7 Fakta Menarik Gadis Kretek: Arya Saloka Minta Kursus Tambahan, Dian Sastro Belajar Jarang Berkedip

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
(dari kiri) Dian Sastro dan Ario Bayu di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix

(dari kiri) Dian Sastro dan Ario Bayu di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Serial Gadis Kretek telah tayang perdana di Netflix pada Kamis, 2 November 2023. Berdasarkan novel populer Gadis Kretek karya Ratih Kumala yang terbit pada tahun 2012, serial ini menghadirkan jalinan cerita yang saling bertaut antara dua masa.

Tokoh Dasiyah (Dian Sastrowardoyo) digambarkan teguh dan berani menentang tradisi di tahun 1960-an demi mewujudkan impian dan cinta bersama Soeraja (Ario Bayu), sementara karakter Arum (Putri Marino) di awal 2000-an memulai perjalanan bersama Lebas (Arya Saloka) untuk menyingkap rahasia yang selama ini terpendam. Berbagai lika liku serta sebuah peristiwa sejarah meninggalkan dampak besar yang kemudian mempengaruhi hidup mereka selama-lamanya.

Berpuluh-puluh tahun kemudian, perjumpaan anak Soeraja yang bernama Lebas (Arya Saloka) dengan Arum (Putri Marino) membawa mereka mengarungi perjalanan mengungkap masa lalu dan rahasia yang selama ini dipendam.

Oke, bagi kamu yang belum menonton serial yang disutradarai Kamila Andini dan Ifa Isfansyah ini, berikut sederet fakta menarik Gadis Kretek yang sayang untuk dilewatkan.

1. Karakter Para Pemain

Tokoh Dasiyah atau akrab disapa Jeng Yah digambarkan sebagai perempuan yang ingin memiliki kesempatan yang sama dengan kaum laki-laki dalam industri kretek di zamannya.

"Dasiyah perempuan yang punya pemikiran progresif di zamannya. Jadi, dia ingin mendapatkan menjadi peracik saus," kata Dian Sastrowardoyo atau akrab disapa Dian Sastro dalam konferensi pers Gadis Kretek di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, Rabu, 1 November 2023.

Sementara tokoh Arum yang diperankan Putri Marino adalah seorang dokter, pekerja keras, dan perempuan mandiri. Dia juga selalu mengutamakan ibundanya.

"Selama hidupnya, dia cuma memikirkan dua hal, ibu dan pekerjaannya. Dan, akhirnya bertemu dengan Lebas, yang mengubah kehidupan kita berdua," ujar Putri.

Sementara Arya Saloka berperan sebagai Lebas, anak yang bebas, terlahir dari keluarga sangat mampu, dan agak bertolak belakang dengan Romo-nya saat muda.

"Lebas ini juga bisa melihat dunia dari perspektif yang berbeda karena melihat Arum," ucap Arya Saloka mendeskripsikan tokoh yang dilakoninya.

Sementara itu, Ario Bayu sebagai Soeraja, seseorang dengan masa lalu yang cukup kelam, yatim piatu yang tidak punya arah hidup. Hidupnya berubah ketika bertemu dengan Dasiyah

"Suatu ketika dia bertemu dengan jeng yah dan  pertama kali dalam hidupnya yang antah berantah bisa menentukan cinta," imbuh Ario Bayu.

Konferensi pers serial Gadis Kretek di Hotel Hermitage, Jakarta Pusat, Rabu, 1 November 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

2. Kamila Andini Terpikat dengan Karakter Dasiyah

Kamila Andini mengaku membaca novel Gadis Kretek pada 2012. Dan, begitu selesai membacanya, dia terpikat dengan karakter Dasiyah.

“Saat membaca novel yang luar biasa ini, saya sangat terpukau, salah satunya oleh karakter Jeng Yah. Saat ini akan diadaptasi menjadi serial, satu hal yang ingin saya lihat adalah semangat dari karakter Jeng Yah, yang saya lihat sebagai perempuan yang lebih maju dari zamannya tapi juga mengalami begitu banyak perjalanan dan kejadian," jelas putri Garin Nugroho ini.

