Mengenal Lab Grown Diamond, Berlian yang Dibuat di Laboratorium dalam Hitungan Minggu atau Bulan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Salah satu koleksi perhiasan Sol et Terre yang terbuat dari lab grown diamond. Foto: Sol et Terre

Salah satu koleksi perhiasan Sol et Terre yang terbuat dari lab grown diamond. Foto: Sol et Terre

IKLAN

CANTIKA.COM, Tangerang - Perkembangan teknologi yang canggih berdampak pada semua bidang termasuk industri perhiasan. Tahukah kamu bahwa berlian bisa dibuat di laboratorium atau biasa disebut lab grown diamond? Seperti namanya lab grown diamond adalah berlian yang dibuat di laboratorium, bukan berlian yang dari hasil tambang alias natural. Berlian yang dibuat di lab ini sudah diproduksi dan diminati masyarakat barat lima tahun belakangan.

Menurut Sumarni Paramita, Direktur Adamas Gemological Laboratory of Indonesia dan Institute Gemology Paramita, lab grown diamond kali pertama dibuat perusahaan terkemuka asal Amerika Serikat General Electrics pada tahun 1950. Di waktu itu, baru sebatas eksperimen.

"Mereka masih eksperimental, belum menjadi perhiasan. Baru menjadi perhiasan belakangan saja," kata Sumarni dalam peluncuran merek perhiasan berlian lab grown diamond Sol et Terre di ICE BSD, Tangerang, Jumat, 5 Oktober 2023.

Cara Pembuatan Lab Grown Diamond

Pembuatan lab grown diamond terbilang tak mudah, membutuhkan peralatan teknologi canggih, dan biaya besar. Dan, menurut Sumarni, baru beberapa negara maju yang bisa melakukannya.

Dari segi waktu, Sumarni mengatakan bisa hitungan minggu atau bulan.

"Waktu yang dibutuhkan untuk membuat lab grown diamond relatif singkat bisa dua bulan atau dua minggu, tergantung proses pembuatan," ujar gemologist dengan pengalaman lebih dari 25 tahun itu. 

Pembuatan lab grown diamond berawal dari kristal berlian bahan 100 persen Carbon yang sudah dipotong, kemudian digosok dari plasmanya. Setelah itu, dimasukkan dalam reaktor dengan kondisi yang sama seperti di dalam perut bumi.

"Dengan tekanan dan temperatur tinggi atau high pressure high temperature (HPHT) di mana kondisinya dibuat sama seperti di dalam perut bumi, yaitu sekitar 50.000 atmosfer. Ditekan sekencang-kencangnya dengan suhu 1500 derajat celcius. Begitu cara pembentukan berlian di dalam perut bumi," jelasnya.

Setelah itu, kristal mulai tumbuh ke atas, itulah cikal bakal berlian di laboratorium. Kemudian berlian mentah itu dipotong dengan laser, sama seperti proses pemotongan berlian tambang.

Adakah Perbedaan Berlian Natural dengan Lab Grown Diamond?

Menurut Sumarni, dari segi optical maupun chemical, tidak ada bedanya berlian natural dengan lab grown diamond.

"Karena berlian natural dan lab grown punya unsur kimia yang sama, yaitu carbon (C), punya indeks bias 2, 417, dan berat jenis 3,52," imbuhnya.

"Baru bisa tergores jika digores dengan berlian. Kalau dengan bahan lain tidak bisa tergores," tambahnya.

Jadi, secara kasat mata berlian natural dan lab grown diamond tak bisa dibedakan. Jika ingin melihat perbedaan keduanya dibutuhkan alat teknologi canggih di laboratorium.

Kehadiran lab grown diamond bisa menjadi pilihan sesuai kebutuhan individu yang mencari harga berlian di bawah berlian natural.

Pilihan Editor: Tips Membeli Perhiasan Berlian untuk Kali Pertama

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."