Hari Ibu, Kisah Maureen Hitipeuw yang Merangkul Ibu Tunggal Agar Mandiri dan Berdaya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Founder Komunitas Single Moms Indonesia (SMI), Maureen Hitipeuw/Foto: Doc. Pribadi

Founder Komunitas Single Moms Indonesia (SMI), Maureen Hitipeuw/Foto: Doc. Pribadi

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Menjadi pendamping ribuan ibu tunggal dalam naungan Komunitas Single Moms Indonesia (SMI) tentu bukan perkara sederhana bagi sang founder Maureen Hitipeuw. Namun, melalui momen Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember esok, Maureen membagikan cerita dan harapan yang membuatnya tetap bertahan hingga usia SMI menginjak 9 tahun. 

Menurut Maureen yang membuatnya tetap semangat dan konsisten mendampingi SMI ialah saat ia melihat terdapat dampak positif dari apa yang kita upayakan. Para relawan semangat, sehingga anggota bisa merasa bahwa menjadi ibu tunggal bukan akhir dari segalanya dan masih bisa berdaya. 

"Bagi aku itu kepuasan batin yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Senang rasanya melihat perempuan bisa berdaya dan saling mendukung. Lalu ada dampak berkelanjutannya untuk ibu yang sudah bangkit, dia bisa mengajak orang disekitarnya untuk bangkit juga," ucap Maureen kepada CANTIKA, 7 November 2023. 

Kendati puas secara batin, bukan berarti Maureen Hitipeuw tidak menemukan tantangan. " Paling terasa adalah bagaimana saya harus bisa mengelola energi dan emosi, karena jumlah anggotanya semakin banyak. Kalau saya tidak hati-hati membagi energi dan emosi, saya bisa baper. Saya harus bisa memilah energi saya harus diarahkan ke mana," ucap Maureen yang merasa beruntung mendapatkan dukungan yang besar dari keluarga, terutama putra semata wayangnya. 

Kini, menapaki sembilan tahun perjalanan, Maureen bersama SMI masih berpegang teguh pada visi misi sebagai komunitas, yaitu fokus pada pemberdayaaan ibu tunggal. "Caranya beragam, kita arahkan member berminar ke bidang apa, kalau mau curhat silakan. Tapi yang kita upayakan bersama adalah bagaimana selain curhat, kita juga mengajak untuk maju," ucap dia. 

"Boleh curhat tapi jangan lama-lama, karena masih ada anak. Kita edukasi anggota, boleh mengeluh, tapi harus ada yang bisa diubah, yaitu mindsetnya dan tantangan sebagai ibu tunggal. Semua relawan SMI berpegang pada itu, kita tetap jalan bareng. Meski banyak kegiatan dari kelas parenting sampai kelas masak juga ada, tapi itu semua punya benang merah untuk pemberdayaan ibu tunggal."

Founder Komunitas Single Moms Indonesia (SMI), Maureen Hitipeuw/Foto: Doc. Pribadi

Masalah Ibu Tunggal yang jadi Perhatian Khusus SMI 

Secara garis besar, masalah yang kerap dialami oleh para ibu tunggal yang pernah SMI tangani masih sama dari tahun ke tahun, hanya saja anggotanya berbeda. Namun, setelah melalukan survei, masalah yang paling besar adalah ekonomi. Tidak dimungkiri yang namanya ibu tunggal tadinya punya penghasilan dari suami atau dia ibu rumah tangga, setelah bercerai atau suaminya meninggal, itu akan menjadi tantangan terbesar untuk berdaya kembali secara ekonomi.

"Yang nomor dua dari sisi psikologis atau emosional. Karena namanya perpisahan itu menyisakan trauma dan itu beragam. Kalau bercerai pasti traumanya beda, yang suaminya meninggal traumanya beda. Setelah pandemi anggota smi meningkat, dan tidak mudah melalui duka seperti itu," ucap peraih Meta Certified Community Manager ini. 

Lalu, yang ketiga ialah parenting, apalagi konsep co-parenting belum bisa diterima di Indonesia dan masih dipandang aneh. "Kami berusaha mengedukasi bahwa yang menyakiti anak bukan perceraiannya, tapi bagaimana orang tuanya bersikap. Itu masih jadi masalah mendasar yang dari situ banyak turunannya," sambung peraih 20 Perempuan Luar Biasa & Inspiratif di Indonesia tahun 2021 dari The Asian Parent Indonesia ini. 

Ragam Progam Pendampingan yang Memberdayakan 

Sejauh ini SMI telah mengupayakan aneka program untuk membuat para anggota perlahan-lahan bisa mandiri dan berdaya.  Salah satu yang termasuk suskes menjadi contoh bagus adalah tahun ini kita bekerja sama dengan luar. Jadi ada program Mompreuners untuk pendampingan dan pelatihan bagi anggota yang sudah punya usaha kecil. 

"Awal buka memang cukup ketat karena kami tidak mau program ini jadi tidak bermanfaat. Kami pilih dari 300 anggota yang mendaftar dan diseleksi 100 orang yang lolos. Mereka mendapat pelatihan dari yang ahli di bidangnya selama tiga bukan dan itu semuanya gratis. Dari 100 orang lalu dikerucutkan menjadi 30, lalu 10 besar hingga dapat 3 pemenang yang dapat modal usaha. Programnya sudah selesai, tapi kami masih memantau progres dari 10 besar, dan hasilnya memuaskan karena ada dampak positif yang berkelanjutan," papar Mauren. 

Teranyar, ada beberapa program telah berjalan yaitu pelatihan untuk menjadi virtual assistant bekerja sama dengan remote skill academy, kelas komunikasi, dan kelas Public Speaking. Kemudian ada pulan kegiatan regular yang diadakan sebulan sekali yaitu malam curhat, teman-teman SMI bertemu lewat zoom tapi tematik setiap bulan. Bagi yang ikutan akan dibagi ke breakout room yang memiliki fasilitator dan tema berbeda.

Kegiatan Single Moms Indonesia dalam rangka ulang tahun yang ke-9 bersama Kementerian Komunikasi dan Informasi/Foto: Doc. SMI

Mimpi Besar Bersama Single Moms Indonesia 

Harapan personal Maureen saat ini sederhana, ia ingin hidup dengan tenang, tentram, hati bahagia, dan sehat sehingga bisa membawa dampak positif untuk SMI. Semntara untuk SMI banyak mimpi besar yang ingin diwujudkan. "Salah satunya semoga SMI punya kantor khusus yang ada daycarenya, bisa kumpul, mengadakan workshop. Lalu komunitas kami tersebar juga di seluruh Indonesia. Perjalanan masih panjang, semoga SMI selalu bisa membersamai ibu tunggal untuk curhat dan bertumbuh," harapnya. 

Semoga, lanjut Maureen, anggota SMI bisa menyadari potensi yang sudah ada di dalam diri mereka sendiri. Ia berharap para anggota bisa mengubah mindest dari yang merasa menjadi korban keadaan, lalu menerima menjadi kenyataan hidup dan mulai bangkit. "Mereka harus sadar bahwa Tuhan telah menciptakan mereka dengan sempurna, jadi ada atau tidak pasangan, tetap bisa mengurus anak-anak sampai dewasa yang memiliki akhlak yang baik, tidak memiliki luka batin. Fokus saja ke diri sendiri dan anak, kalau ketemu jodoh itu bonus," pungkasnya. 

Pilihan Editor: Menteri Bintang Ajak Terus Gaungkan Makna Hari Ibu

ANNISA YASMIN 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."