Menangkal Polusi Udara dengan Tabir Surya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi wanita memakai tabir surya. Freepik.com/Lookestudio

Ilustrasi wanita memakai tabir surya. Freepik.com/Lookestudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Udara Jakarta beberapa waktu belakangan mengandung polusi yang cukup tinggi. Dari data IQAir, platform yang mengukur kualitas udara, pada 31 Juli 2023, pukul 11.00, indeks kualitas udara (AQI) Jakarta berada pada angka 131 dan masuk dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif. 

Polusi yang datang dari asap pabrik, kendaraan hingga aktivitas bakar sampah di perkotaan tak hanya mengancam kesehatan tubuh bagian dalam, tapi juga berbahaya bagi kulit. 

Bagi warga yang bekerja di kota seperti di Jakarta, kulit akan mudah terpapar oleh polusi udara yang sulit dihindari setiap hari. Dari paparan polusi udara yang terus-menerus di jalanan, kulit dapat menjadi korban dan berisiko lebih cepat mengalami penuaan. 

Polusi atau radikal bebas dapat menyebabkan penuaan dini. 

Karena tubuh butuh kolagen untuk hidrasi kulit. Radikal bebas yang masuk akan menghambat produksi kolagen. Kolagen memperkuat struktur kulit mempertahankan air dan hidrasi. "Kalau polusi banyak kolagen kalah saing," kata Dokter spesialis kulit dan kelamin Dhelya Widasmara pada diskusi media, 28 Juli 2023.

Dhelya mengatakan, untuk menangkal polusi atau radikal bebas merusak kulit, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Beberapa di antaranya adalah makan makanan bergizi, hindari paparan rokok dan polusi hingga rutin bersihkan wajah dan penggunaan sunblock karena menjaga paparan uv dan radikal bebas. 

Dhelya menjelaskan ada tiga tahap perawatan kulit yang wajib digunakan setiap hari untuk pria maupun wanita, yakni mencuci muka dengan sabun pencuci wajah, menggunakan pelembab hingga tabir surya. 

Menurut Dhelya tiga hal itu sangat penting digunakan, namun yang wajib digunakan dengan frekuensi berulang adalah tabir surya. "Sunscreen wajib di-reapply -diaplikasikan berulang- setiap tiga jam sekali, untuk dapat perlindungan maksimal," kata dia. 

Selain itu, penggunaan wajib dilakukan tiga puluh menit sebelum terpapar sinar matahari. Hal itu dilakukan agar sunscreen bekerja lebih maksimal. 

Kulit pria dan wanita berbeda dalam penanganannya. Menurut Dhelya, kulit wanita lebih membutuhkan pengaplikasian tabir surya karena lebih mudah menua dibanding kulit pria. 

Tabir surya dipercaya tak hanya menangkal penuaan dini dari sinar UV tapi juga melindungi dari polusi udara, terlebih khusus tabir surya dengan kandungan antioksidan. 

Perlu penggunaan sunscreen setiap hari khususnya di luar ruangan. Dhelya menambahkan, pengguna sunscreen dapat mengaplikasikan berulang tanpa cuci muka terlebih dahulu jika muka hanya dipakaikan moisturizer. "Tapi jika pakai foundation, sebaiknya dibersihkan dahulu, baru gunakan kembali sunscreen" kata dia. 

Selain perawatan kulit rutin,  perlu juga penggunaan baju berbahan katun yang melindungi kulit dari jamur akibat keringat di jalan. Penggunaan masker wajah menurut Dhelya juga penting membantu menangkal polusi tak hanya bagi kesehatan paru-paru tetapi juga kulit wajah. Menurutnya, kulit wajah lebih membutuhkan penanganan ekstra dibanding bagian kulit lainnya karena mengandung lebih banyak minyak. 

Pilihan editor: Dampak Polusi Udara pada Kulit, Peradangan dan Hiperpigmentasi

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

ILONA ESTERINA PIRI 

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."