Zara Menuai Sorotan saat Tampilkan Iklan yang Dinilai Menghina Genosida Gaza

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Kampanye terbaru Zara menggambarkan Kristen McMenamy di samping manekin yang dibungkus plastik putih.  Gambar tersebut telah dihapus dari media sosial perusahaan.  Foto: Zara

Kampanye terbaru Zara menggambarkan Kristen McMenamy di samping manekin yang dibungkus plastik putih. Gambar tersebut telah dihapus dari media sosial perusahaan. Foto: Zara

IKLAN

Difoto oleh Tim Walker dengan arahan seni oleh perusahaan Prancis-Amerika Baron & Baron, gambar tersebut menampilkan model Amerika McMenamy mengenakan serangkaian jaket berbeda di ruangan putih bersih, dikelilingi oleh peti kayu dan puing-puing beton.

Patung-patung tersebut tidak memiliki anggota badan, sedangkan manekin dan bangunan telah dibungkus dengan kain putih, serta plastik bening dan putih. Salah satu gambar, yang tampaknya telah dihapus dari kampanye di situs Zara dan media sosial, menggambarkan McMenamy mengenakan jaket kulit bertabur, dengan manekin melayang di balik bungkus plastiknya.

Dari rangkaian gambar yang menampilkan jaket bertabur tersebut, satu-satunya foto yang tersisa secara online adalah gambar close-up dari pakaian tersebut.

Zara belum menanggapi reaksi keras tersebut. National telah menghubungi perusahaan untuk memberikan komentar. Ini bukan pertama kalinya Zara dihadapkan pada kecaman publik terkait dukungan tersembunyi terhadap “Israel”.

Pada Oktober 2022, warga Israel keturunan Palestina menyerukan boikot terhadap Zara, setelah pemilik waralaba Zara menjamu tokoh politik ekstrem kanan Itamar Ben Gvir untuk acara kampanye pemilu di Raanana, menurut laporan saluran berita Israel N12.

Video yang diunggah di media sosial menunjukkan orang-orang membakar pakaian yang dijual oleh jaringan fesyen tersebut setelah pertemuan yang dipandu oleh Joey Schwebel, ketua Trimera Brands, pemegang waralaba Israel untuk Zara.

Menurut kantor berita Palestina Safa, cabang Zara di wilayah pendudukan mengalami kerugian finansial yang signifikan setelah seruan warga Palestina untuk memboikotnya. Safa mengutip seorang auditor yang mengatakan bahwa "kerugian yang ditimbulkan oleh perusahaan diperkirakan mencapai puluhan juta shekel dalam waktu yang sangat singkat."

Setahun sebelumnya, publik mengecam Zara setelah kepala desainer departemen wanita, Vanessa Perilman, melontarkan komentar kontroversial dalam pesannya kepada seorang model Palestina.

“Mungkin jika rakyat Anda berpendidikan maka mereka tidak akan meledakkan rumah sakit dan sekolah yang didanai Israel di Gaza,” tulis Perilman kepada Qaher Harhash, seorang model Palestina dari wilayah pendudukan Yerusalem timur.

Beberapa fasilitas kesehatan dan pendidikan terkena serangan udara Israel pada pertengahan 2021 selama kampanye pengeboman brutal yang menewaskan lebih dari 250 warga Palestina, termasuk 67 anak-anak di Jalur Gaza yang terkepung.

“Orang Israel tidak mengajari anak-anak untuk membenci atau melempari tentara dengan batu seperti yang dilakukan masyarakat Anda,” tulis Perilman.

Zara didirikan di Spanyol pada 1975. Jaringan ini memiliki lebih dari 2.000 toko di lebih dari 90 negara termasuk Indonesia.

Pilihan Editor: Ikut Aksi Dukung Palestina, Syifa Hadju: Save Gaza

SITA PLANASARI | THE NATIONAL | AL MAYADEEN  | THE NEW ARAB

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."