4 Ciri Strawberry Parents, Salah Satunya Menoleransi Kesalahan Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

Ilustrasi orangtua pusing dengan anak. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada beragam istilah untuk menggambarkan pola asuh orang tua kepada anak, salah satunya strawberry parents. Pola asuh ini terkenal lebih sensitif terhadap stres dan tekanan dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Istilah ini bermula dari para generasi tua di negara Taiwan yang melihat dan menyebutkan bahwa generasi-generasi muda saat ini sebagai strawberry generation

Strawberry generation merupakan sekumpulan orang dalam generasi tertentu yang memiliki pemikiran dan kreativitas bagus, namun sayangnya mudah rapuh, menyerah, sulit bekerja keras, gampang terpengaruh, hingga mudah sakit hati.

Kehadiran strawberry generation ini tak lepas dari peran orang tua dalam mendidik dan mengasuh mereka. 

Mengutip dari buku Strawberry Generation karya Rhenald Kasali disebutkan bahwa menentukan gaya didik orang tua kepada anak berperan penting untuk masa depannya.

Melanjutkan dari buku yang sama, disebutkan pula bahwa anak-anak memiliki hak untuk keluar dari perangkap yang bisa membuat mereka rapuh.

Sedangkan strawberry parents merupakan model gaya didik di mana para orang tua turut membantu anak menghindari konflik dengan cara membantu menyelesaikan permasalahan mereka serta kebiasaan memproteksi anak secara berlebihan.

Sikap orang tua yang terlalu overprotektif dan memanjakan ini yang justru menciptakan karakter anak jadi mudah menyerah, rapuh, enggan bekerja keras terlebih lagi gampang sakit hati, dan sulit untuk bekerja keras.

Lantas, seperti apa ciri-ciri strawberry parents, berikut empat di antaranya.

1. Melakukan dan Memberikan Apa yang Anak Minta

Membelikan apa yang anak inginkan dan butuhkan memang kewajiban bagi orang tua, apalagi bila kedua orang tua sibuk bekerja. Meski begitu, Anda perlu mengontrol kapan waktu yang tepat untuk memberikan atau membelikan apa yang anak minta.

Termasuk hal-hal yang anak lakukan, misalnya saja seperti merebut mainan kakak, adik, atau teman sebayanya. Orang tua perlu bersikap tegas sejak anak berusia dini untuk mendidiknya.

2. Memberikan Uang sebagai Kompensasi Waktu sebagai Orang Tua

Kebanyakan orang tua saat ini memilih untuk sibuk bekerja dan mengejar karier ketimbang harus meluangkan waktu bersama anak. Untuk mengganti kurangnya waktu bersama anak, sejumlah orang tua kerap mengandalkan uangnya untuk memanjakan anak.

Sebanyak apa pun uang yang Anda cari dan berikan kepada anak tidak bisa menggantikan waktu-waktu bersama anak, apalagi saat usianya masih kecil dan muda.

3. Menoleransi Anak Saat Melakukan Kesalahan

Banyak ditemukan di masyarakat di mana orang tua selalu mentoleransi setiap kesalahan anak tanpa memberikan hukuman.

Sekalipun sudah diberikan nasihat, akan tetapi pada kasus-kasus tertentu anak tetap perlu diberikan hukuman atas kesalahannya agar mengetahui mana hal yang boleh dan tidak. Hukuman ini juga berperan sebagai didikan atas tindakan sebab dan akibat.

4. Membantu Pekerjaan Anak

Bukti Anda memanjakan anak yang terakhir adalah dengan sering membantu pekerjaan anak, apalagi membantu pekerjaan rumahnya dari sekolah. Anak jadi kurang terlatih untuk menyelesaikan persoalan dan bergantung pada orang tuanya.

Meskipun strawberry generation ini memiliki daya kreativitas dan inovasi yang baik, namun jika tidak diseimbangkan dengan penguatan mental seperti mampu menghadapi tekanan, menerima kekecewaan, dan bekerja keras, maka akan sulit untuk melewati masa-masa dewasanya kelak saat bekerja.

Demikianlah pengertian dari strawberry parents dan ciri-cirinya. 

Pilihan Editor: 6 Tipe Pola Asuh Menurut Psikolog

HERZANINDYA MAULIANTI | LAILI IRA

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."