Parade Busana Penutupan Fashionality 2023, Ada Pesan Terakhir dari Harry Ibrahim

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Menutup pergelaran Fashionality 2023, Harry Ibrahim mengeluarkan karya bertema Technovolution, dengan judul Bionic, Kamis, 14 Desember 2023. Jadi legacy terakhir sebelum berpulang/Foto: Doc. APPMI

Menutup pergelaran Fashionality 2023, Harry Ibrahim mengeluarkan karya bertema Technovolution, dengan judul Bionic, Kamis, 14 Desember 2023. Jadi legacy terakhir sebelum berpulang/Foto: Doc. APPMI

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ajang fashion show bertajuk Fashionality 2023 yang merupakan acara tahunan APPMI Jawa Barat telah usai. Rasa syukur terlantun karena acara ini dapat terlaksana di tengah-tengah duka mendalam karena kehilangan sosok seorang teman dan penggerak APPMI sekaligus ketua APPMI Jawa Barat, Harry Ibrahim. 

“Impression” adalah mimpi alm.Harry Ibrahim, yang bertujuan agar seluruh karya yang tampil di panggung ini mampu secara mengesankan, menarik hati setiap mata yang memandangnya, sekaligus meningkatkan brand awareness serta membangun branding seluruh pelaku bisnis yang terlibat.

“Impression” untuk saya pribadi, adalah bagaimana sebagai manusia kita terus belajar
untuk memberikan kesan yang baik kepada setiap pihak yang berhubungan dengan kita. Maka dari lubuk hati terdalam, saya mohon maaf bila dalam penyelenggaraan Impression kali ini, masih banyak hal yang kurang dan belum berkenan. Semoga penyelenggaraan pergelaran APPMI berikutnya dapat berhasil lebih baik lagi, dan semoga APPMI terus dapat menjadi wadah kreativitas dan seni para desainer Indonesia.

Untuk keluarga Ko Harry Ibrahim, terima kasih sudah kembali hadir dan menyaksikan karya terakhir almarhum hari ini di panggung APPMI. TRIBUTE TO HARRY IBRAHIM sudah membuka acara di hari pertama, lantas di sesi terakhir karya mendiang Harry Ibrahim menutup seluruh 3123 rangkaian acara.

"Menjadi malam penutup yang indah dan membawa kenangan tak terlupakan tentang seorang Harry Ibrahim, seorang yang sangat mencintai APPMI, sahabat kecintaan kita semua," pungkas Suzan. 

Berikut ulasan closing show yang dihimpun CANTIKA:

1. Harry Ibrahim 

Menutup pergelaran Fashionality 2023, Harry Ibrahim mengeluarkan karya bertema Technovolution, dengan judul Bionic, Kamis, 14 Desember 2023. Jadi legacy terakhir sebelum berpulang/Foto: Doc. APPMI

Menutup pergelaran Fashionality 2023, Harry Ibrahim mengeluarkan karya bertema besar Technovolution, dengan judul Bionic. Kehidupan manusia dewasa ini tak dapat dilepaskan dari keterlibatan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Pertanyaannya adalah bagaimana bila teknologi bertemu dengan fashion, atau bagaimana ketika teknologi menjadi sesuatu yang bisa kita pakai (wearable technology) dalam bentuk pakaian.

Fashion bersifat menstimulasi kreativitas dan ekspresi kreatif manusia yang sering melampaui imaginasinya sendiri. Sedangkan teknologi menawarkan fungsionalitas, efisiensi dan kecepatan. Saat keduanya dipertemukan, maka hasil sinerginya merupakan kekuatan bagi sang pengguna fashion.

Kolaborasi antara fashion, desain, dan teknologi yang terus berkembang, menjadi ide rancangan terakhir Harry Ibrahim yang didominasi warna-warna futuristic seperti grey, silver, dan black. Warna gold hadir memberikan sentuhan kesan glamorous yang tetap ingin dimunculkan pada Bionic. 

