Konsumsi Susu Oat Belum Tentu Turunkan Berat Badan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi susu oat atau oat milk (Pixabay.com)

Ilustrasi susu oat atau oat milk (Pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Ada banyak pilihan susu yang bisa dikonsumsi masyarakat. Salah satu pilihannya adalah susu oat. Susu yang berasal dari gandum semakin tren dan semakin disukai masyarakat. Namun apakah mengkonsumsi susu oat bisa menjadi cara terbaik untuk menurunkan berat badan?

Dokter Spesialis Gizi Klinik yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia dr. Christopher Andrian, M.Gizi, SpGK mengatakan konsumsi susu oat belum tentu membantu seseorang menurunkan berat badan mengingat komposisinya ialah karbohidrat. "Lihat komposisinya. Oat itu (sumbernya) karbohidrat yang mendominasi. Kalau dibikin susu, susunya tinggi akan karbohidrat," ujar Christopher di Jakarta, Jumat 7 Juli 2023.

Tidak jarang orang menambahkan oat dengan susu oat ketika mengkonsumsinya. Padahal artinya orang akan mengkonsumsi karbohidrat ditambah dengan karbohidrat lain. Jadi hal itu bisa menggandakan jumlah asupan karbohidrat. Padahal, mereka yang ingin menurunkan berat badan penting sekali untuk membatasi jumlah asupan karbohidratnya. "Kebayang enggak karbohidrat plus karbohidrat sama dengan makan nasi goreng pakai nasi putih. Turun enggak berat badan? Enggak karena karbohidratnya banyak sekali di situ," Christopher menjelaskan.

Tidak jarang pula, ada susu oat yang memiliki kandungan gula yang tinggi. 

Ia menyarankan agar orang orang yang ingin menurunkan bobot tubuh menghitung nutrisi harian susu, entah itu susu rendah lemak atau susu oat, termasuk unsuk kalori dan proteinnya. Hitungan kebutuhan nutrisi juga termasuk asupan makan atau camilan saat siang dan sore. Ia membolehkan masyarakat mengkonsumsi susu rendah lemak karena biasanya susu rendah lemak memiliki protein yang tinggi. Namun penting pula membatasi asupan kalorinya. "Hati-hati dengan snack siangnya, sorenya," kata dia. Menurutnya, sering sekali orang mengkonsumsi siomay, atau batagor, atau bahkan martabak manis sebagai camilannya. Padahal snack jenis itu memiliki kandungan gula tinggi.

dr. Christopher Andrian, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinik RS Siloam TB Simatupang/Greenfields

Terkait upaya menurunkan berat badan, Kementerian Kesehatan menyarankan penurunan maksimal 2 kilogram per bulan atau 1/5 kg per minggu dengan mengurangi asupan energi 500 kalori per hari. Contohnya, jika kebutuhan kalori dalam sehari sebesar 2.283 kalori dikurangi 500 kalori maka asupan harian yang dibutuhkan adalah 1.783 kalori.

Selain itu, orang-orang perlu juga meningkatkan aktivitas fisik misalnya dengan mulai menggunakan tangga dan berjalan lebih jauh dari tempat parkir serta akhir minggu melakukan aktivitas bersama keluarga.

Khusus untuk konsumsi makanan sehari-hari, sebaiknya tidak mengurangi jumlahnya secara drastis sehingga mengakibatkan pusing, lemas, keringat dingin, atau gejala lainnya yang membahayakan kesehatan.

Orang-orang juga sebaiknya tidak mengandalkan makanan formula saja untuk menurunkan berat badan, obat-obatan atau bahan penurunan berat badan tanpa pengawasan tenaga kesehatan.

Pilihan editor: Pola Hidup Sehat ala Maudy Ayunda, dari Trekking hingga Minum Susu Oat

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."