Mengenal Konsep Bare Minimum Mondays, Bekerjalah Seminimal Mungkin di Hari Senin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto

Ilustrasi dua wanita bekerja dalam satu ruangan. Foto: Freepik.com/Pressfoto

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaBare minumun mondays sedang menjadi tren terkini di tempat kerja yang sedang viral di media sosial. Istilah tersebut dipopulerkan oleh Marisa Jo, seorang TikToker, yang mendeskripsikannya sebagai cara dia mengurangi tekanan pekerjaan dan menjadikan dirinya bertanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan sesedikit mungkin yang diperlukan untuk menyelesaikan hari Senin.

Pada tahun lalu, tren di tempat kerja yang dikenal sebagai ‘berhenti secara diam-diam’ mendapatkan popularitas yang signifikan di platform media sosial seperti TikTok dan Twitter. Tren ini melibatkan karyawan yang memilih untuk hanya memenuhi persyaratan penting dalam pekerjaan mereka, sehingga mendapat persetujuan luas di kalangan generasi muda. 

Tindakan yang terkait dengan berhenti secara diam-diam termasuk segera meninggalkan pekerjaan di akhir giliran kerja, meminta kompensasi yang adil untuk tugas tambahan, menahan diri untuk tidak mengambil proyek ambisius, menjaga pemisahan yang jelas antara identitas dan pekerjaan mereka, dan membangun keseimbangan kehidupan kerja yang memadai.  Baru-baru ini, tren lain muncul di media sosial yang disebut ‘Bare Minimum Mondays’, dengan tema serupa.

Manfaat Tren Bare Minumum Mondays 

Apa saja manfaatnya? Seperti namanya, 'bare minimum Mondays' adalah praktik melakukan pekerjaan minimal pada hari pertama dalam seminggu. Seperti yang kita ketahui, bekerja pada hari Senin bisa menjadi hal yang sangat melelahkan bagi sebagian karyawan setelah tidak bekerja di akhir pekan. Dengan tenggat waktu, ekspektasi, dan tekanan yang mulai ditetapkan, tren ini berupaya mendorong awal minggu yang lambat.

Istilah ini dipopulerkan oleh Marisa Jo, seorang TikToker, yang mendeskripsikannya sebagai cara dia menindak tekanan pekerjaan dan menjadikan dirinya bertanggung jawab untuk “menyelesaikan pekerjaan sesedikit mungkin yang diperlukan pada hari itu.” Dalam salah satu videonya, dia menggambarkan tren tersebut sebagai “penolakan terhadap semua tekanan yang saya rasakan pada hari Minggu dan Senin” dan memprioritaskan perawatan diri dan kesejahteraan daripada produktivitas dan kesibukan.

“Saya harus mengatakan pada diri sendiri untuk melakukan hal-hal seminimal mungkin agar tidak membuat diri saya muak dengan betapa produktifnya saya,” tambahnya, membandingkan tren ini dengan ‘berhenti secara diam-diam’. Sejauh ini, #bareminimummondays telah memperoleh sekitar dua juta penayangan di TikTok.

Dalam sebuah wawancara dengan Business Insider, dia berbagi bahwa berlatih 'minimal setiap hari Senin' seperti “mantra ajaib” baginya. Aku merasa lebih baik. Saya tidak kewalahan, dan sebenarnya saya menyelesaikan lebih banyak dari yang saya harapkan. Membiarkan diri saya lolos dari banyak ekspektasi dan aturan tak terucapkan yang tidak terlalu penting adalah hal yang sangat membebaskan,” katanya.

Mengambil inspirasi dari Marisa, Caitlin Winter, seorang manajer pemasaran berusia 31 tahun di Adelaide, telah menerapkan praktik ini ke dalam timnya agar staf dapat memperlakukan diri mereka sendiri dengan “ruang dan kebaikan” sebelum minggu produktif mendatang. 

“Banyak orang mengira itu berarti saya duduk dengan piama sepanjang hari di depan TV dan tidak melakukan pekerjaan. Namun pada kenyataannya, ini hanyalah sebuah hari di mana kita bekerja dari rumah, tidak menjadwalkan pertemuan apa pun, dan umumnya hanya memperlakukan diri kita dengan lebih banyak ruang dan kebaikan untuk mempersiapkan minggu yang produktif di masa depan. Bagi kami, ini berarti tidak memberikan tekanan pada diri kami sendiri untuk menyelesaikan proyek-proyek besar tersebut,” katanya kepada news.com.au.

Tren tempat kerja seperti ini, yang muncul dengan cepat setelah pandemi, mendapat tanggapan yang beragam. Meskipun ada yang menyebutnya sebagai tren Gen-Z yang “malas” dan “berhak”, ada pula yang menggarisbawahi bahwa tren tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan mental dan keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik.

Pilihan Editor:

7 Kebiasaan Baik dalam Bekerja yang Perlu Dipertahankan, Tepat Waktu hingga Komunikasi Efektif

INDIAN EXPRESS 

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."