Menggunakan bahan sheer premium sateen serta organza yang memberikan kesan ringan serta melayang, seluruh karya tetap mengedepankan silhouette keanggunan sosok wanita.

Kekuatan ide seorang Harry Ibrahim muncul dalam karya desain yang memadukan unsur
science fiction ke dalam karakter kuat seorang wanita, berbalut busana bergaya modern dan kontemporer, terkesan berani, smart, namun tetap stylish.

2. Suzan Zhuang 

Koleksi Susan Zhuang dalam parade busana penutupan Fashionality 2023 yang digelar Kamis, 14 Desember 2023 di Bandung/Foto: Doc. APPMI Jawa Barat

Pada Fashionality 2023, desainer Susan Zhuang menghadirkan koleksi bertajuk Rainbow and Butterfly. Beberapa kali disampaikan jika koleksinya kali ini, Susan Zhuang terinspirasi dari sosok mendiang desainer Harry Ibrahim.

Bagi Susan, Harry Ibrahim adalah sosok yang mampu memberikan banyak warna ke dalam kehidupan orang-orang serupa pelangi. Namun, kini Harry telah berpulangdan bersinar benderang di surga dan terbang dengan sangat indah layaknya kupu-kupu.

Sang desainer menampilkan koleksi dengan gaya evening gown yang elegan, seksi, dan mewah. Inspirasi tersebut disulap menjadi koleksi bebagai model dress, mulai dari sleeveless dress, one shoulder dress, hingga tube dress yang seksi dan menawan.

Pada gelaran pamungkas, Susan Zhuang pun memanjakan mata dengan pemilihan warna gradasi ungu dan silver, dengan material berupa organza glitter, sequins fabric hingga satin sheer yang tampak flowy mampu menampilkan ansambel yang memukau. 

2. Vie by Evy Susanti 

Koleksi Evy Susanti dalam parade busana penutupan Fashionality 2023 yang digelar Kamis, 14 Desember 2023 di Bandung/Foto: Doc. APPMI Jawa Barat

Koleksi ini menggambarkan kemewahan seorang ratu di kerajaan. Dahayu baswara berasal dari bahasa sansekerta yang terdiri dari 2 kata, yaitu Dahayu artinya cantik dan Baswara artinya bercahaya.

Seorang ratu yang cantik jelita, pintar dan bijaksana dengan balutan dress dengan nuansa warna hijau emerald dan gold yang memberikan kesan mewah pada busana. Busana Ready To-Wear- Deluxe yang memiliki siluet A-line, umbrella, mermaid bergaya anggun, feminim dan elegan yang sangat cocok digunakan oleh wanita dewasa dengan kelas menengah ke atas. Koleksi ini dapat digunakan pada kesempatan acara pesta siang dan malam hari.

3. Naimy 

Koleksi Naimy dalam parade busana penutupan Fashionality 2023 yang digelar Kamis, 14 Desember 2023 di Bandung/Foto: Doc. APPMI Jawa Barat

Tema Journey of Emerald terinspirasi dari puisi yang berjudul cahaya dari buku filosofi produk dalam negeri yaitu proses perjalanan jiwa manusia untuk menemukan kesejatian diri . Kecantikan dari sebuah batu emerald adalah sebuah simbol bahwa ada kecantikan yang sejati yang ada di dalam diri  yang harus kita temukan 

Warna yang digunakan dalam fashion show kali ini adalah warna cream, coklat, hijau tosca dan warna emerald  adapun material yang digunakan ada jacquard, tulle, organza, dan tafeta.

"Karya yang ingin kami persembahkan kali ini adalah spirit dalam menjalani proses untuk menemukan keindahan tersembunyi yang ada di dalam diri yang kami namakan emerald, dengan memiliki harapan karya kami ini akan bisa membawa sedikit warna bahwa dari setiap apa yang kita gunakan akan berdampak kepada jiwa jika kita lakukan dengan penuh kesadaran," papar Naimy.

