Sutradara Film Barbie, Greta Gerwig, Didiagnosis ADHD: Imajinasi Saya Sangat Aktif

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Greta Gerwig. Foto: Instagram/@ladybirdmovie

Greta Gerwig. Foto: Instagram/@ladybirdmovie

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Untuk kali pertama, sutradara, Greta Gerwig terbuka soal diagnosis gangguan hiperaktif defisit perhatian (ADHD). Hal itu dia ungkapkan saat wawancara bersama Observer. Dia mengungkapkan bahwa dia selalu memiliki banyak energi sebagai seorang anak, tetapi dia tidak didiagnosis sampai dia dewasa.

“(Saat sekolah saya) punya banyak energi. Sekarang, sebagai orang dewasa, saya mengidap ADHD, mereka mendiagnosis saya dengan itu," ujar sutradara film Barbie itu dikutip dari Huffington Post, Jumat, 14 Juli 2023.

Melihat betapa aktivitasnya Gerwig di masa kecil, sang ibunda pun menyalurkan energi tersebut lewat mendaftarkan dia di berbagai aktivitas.

"Ibuku seperti: 'Ayo daftarkan dia untuk setiap aktivitas. Mari kita lelahkan dia.’ Saya selalu memiliki antusiasme yang luar biasa,” katanya.

Menurut Gerwig, dia tertarik dan antusias terhadap semua hal. "Saya memiliki imajinasi yang sangat aktif. Saya memiliki banyak perasaan yang sangat dalam. Saya emosional,” ucap perempuan 39 tahun itu.

Gerwig tidak mengungkapkan informasi lebih lanjut tentang diagnosisnya.

Greta Gerwig Cerita Putra Sulungnya Mewarisi Ini dari Dia

Gerwig adalah ibu dari dua anak dengan pasangan dan kolaboratornya, Noah Baumbach. Dia juga mengisahkan bahwa putra sulungnya mewarisi reaksi dramatis dari dirinya.

“Kadang-kadang dia akan mengalami saat-saat drama tinggi ini. Dia akan jatuh ke lantai. Dia melakukan hal itu tempo hari. Saya tidak bisa langsung membuatkan sarapan untuk dia, karena saya sedang memberi makan adiknya yang berusia tiga bulan. Lalu, dia jatuh ke lantai, menangis, dan berkata: 'Saya mengalami hari yang sangat berat. Itu sudah jadi masalah',” jelasnya, dikutip dari Indian Express, Senin, 17 Juli 2023.

Dia menambahkan, “Saya seperti: 'Oh, drama seperti itu'. Tapi juga, seperti: ‘Oh, itu dari saya.’ Itu level kemegahan saya.”

Apa itu ADHD?

Menurut Vishnu Priya Bhagirath, psikolog konseling, ADHD adalah gangguan perkembangan saraf yang biasanya bermanifestasi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan hingga dewasa. Individu dengan ADHD sering mengalami tantangan dengan perhatian, impulsif, dan hiperaktif, yang dapat memengaruhi fungsi dan hubungan mereka sehari-hari.

Menjelaskan penyebab di balik kondisi tersebut, psikolog tersebut mengatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa individu dengan ADHD mungkin memiliki perbedaan dalam struktur dan fungsi otak, terutama di daerah yang berkaitan dengan perhatian dan kontrol impuls.

“Faktor genetik memainkan peran penting, karena ADHD cenderung diturunkan dalam keluarga. Gen tertentu yang terkait dengan regulasi dopamin dan fungsi neurotransmitter diyakini berkontribusi pada perkembangan ADHD," ujarnya.

Faktor lingkungan seperti paparan racun pralahir, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan kesulitan anak usia dini juga dapat meningkatkan risiko pengembangan ADHD.

Untuk pengobatan, dia menjelaskan bahwa ADHD dapat diobati secara efektif dengan menggunakan pendekatan multimodal yang menggabungkan berbagai strategi.

“Pilihan pengobatan biasanya mencakup kombinasi intervensi perilaku, konseling, dan, dalam beberapa kasus, pengobatan. Rencana perawatan harus disesuaikan dengan kebutuhan khusus individu dan mungkin juga melibatkan kerja sama dengan orang tua, guru, dan sistem pendukung lainnya untuk menciptakan lingkungan yang konsisten dan mendukung,” ujarnya.

Meskipun ADHD tidak dapat sepenuhnya dicegah, ada beberapa strategi yang dapat membantu mengurangi risiko atau mengurangi keparahan gejala. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang dapat diambil:

- Menciptakan lingkungan yang mendukung dan terstruktur untuk anak-anak, dengan rutinitas yang konsisten dan ekspektasi yang jelas, dapat mendorong perkembangan yang sehat.

- Mendorong aktivitas fisik secara teratur dan menyediakan pelampiasan energi berlebih dapat bermanfaat.

- Membatasi paparan racun lingkungan selama kehamilan dan masa kanak-kanak adalah penting.

- Mempromosikan kebiasaan tidur yang sehat, diet bergizi, dan meminimalkan waktu layar yang berlebihan juga dapat mendukung kesehatan secara keseluruhan.

- Membina hubungan orang tua-anak yang positif, komunikasi terbuka, dan ketahanan emosional dapat berkontribusi pada perkembangan sehat anak.

Pilihan Editor: Cerita Lily Allen Alami Gangguan Mental ADHD; Sudah Merasa Sejak Lama

INDIAN EXPRESS | TIMES OF INDIA | HUFFINGTON POST

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."