“Saya ingin sosok perempuan seperti itu bisa melekat kepada kita, perempuan di zaman ini, untuk bisa mengingat ada semangat di masa lalu yang harus kita teruskan,” tambahnya.

3. Duet Perdana Kamila Andini dan Ifa Isfansyah

Bagi yang belum mengetahui Kamila Andini dan Ifa Isfansyah adalah pasangan suami isti. Dan, meramu serial Gadis Kretek adalah pengalaman pertama mereka berbagi 'topi' sutradara dalam sebuah proyek. Pendekatan keduanya dalam bekerja saling melengkapi dari sisi cerita, sinematografi, hingga naskah dan detail karakter.

“Dalam proses kolaborasi ini kami saling membutuhkan. Misalnya bagaimana melihat sebuah karakter, Dini membutuhkan perspektif saya dan begitu juga sebaliknya. Ini jadi proses kreatif yang baru untuk kami, dan kami berharap ini kolaborasi kami yang bisa membanggakan kita semua,” ujar Ifa Isfansyah.

Tissa Biani dan Dian Sastrowardoyo dalam serial Gadis Kretek. Dok. Netflix

4. 100 Set Dibangun di 20 Lokasi untuk Gadis Kretek

Salah satu daya tarik yang menonjol dari Gadis Kretek adalah kemampuannya membawa penonton melintasi waktu ke tahun 1960-an. Latar hingga properti yang diwujudkan dengan amat mendetail berhasil menghadirkan dunia kota M dan hiruk-pikuk usaha kretek pada saat itu. Lebih dari 100 set dibangun di 20 lokasi, dengan fokus pada 16 set utama. 

Shanty Harmayn mengungkapkan bahwa proses kreatif untuk serial ini memakan waktu sekitar dua tahun, dari pengembangan naskah hingga post-production selesai.

“Ini perjalanan yang panjang dan dari proses penulisan sampai penyuntingan merupakan hasil kolaborasi yang luar biasa,” katanya.

“Selain mengangkat cerita-cerita autentik, kami ingin menghibur dunia dan tentunya penonton di Indonesia. Untuk melakukan itu kami harus berkomitmen besar memproduksi konten lokal yang berkualitas tinggi dan penceritaan terbaik di kelasnya. Maka kami bekerja sama dengan talenta-talenta terbaik, seperti Ifa dan Dini," ujar Rusli Eddy sebagai Content Lead, Netflix, Indonesia.

(dari kanan) Putri Marino dan Arya Saloka di serial Gadis Kretek. Foto: Dok. Netflix

5. Arya Saloka Minta Kursus Tambahan dengan Acting Coach

Arya Saloka mengungkapkan salah satu tantangan mendalami tokoh Lebas adalah menanggalkan karakter Aldebaran di sinetron Ikatan Cinta selama dua tahun.

"Saya cukup lama memerankan salah satu tokoh di sinetron Ikatan Cinta, nempel. Itu masih kebawa pada hari libur. Tantangannya adalah saya bisa menciptakan 'manusia baru' dari tokoh yang melekat di saya selama dua tahun," ujar Arya.

Aktor 32 tahun itu mengaku sangat terbantu dalam proses reading, diskusi bersama pemeran lain, dan kursus tambahan yang dia minta kepada pelatih akting atau acting coach Rukman Rosadi.

"Waktu itu aku minta kursus tambahan ke mas Rukman Rosadi, pas semua udah pulang, aku minta les tambahan untuk menetralkan pandangan, dan menciptakan pandangan baru," tuturnya.

Dia pun diarahkan untuk menggunakan pendekatan pintu saat masuk ke karakter, dan di pintu itulah nantinya dia akan keluar dari karakter. Rukman Rosadi juga berpesan kepada Arya untuk mengunci "dunia Lebas" di akhir pendalaman, jangan dari awal. Tujuannya agar dia bisa beradaptasi jika menemukan detail elemen yang pas dari karakter Lebas yang akan diperankannya.