Naimy berharap, dengan turut serta dalam ajang fashion show kali ini tentu akan membawa dampak terhadap arah fashion kedepannya. "Saya pun memiliki harapan bahwa naimy31 bisa terus berkontribusi dalam kemajuan fashion khususnya di Indonesia dan Jawa Barat yang kami cintai," pungkasnya. 

4.  Melda

Koleksi Melda dalam parade busana penutupan Fashionality 2023 yang digelar Kamis, 14 Desember 2023 di Bandung/Foto: Doc. APPMI Jawa Barat

“Flourish Fantasy” terinsiprasi dari motif bunga-bunga di cangkir teh antik koleksi pribadi. Dikaitkan dengan tema besar fashion kali ini yaitu Impression atau kesan, koleksi ini dibuat untuk menunjukan kesan dari ciri khas setiap koleksi Curieta yaitu pemakaian aplikasi detail.

Motif bunga dari cangkir tersebut diaplikasikan pada motif-motif bordiran dan hiasan lainnya. Hiasan yang digunakan berupa teknik aplikasi bunga- bunga dari kain perca, beading, dan ronce payet. Bahan yang digunakan ada tulle bordir, prada, lace, dan organdi. Siluetnya banyak menggunakan siluet A. Tone warna pada koleksi ini yaitu warm dan neutral dengan sentuhan warna yang kontras sebagai hiasannya.

Koleksi kali ini terinspirasi dari motif-motif bunga yang terdapat di cangkir teh antik koleksi milik pribadi. Motif bunga yang cantik dipadukan dengan bentuk lainnya yang dapat memberi kesan klasik dengan kombinasi bunga dan payet

5. Eddy P. Chandra 

Koleksi Eddy P. Chandra dalam parade busana penutupan Fashionality 2023 yang digelar Kamis, 14 Desember 2023 di Bandung/Foto: Doc. APPMI Jawa Barat

EPC Eddy P Chandra adalah brand fashion yang telah dimulai sejak awal tahun 1970 oleh
designer pioneer kota Bandung Eddy P Chandra. Sebagai anggota lama dari APPMI Jabar, EPC telah dan terus berupaya untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan dari industry fashion melalui karya2nya. Saat ini brand EPC dikelola oleh penerusnya Andy Chandra.

Pada Fashionality 2023 kali ini, EPC mengusung konsep Timeless Elegance. Bahasa design
dari EPC mengedepankan konsep fashion yang classy dan elegant, dengan bentuk siluet yang cantik dan anggun. Warna-warna nude dan mint green dipilih dengan menggunakan perpaduan kain satin dan brokat yang disempurnakan dengan payet dan batu mutiara.

Brand EPC terus berkembang dengan produk ready to wear berupa Party Dress yang dapat ditemukan di SOGO dan Metro Department Store, serta produk Moslem Fashion yang dapat ditemukan di berbagai Marketplace di Indonesia.

Fashionality 2023 Menutup Tahun Penuh Cerita 

Fashionality dan Fashion Tendance yang kali ini dibungkus menjadi 1 paket acara, menutup tahun 2023 yang penuh cerita. Acara yang diikuti oleh sekitar 120 orang desainer potensial Jawa Barat, dimeriahkan juga oleh sekitar 95 stand di area exhibition, menjadi bukti usaha APPMI Jawa Barat untuk berkarya dan bermitra dengan seluruh potensi daerah serta menaruh kepedulian terhadap UMKM di tatar Jawa Barat.

"Tak henti-hentinya rasa syukur dan terima kasih ingin saya sampaikan kepada seluruh pihak yang telah mendukung baik moril maupun materil, sehingga acara ini dapat terselenggara dengan baik. Kepada Ibu Poppy Darsono selaku pendiri, ketua, dan penasihat  APPMI Pusat, terima kasih untuk telah selalu mendukung kami APPMI Jawa Barat," pungkas Suzan Zhuang. 

Pilihan Editor: Inara Rusli Tampilkan Busana Syari dengan Inspirasi Gaya Korea di Fashionality 2023

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."