7 Penyebab Keringat Dingin, Cemas hingga Gula Darah Rendah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

Ilustrasi wanita berkeringat. Freepik.com/Cookie_studio

IKLAN

4. Melahirkan

Jika Anda baru saja melahirkan, kadar estrogen Anda turun secara signifikan, yang dapat menyebabkan keringat dingin, terutama di malam hari, kata Jill Purdie, dokter obstetri dan ginekologi bersertifikat dan Direktur Medis di Pediatrix Medical Group di Atlanta, Amerika Serikat.

“Hal ini sering terjadi selama beberapa minggu dan kemudian hilang setelah kadar hormon stabil,” jelasnya.

Jenis keringat ini tidak memerlukan pengobatan, tetapi bicarakan dengan dokter kandungan Anda jika gejala pasca melahirkan Anda terus berlanjut dan menjadi mengkhawatirkan.

5. Demam

Demam adalah respons tubuh terhadap infeksi atau peradangan, dan saat demam turun atau berfluktuasi, tubuh dapat mengeluarkan keringat dingin untuk mendinginkan tubuh, kata Dr. Ungerleider.

Tergantung pada penyebab yang mendasarinya, pengobatan dapat berkisar dari antibiotik hingga istirahat dan hidrasi, tetapi jika demam Anda tinggi, terus-menerus, atau disertai gejala lain seperti muntah, sakit perut yang ekstrem, atau kebingungan, kunjungi penyedia layanan kesehatan, tambahnya.

6. Pengobatan

Obat-obatan tertentu mungkin memiliki efek samping yang menyebabkan keringat dingin, kata Dr. Ungerleider.

“Pengobatan dapat mengubah keseimbangan hormonal tubuh atau mempengaruhi sistem saraf pusat sehingga menyebabkan keringat dingin,” jelasnya.

Secara khusus, Lupron, obat yang digunakan untuk mengobati endometriosis dan fibroid, dan obat infertilitas tertentu seperti Clomid juga dapat memicu keringat dingin, tambah Dr. Purdie.

Jika Anda baru saja memulai pengobatan baru dan mengalami keringat dingin, bicarakan dengan dokter yang meresepkan yang mungkin dapat menyesuaikan dosis atau mengganti obat, kata Dr. Ungerleider. Namun jika keringat dingin sangat parah atau disertai efek samping buruk lainnya, segera konsultasikan ke dokter.

7. Menopause

“Pada masa ini, indung telur memproduksi lebih sedikit hormon khas wanita, yaitu estrogen dan progesteron, dan penurunan kadar hormon tersebut mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur suhu,” kata Dr. Purdie.

“Gangguan pada otak inilah yang menyebabkan rasa panas (hot flashes) yang kemudian diikuti dengan keringat dingin.

Cara Mengatasi Keringat Dingin

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah memahami penyebab keringat dingin Anda. Dari situ, Anda bisa menentukan tindakan terbaik dan pengobatan yang tepat.

Jika keringat dingin Anda dipicu oleh kecemasan atau serangan panik, Dr. Ungerleider menyarankan teknik relaksasi seperti yoga dan menulis jurnal untuk meredakan gejala Anda. Pengobatan dan terapi juga bisa menjadi pilihan yang tepat jika kecemasan Anda berdampak pada fungsi sehari-hari, tambahnya.

Jika keringat Anda dipicu oleh menopause, kelahiran, atau menstruasi, bicarakan dengan dokter kandungan Anda. Modifikasi gaya hidup seperti menurunkan suhu dan mengenakan pakaian longgar dapat membantu mengurangi ketidaknyamanan, namun obat-obatan dan terapi hormon juga dapat diresepkan oleh profesional kesehatan, kata Dr. Purdie.

Istirahat dan hidrasi dapat membantu mengatasi keringat dingin yang disebabkan oleh penyakit atau demam, menurut Dr. Ungerleider. Jika Anda mengalami infeksi, antibiotik mungkin juga diperlukan, tambahnya.

Terakhir, selalu bicarakan dengan dokter Anda jika keringat dingin Anda terus-menerus atau bermasalah, karena penting untuk mengatasi masalah kesehatan yang mendasarinya.

Pilihan Editor: Sering Berkeringat Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Ahli

POPSUGAR

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Halaman

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."