajari keterampilan baru

Bantu anak-anak belajar melakukan sesuatu. Pujilah mereka agar mereka merasa bangga dengan apa yang dapat dilakukan. Selain itu, mulailah dengan sesuatu yang sederhana sebelum melanjutkan ke tugas yang lebih menantang.

6. Pikirkan permintaan anak dengan bijaksana

Sebelum menolak permintaan anak, pertimbangkan apakah itu benar-benar berlebihan. Bahkan jika awalnya menolak, tidak apa-apa untuk mengubah pikiran, asalkan bisa memberikan penghargaan atas perilaku yang baik.

7. Pahami batasan anak

Jika orang tua sadar bahwa anak sedang lelah, jangan ajak mereka untuk pergi atau memberi mereka tugas. Biarkan anak istirahat agar aktif kembali.

Itulah 7 cara mencegah atau menghadapi anak yang tantrum. Semoga orang tua sabar dan tetap positif dalam menghadapi sikap menantangnnya.

Pilihan Editor: 3 Penyebab Utama Anak Tantrum Berdasarkan Penelitian

WINDA OKTAVIA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."