Mengenal Ratih Kumala, Jebolan Sastra Inggris yang Rintis Karier Menulis sejak 2008

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ratih Kumala saat menghadiri Red Carpet Moment di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. TEMPO/Magang/Joseph.

Ratih Kumala saat menghadiri Red Carpet Moment di Epicentrum XXI, Jakarta, Rabu, 1 November 2023. TEMPO/Magang/Joseph.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Nama Ratih Kumala menjadi perbincangan hangat di masyarakat baru-baru ini. Musababnya novel Gadis Kretek yang dia tulis dan diterbitkan pada 2012 dialihwahanakan  menjadi serial dengan judul yang sama. Ratih sebenarnya bukan sosok baru di kalangan penulis. Dia sudah menjadikan menulis sebagai pilihan hidupnya.

Penulis kelahiran 1980 ini diketahui telah menulis untuk enam buku fiksi (novel maupun koleksi fiksi), tiga film layar lebar, dan ratusan judul drama televisi di berbagai genre. Dia menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Inggris, Universitas Sebelas Maret, Surakarta, Jawa Tengah. Berkaca dari latar belakang pendidikannya, selain bahasa Indonesia, dia juga ahli menggunakan bahasa Inggris.

Berdasarkan profil LinkedIn-nya bernama Ratih Kumala, dia kali pertama berkarier sebagai Koordinator Editor Naskah di Trans TV. Dia bekerja selama 7 tahun dari 2008 sampai 2015. Satu tahun kemudian, dia bekerja di sebuah rumah produksi film Indonesia, Limelight Pictures. Dia bekerja sejak 2016 sampai sekarang, terhitung sudah sekitar 7 tahun 11 bulan. 

Dari segi karya, pada Januari 2004, dia menerbitkan novel Tabula Rasa. Dua tahun kemudian, dia merilis koleksi fiksi Larutan Senja. Kemudian pada Januari 2009, dia meluncurkan novel Kronik Betawi. Setelah itu, pada 2012, dia merilis novel fenomenal Gadis Kretek melalui Gramedia Pustaka Utama. Pada 2015, dia merilis koleksi fiksi berjudul Bastian dan Jamur Ajaib serta Das Zigarettenmädchen (kisah tentang Gadis Kretek dalam bahasa Jerman).

Selama bekerja dan menulis, Ratih berhasil mendapatkan penghargaan. Dia pertama kali meraih penghargaan pada Januari 2003 sebagai pemenang Sayembara Novel, Dewan Kesenian Jakarta melalui novel Tabula Rasa. Lalu, pada Januari 2013, dia masuk dalam 5 besar nominasi prosa Khatulistiwa Literary Award berkat novel Gadis Kretek. Masih pada tahun yang sama, dia meraih penghargaan sebagai Karyawan Terbaik Tahun Ini di Trans TV. 

Setelah itu, pada 2015, Ratih kembali masuk dalam 10 besar nominasi prosa teratas Khatulistiwa Literary Award berkat koleksi fiksi Bastian dan Jamur Ajaib. Dia juga meraih penghargaan KPI Award 2015 untuk serial televisi Single and Hopefully Happy. Serial tersebut terdiri dari 12 episode yang tayang di Kompas TV.

Pada 2019, Ratih Kumala menjadi sastrawan perempuan Indonesia yang mengikuti pameran buku international London Book Fair (LBF) pada 12-14 Maret 2019 bersama Djenar Maesa Ayu. Karya Ratih yang dipamerkan adalah novel berjudul Potion of Twilight. Karya tersebut sudah diterbitkan di SOAS University of London pada September 2018.

Pilihan Editor: Masa Depan Penulis Perempuan Indonesia, Kearifan Lokal Bisa jadi Inspirasi

RACHEL FARAHDIBA R  | MARVELA  I  AISHA SHAIDRA  

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."