Upaya Arya Saloka untuk mendalami Lebas pun mendapat apresiasi dari pemain lain, termasuk Dian Sastro. Menurut aktris 41 tahun ini, Arya berhasil lepas dari karakter Aldebaran, dan menjiwai Lebas.

"Arya berhasil banget, lepas dari karakter sebelumnya. Dia pintar, dia jago. Aku jarang (memuji, aku pelit lho," ucap Dian sambil menepuk lembut bahu Arya. Mendengar hal itu, Arya tampak tersenyum lebar dan berkata, "Makasih, mbak-ku."

6. Dian Sastro Belajar Jarang Berkedip saat Berbincang

Beragam perjuangan yang perlu dilakukan Dian Sastro untuk memerankan karakter Dasiyah. Mulai dari berhenti bermain dengan teman-temannya selama 6 bulan, berhenti olahraga lari dan tenis selama berbulan-bulan, dan latihan menulis tangan di rumah untuk melatih gerak-gerik tubuhnya seperti perempuan di era 60-an.

Ternyata bukan cuma itu yang dilakukan istri Maulana Indraguna Sutowo itu, Dian juga melatih dirinya untuk jarang berkedip saat berbincang dengan orang lain yang menjadi salah satu satu ciri khas karakter Dasiyah.

"Dasiyah itu jarang kedip saat ngomong, aku harus nahan. Sementara aku kedipnya banyak dalam satu kalimat. Dasiyah sebegitu tenangnya, kalau dia ngomong bak menghinoptis semua orang, dia commanding attention and respect (menyita perhatian dan dihargai). Awalnya aku tidak tahu caranya, tapi aku terus mencoba dan bisa di satu poin itu. Aku seneng banget," ucapnya.

Dian Sastrowardoyo dan Ario Bayu dalam serial Gadis Kretek. Dok. Netflix

7. Chemistry Dian Sastro dan Ario Bayu

Di serial Gadis Kretek, Dian Sastro dan Ario Bayu kali pertama beradu akting sebagai pemeran utama. Keduanya saling memuji sebagai lawan main yang mudah diajak kerja sama dan menyenangkan.

“Dian adalah orang yang sangat mendetail. Dia membuat jurnal yang komprehensif tentang perjalanan Dasiyah dan itu saya perhatikan. Dia betul-betul ingin mendalami ini dengan sangat serius," ucap Ario.

"Kemudian Dian sebagaimana karakter pribadinya, she is amazing (dia luar biasa). Sangat mudah bagi saya untuk memainkan Soeraja yang jatuh hati pada Dasiyah. Setiap hari (ketika syuting) saya cukup melihat Dian dan menimbang-nimbang ingin jatuh cinta pada sisi dia yang mana,” tambahnya.

Di mata Dian, Ario adalah teman kerja yang menyenangkan dan mudah diajak kerja sama, sehingga mereka bisa menuntaskan adegan demi adegan dengan lancar.

"Ario Bayu teman kerja yang oke. Jadi, enak cepet selesai (syuting), gak pulang lama," canda Dian sambil memuji.

"Kami selalu mengobrol dan janjian di setiap scene, udah janjian gue nengok ke sini, lo ke situ, sehingga pas kami syuting adegan mana pun tidak seperti janjian. Untungnya, Bayu welcome dengan pendekatan itu," jelas Dian Sastro.

Selain Dian Sastro, Ario Bayu, Putri Marino, dan Arya Saloka, serial Gadis Kretek juga menampilkan Sha Ine Febriyanti, Rukman Rosadi, Tutie Kirana, Tissa Biani, Winky Wiryawan, Sheila Dara, Ibnu Jamil, Verdi Solaiman, Nungki Kusumastuti, Dimas Aditya, Pritt Timothy, dan Tutie Kirana.

Pilihan Editor: Demi Totalitas Peran di Gadis Kretek, Dian Sastro Menjauh dari Teman-teman dan Setop Olahraga Lari

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."