Ketahui Gejala Rabies pada Manusia ataupun Hewan Peliharaan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Dokter hewan menyuntikkan vaksin rabies kucing di Alun-Alun Depok, Depok, Jawa Barat, Selasa 27 September 2022. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia menggelar vaksinasi rabies gratis untuk kucing, anjing, monyet dan musang pada 27-29 September 2022. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Dokter hewan menyuntikkan vaksin rabies kucing di Alun-Alun Depok, Depok, Jawa Barat, Selasa 27 September 2022. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Depok dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia menggelar vaksinasi rabies gratis untuk kucing, anjing, monyet dan musang pada 27-29 September 2022. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penyakit rabies ditularkan lewat Gigitan Hewan Penular Rabies atau GHPR. Virus rabies pada manusia, baik pada anak-anak maupun dewasa, mampu menyebabkan beberapa gejala umum yang dapat dicermati, seperti kondisi tubuh lesu, demam, dan sakit tenggorokan, serta nyeri.

Bila gejala tersebut tidak mendapatkan penanganan medis, maka dapat menimbulkan gangguan sensoris pada tubuh seperti kesemutan, rasa panas di lokasi gigitan, serta gangguan saraf seperti pupil membesar, berkeringat, dan air mata menetes.

"Lama-lama akan timbul gejala seperti hidrophobia, takut air atau udara, dan cahaya. Kalau kena air atau udara, rasanya seperti tercekik. Bila berlanjut terus akan sulit bernapas," kata Anggota Unit Kerja Koordinasi Infeksi dan Penyakit Tropis Ikatan Dokter Anak Indonesia, Dr. dr. Novie Homenta Rampengan, saat diskusi media secara virtual di Jakarta, Sabtu, 17 Juni 2023.

Tak heran bila penderita penyakit ini, kata Novie, akan menghindari paparan cahaya langsung dan kontak dengan air.

Dia menyarankan bila seseorang terkena gigitan yang terindikasi virus rabies, maka segera cuci luka dengan sabun dan air mengalir selama 15 menit kemudian melapor ke Puskesmas, rumah sakit, atau Rabies Center, guna mendapatkan penanganan medis yang lebih cermat seperti pemberian vaksin atau serum anti-rabies.

"Bila hal itu dilakukan, maka akan mengurangi jumlah virus rabies secara cukup bermakna. Jadi, kalau jumlah virus rabies berkurang, otomatis derajat beratnya penyakit juga akan berkurang," ucap Novie.

Gejala Rabies pada Hewan Peliharaan

Tenaga kesehatan menyuntikan vaksin rabies kepada seekor anjing di Kelurahan Kebon Baru, Tebet, Jakarta, Selasa, 16 November 2021. Suku Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Selatan menyediakan 250 dosis vaksin rabies gratis dalam kegiatan tersebut. TEMPO/Muhammad Hidayat

Sementara itu, gejala rabies pada hewan peliharaan, khususnya anjing, dapat dicermati pada kondisi fisik seperti air liur berlebihan, hidung kering, dan ekor yang tertekuk di antara kedua kaki belakang. Tak hanya kondisi fisik, gejala rabies pada hewan anjing juga dapat terlihat pada perilaku yang sering menghindar, mudah terkejut, dan tidak patuh.

"Bila ada provokasi, dia bisa langsung menyerang. Gejala rabies juga membuat anjing mengalami fotophobia atau takut terkena cahaya matahari. Akibatnya, dia sering menyendiri di tempat gelap," jelas Novie.

Selain fotophobia, anjing bergejala rabies juga cenderung tidak memiliki hasrat untuk makan dan minum karena merasa tidak nyaman ketika melakukan kedua aktivitas tersebut.

"Dia akan berperilaku sangat liar dan menggigit benda-benda mati seperti kayu, batu. Pada akhirnya, rabies akan menyebabkan kelumpuhan dan kematian pada anjing dalam waktu 10-14 hari," paparnya.

Meski demikian, Novie menegaskan bahwa walaupun mematikan, penyakit rabies tetap dapat dicegah. "Rabies itu paling baik dicegah sebelum timbul gejala. Kalau ada yang tergigit hewan, segera lakukan tiga cara tadi," pungkasnya.

Pilihan Editor: 3 Cara Mencegah Penyebaran Virus Rabies

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."