Waspada, Gigi Berlubang Dimulai dari Kebiasaan Konsumsi Gula

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita menyikat gigi. Freepik.com/Serhii_bobyk

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Freepik.com/Serhii_bobyk

IKLAN

CANTIKA.COM, Yogyakarta -  Tahukah Anda, jika saat ini masyarakat Indonesia kian rentan mengalami gigi berlubang akibat konsumsi gula yang semakin tinggi. Bahkan di 2023, konsumsi gula per kapita diproyeksi meningkat hingga 9 persen dari 2019.”

Pengetahuan masyarakat tentang risiko gula bagi kesehatan gigi dan mulut juga masih harus ditingkatkan. Survei Pepsodent menunjukkan bahwa 66 persen orang tua sebenarnya merasa khawatir akan kesehatan gigi dan mulut mereka karena asupan gula, namun di sisi lain 58 persen menganggap anak-anak boleh menerima asupan gula yang tinggi atau bahkan tidak mengetahui batas yang dianjurkan. 

Ketua Pengurus Besar PDGI, Dokter Gigi Usman Sumantri mengatakan jika sisa makanan atau minuman manis pada gigi menyebabkan bakteri berkembang lebih cepat. Bakteri ini memfermentasi sisa karbohidrat pada gigi menjadi asam, dan membuat lapisan gigi lebih rentan berlubang. 

Bertema "Senyum Indonesia, Gigi Kuat Mulut Sehat", BKGN 2023 kembali memberikan perawatan gigi gratis di seluruh Indonesia/Foto: cantika/Ecka Pramita

"Sebenarnya bukan sama sekali tidak boleh, tetapi perlu diperhatikan lagi bagaimana kebiasaan menyikat gigi yang tepat yakni sehabis sarapan dan sebelum tidur," tambah Dokter Usman dalam konferensi pers Bulan Kesehatan Gigi Nasional bertajuk Senyum Indonesia Gigi Kuat Mulut Sejat, Selasa, 12 September 2023 di Yogyakarta. 

Sebuah studi menunjukkan, saat seseorang mengonsumsi 1-2 porsi minuman berpemanis setiap hari, maka risiko gigi berlubangnya meningkat hingga 31 persen. Kita tentu tidak bisa sepenuhnya menghindari gula karena fungsinya sebagai sumber energi dan pendorong fungsi kerja otak, tapi konsumsinya harus dibarengi perilaku menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur, dan rutin berkonsultasi ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali.

Faktanya, hanya 2,8 persen masyarakat yang menyikat gigi di waktu yang tepat. Kesadaran untuk berkunjung ke dokter gigi juga masih sangat rendah, di mana 95,5 persen masyarakat Indonesia mengaku tidak pernah ke dokter gigi selama setahun. Artinya, kebiasaan menyikat gigi yang tepat masih perlu ditanamkan, disertai akses layanan kesehatan gigi dan mulut yang lebih merata. 

Pilihan Editor:

Dampak Gigi Berlubang Dibiarkan, Bisa Busuk dan Mati

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."