Perbedaan Face Mist dan Toner , Jangan Sampai Salah Pilih

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Cantika.com

google-image
Ilustrasi Toner/Freepik

Ilustrasi Toner/Freepik

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tren perawatan kulit wajah dewasa ini semakin digemari oleh kaum hawa. Tren ini didukung oleh banyaknya merek perawatan kulit yang bermunculan, mulai dari merek lokal hingga luar. 

Dari merek-merek tersebut, banyak yang menggunakan istilah tersendiri untuk menamai produk mereka. Hal ini membutuhkan kejelian dan pengetahuan yang luas terhadap jenis-jenis produk perawatan kulit sebelum membelinya. Beberapa diantara produk perawatan kulit atau skincare yang sering digunakan adalah toner dan face mist.

Perbedaan face mist dan toner memang tidak terlalu signifikan tetapi mempunyai konsistensi yang sama, yaitu berbentuk cairan, yang terkadang membuat bingung para penggunanya. Apakah keduanya wajib ada di dalam tahapan skincare? Temukan jawabannya disini. 

Apa itu Toner?

Rebecca Kazin, MD, dokter kulit di Washington, DC, mengatakan, secara historis, toner ditujukan untuk menyeimbangkan pH kulit setelah menggunakan cleanser atau sabun cuci muka untuk pembersihan. Melansir dari laman Womens Health Magz, toner saat ini memiliki formula yang cenderung lebih seimbang dan lembut. Maka, toner telah berevolusi menjadi kategori perawatan kulit tersendiri dan menjadi salah satu dari langkah skincare routine yang tidak boleh ditinggalkan.

Selain untuk menyeimbangkan pH kulit, fungsi toner untuk wajah juga dapat membuat kulit lebih kencang dan mengecilkan pori-pori. Toner bisa disebut juga sebagai langkah pertama menuju perbaikan kulit, untuk memberikan antioksidan dan nutrisi pada kulit, serta dapat memberikan perawatan yang baik pada kulit agar tetap awet muda, kencang dan bersih.

Adapun toner yang diformulasi ulang saat ini digunakan untuk menargetkan berbagai masalah kulit, dari jerawat hingga kekeringan hingga penuaan. Beberapa toner diformulasikan untuk kulit berminyak. "Toner dengan kombinasi asam glikolat dan salisilat dapat membuat kulit berminyak tetap matte sepanjang hari," kata Estee Williams, MD, dokter kulit di NYC. 

Toner lainnya untuk jenis kulit yang lebih kering dan mengandung bahan-bahan yang menghidrasi. "Beberapa formulasi yang lebih baru bahkan merupakan campuran toner-serum dengan tekstur gel atau losion yang lebih kuat," jelas Christine Choi Kim, MD, seorang dokter kulit yang berbasis di Los Angeles.

Kapan menggunakan toner?

Pastikan untuk memilih toner sesuai tipe kulit wajah karena setiap produk skincare memiliki kandungan yang memiliki efek tersendiri. Ahli kimia kosmetik Vanessa Thomas menyarankan, toner bisa digunakan baik pagi maupun malam hari. Namun, bagi pemilik kulit sensitif, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter kulit terlebih dahulu. 

Thomas mengatakan, aplikasi pagi hari dapat menghilangkan keringat dan kotoran semalaman lainnya. Bagi mereka yang memiliki kulit berminyak atau berjerawat mungkin ingin menggunakan toner dua kali sehari untuk membantu mengurangi jerawat. Namun, jika kulit menjadi kering atau teriritasi, kembalilah ke aplikasi sekali sehari. 

Sementara itu, Dr. Kim, mengatakan, toner akan menyiapkan kulit untuk rangkaian skincare selanjutnya seperti pelembab dan serum sekaligus dapat menyingkirkan minyak berlebih dan kotoran membandel atau sisa riasan di wajah setelah mencucinya. 

Jadi, gunakan toner setelah mencuci muka tetapi sebelum mengoleskan serum atau pelembab. Menggunakan toner setelah membersihkan wajah sebaiknya saat kulit masih basah untuk meningkatkan efek produk. Setelah itu, dapat beralih ke skincare routine berikutnya, baik itu perawatan dasar seperti pelembab dan tabir surya atau perawatan khusus seperti serum.

Apa Itu Face Mist?

Dikutip dari laman Womens Health Magz, Elena Miglino, Duta Kecantikan Smith & Cult
mengatakan, pada dasarnya face mist diformulasikan untuk menyegarkan dan menutrisi kulit wajah yang bisa digunakan kapan saja. Maka dari itu, face mist tersedia dalam ukuran travel-friendly, yang menjadikannya cara yang bagus untuk menyegarkan kulit saat bepergian.

Face mist denga kata lain adalah produk yang dapat memberikan hidrasi instan, dan sangat cocok untuk semua jenis kulit. Ketika wajah terasa lebih kering dari biasanya karena cuaca musim dingin atau secara alami membutuhkan lebih banyak kelembapan, beberapa semprotan face mist akan membuat kulit terhidrasi dan bercahaya.

Kapan menggunakan face mist?

Face mist dapat merehidrasi dan melembabkan kulit dengan bahan-bahan yang menenangkan, serta memberikan nutrisi. 

Face mist bisa menjadi penyelamat saat berada di lingkungan ber-AC atau di luar ruangan pada siang hari. Cara mengaplikasikannya adalah, arahkan botol face mist sekitar 6-8 inci dari wajah dan semprotkan 2-3 kali. Keringkan udara sebentar & rasakan kulit yang menyerap formula baik dari face mist tersebut.

Dilansir dari laman Purplle, face mist juga bisa digunakan seperti layaknya primer sebelum mengaplikasikan riasan. Seperti primer, face mist yang sudah disemprotkan ke wajah, akan menciptakan tekstur wajah yang lebih halus dan terhidrasi dengan baik. Ini membuat produk riasan menjadi mudah dibaurkan. Biasanya, hasil dari face mist akan menciptakan riasan dewy look.

Apakah Keduanya Wajib Ada Dalam Rangkaian Skincare Routine?

Karena keduanya mempunyai tujuan dan efek yang berbeda pada kulit wajah, toner dan face mist diperlukan untuk pemakaian secara terpisah. Toner akan membersihkan kulit dan mempersiapkannya untuk pelembab, sedangkan face mist secara instan dan mudah menyegarkan kulit wajah setiap saat sepanjang hari. Tidak perlu bingung menentukan produk apa yang sesuai dengan kondisi wajah. Saat ini telah banyak merek exfoliasi toner lokal yang dapat dicoba meski pemula.

Menggunakan kedua produk ini secara teratur sebagai bagian dari rangkaian skincare routine akan melindungi kulit wajah dalam jangka panjang. Terlebih lagi, apabila keduanya dipakai, kulit bisa tampak lebih baik dan sehat.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."