Cegah Komplikasi Diabetes pada Anak dengan Deteksi Dini Ini

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Ilustrasi diabetes. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit diabetes melitus tidak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga anak-anak. Dokter spesialis anak divisi endokrinologi RS Cipto Mangunkusumo Ghaisani Fadiana mengatakan orang tua tidak perlu khawatir jika anak didiagnosa diabetes melitus. Penyakit diabetes pada anak tentu perlu ditangani dengan baik. Namun perlakuan anak dengan diabetes tidak berbeda dengan anak lainnya. Anak dengan diabetes melitus masih bisa tumbuh dengan baik dan punya pertumbuhan yang normal bahkan bisa berprestasi di bidang akademik.

Bahkan ia mengatakan anak atau remaja dengan diabetes melitus tetap bisa berpuasa pada bulan Ramadan, dengan selalu memantau gula darah. Konsultasikan dengan dokter agar bisa dilihat tren gula darahnya selama beberapa bulan sebelumnya. “Jadi garis besarnya mungkin ada sedikit penyesuaian dosis insulin, pemantauan gula darah itu yang paling penting,” kata Ghaisani pada diskusi tentang diabetes melitus Jumat 8 September 2023.

Walau penyakit diabetes melitus bisa dikontrol, Ghaisani tetap mengingatkan bahwa ada beberapa cara agar penyandang diabetes pada anak bisa mencegah kompikasi penyakit itu. "Komplikasi diabetes melitus dapat dicegah dengan cara deteksi dini sebagai usaha untuk meminimalisir komplikasi di kemudian hari," katanya.

Ghaisani, dalam diskusi tentang diabetes melitus yang diikuti secara daring, Jumat, mengatakan ada beberapa bentuk deteksi dini yang bisa dilakukan agar komplikasi tidak terjadi terlalu awal dan mengusahakan agar diabetes yang diderita anak jauh dari komplikasi berat.

1. Screening Rutin

Pertama, dengan cara screening rutin setiap tahun pada anak-anak yang terutama usia masuk pubertas kalau sudah dan mengalami diabetes sekitar 3 sampai 5 tahun. “Contohnya untuk evaluasi fungsi kesehatan dan kemudian kita akan periksa urine apakah ada kebocoran di ginjalnya dan fungsi persyarafan, kita akan kita cek per tahun tujuannya supaya deteksi dini,” kata Ghaisani.

2. Kontrol Gula Darah

Selanjutnya, upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih awal adalah dengan menjaga dan mengontrol gula darah dalam batas yang normal, yang disebut dengan pemeriksaan HbA1C. Kadar gula darah harian yang disarankan dalam pemeriksaan ini adalah 150 mg/dl. Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan mencegah terjadinya komplikasi secara dini dan meningkatkan harapan hidup hingga 20-30 tahun ke depan.

Ghaisani menjelaskan secara umum komplikasi diabetes melitus terbagi dua yaitu komplikasi akut dan kronik. Komplikasi akut terjadi jika gula darah rendah atau gula darah tinggi, sementara komplikasi kronik terbagi dalam dia kelompok besar yang disebut a1 yaitu makrovaskuler dan mikrovaskuler.

Makrovaskuler meliputi pembuluh daeah besar yang nantinya bisa berakibat pada kelainan jantung dan kadar kolesterol tinggi. Sedangkan komplikasi mikrovaskuler meliputi pembuluh darah kecil yang menyerang tiga organ utama tubuh yaitu retina pada mata, kelainan fungsi ginjal dan kelainan di persarafan.

Jika ada komplikasi akut bisa ditangani langsung di rumah sakit tanpa harus dirujuk dengan antidosis dan perwatan di rumah sakit. Namun jika terjadi komplikasi yang terkena organ seperti retina yang berdampak pada penglihatan tau gangguan fungsi ginjal bisa dirujuk ke rumah sakit pusat untuk dipantau tidak hanya dari diabetesnya namun dari segi komplikasinya.

Pilihan Editor: Pentingnya Orang Tua Kenali Gejala Diabetes pada Anak

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."