Setelah Alami Putus Cinta, Mungkinkah Kamu Akan Alami Sindrom Patah Hati?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

Ilustrasi Patah Hati. (indiatimes)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam lagunya, penyanyi Meggy Z sudah menyebutkan bahwa lebih baik mengalami sakit gigi dibanting mengalami sakit hati. Salah satu yang pastinya bikin sakit hati adalah saat patah hati. Kondisi patah hati tentu menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan bagi siapa pun. Mungkin sebagian besar orang pernah mengalami patah hati setidaknya satu kali. Peristiwa seperti putus cinta hingga kematian orang yang dicintai dapat mengoyak hati seseorang. Namun tahukah Anda kalau ada penyakit bernama sindrom patah hati (broken heart syndrome)?

Sindrom patah hati, atau yang disebut sebagai kardiomiopati akibat stres atau kardiomiopati takotsubo, adalah suatu kondisi di mana stres emosional atau fisik yang intens dapat menyebabkan kelemahan otot jantung (kardiomiopati) yang cepat dan parah. Terlepas dari namanya, sindrom patah hati tidak selalu disebabkan oleh patah hati, melainkan oleh lonjakan hormon stres yang mengganggu fungsi normal jantung untuk sementara.

Dilansir dari hopkinsmedicine.org, saat Anda mengalami peristiwa stres, tubuh Anda memproduksi hormon dan protein seperti adrenalin dan noradrenalin yang dimaksudkan untuk membantu mengatasi stres tersebut. Otot jantung bisa kewalahan oleh sejumlah besar adrenalin yang tiba-tiba diproduksi sebagai respons terhadap stres. 

Adrenalin yang berlebihan dapat menyebabkan penyempitan arteri kecil yang memasok darah ke jantung, sehingga menyebabkan penurunan aliran darah ke jantung untuk sementara. Adrenalin tersebut dapat mengikat sel-sel jantung secara langsung, menyebabkan sejumlah besar kalsium masuk ke dalam sel. Asupan kalsium yang banyak ini dapat membuat sel-sel jantung tidak dapat berdetak dengan baik.

Cara mendeteksi sindrom patah hati

Anda mungkin merasakan gejala sindrom patah hati dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah kejadian yang membuat stres. Pelepasan hormon stres untuk sementara membuat otot jantung Anda berhenti bekerja, menghasilkan gejala yang mirip dengan serangan jantung pada umumnya.

Dilansir dari clevelandclinic, tanda dan gejala sindrom patah hati antara lain:

- Nyeri dada yang tiba-tiba dan parah (angina) dan sesak napas karena penyumbatan di arteri korononer yang mencegah darah mencapai otot jantung.
- Melemahnya ventrikel kiri jantung Anda.
- Detak jantung tidak teratur (aritmia).
- Tekanan darah rendah (hipotensi).
- Palpitasi jantung atau sensasi jantung berdetak kencang.
- Pingsan (sinkop).

Sindrom patah hati merupakan suatu kondisi yang datang secara tiba-tiba dan sembuh dengan cepat. Jika Anda termasuk orang yang sering mengalami gejala nyeri dada atau sesak napas saat sedang stres berat, sebaiknya Anda memeriksakan diri ke dokter. Jika gejala Anda kronis, kecil kemungkinan Anda menderita sindrom patah hati.

Dikutip dari health.harvard.edu, lebih dari 90% kasus yang dilaporkan terjadi pada wanita berusia 58 hingga 75 tahun. Penelitian menunjukkan bahwa hingga 5% wanita yang diduga mengalami serangan jantung sebenarnya menderita kelainan ini. Kebanyakan orang sembuh tanpa kerusakan jantung jangka panjang.

Tidak ada pengobatan khusus untuk sindrom patah hati. Hal ini tergantung pada tingkat keparahan gejala, dan apakah orang tersebut memiliki tekanan darah rendah atau adanya cairan yang masuk ke paru-paru. Beberapa obat gagal jantung standar yang direkomendasikan dokter antara lain seperti beta blocker, ACE inhibitor, dan diuretik (pil air). 

Meskipun sindrom patah hati dapat dipicu oleh stres emosional, penting untuk diingat bahwa sindrom tersebut merupakan kondisi medis yang memerlukan evaluasi dan perawatan medis. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala serangan jantung atau sindrom patah hati, penting untuk segera mencari pertolongan medis.

Pilihan Editor: Ketahui Cara Mengatasi Patah Hati ala Gen Z, Terima Dulu Rasa Sedih

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."