Cerita Shareefa Daanish Alami Adult Acne: Aku jadi Sensitif Banget

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Shareefa Daanish saat ditemui di acara

Shareefa Daanish saat ditemui di acara "DermLive by La Roche Posay" di Ritz-Carlton Pacific Place pada Jumat, 2 Juni 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Aktris dan model, Shareefa Daanish mengisahkan perjuangannya menghadapi jerawat dewasa atau adult acne. Apa itu? Adult acne adalah kondisi kulit berjerawat yang akan dialami kebanyakan wanita di rentang usia 25 - 40 tahun diakibatkan hormon, stres, dan gaya hidup. Shareefa baru mengalami adult acne di usia 38 tahun, dan bisa dibilang jerawatnya kala itu cukup parah ketimbang saat remaja.

"Acne journey aku baru dimulai saat aku usia 38 tahun, 3 tahun lalu. Sebelumnya saat remaja kulit wajah aku tipe yang bandel, jarang bermasalah dengan jerawat. Tiba-tiba di usia 38 tahun satu per satu jerawat bermunculan, yang besar-besar, jadi kayak jerawat batu gitu," ujarnya saat ditemui dalam acara La Roche Posay di Ritz-Carlton, Jakarta Pusat, pada Jumat 2 Juni 2023.

Menurut Shareefa, jerawat tersebut muncul di sepertiga wajahnya, sekitar dagu, rahang, dan sekitar bibir.

"Panik dong aku, tiba-tiba jerawatan, sebelumnya aman-aman saja," ungkap bintang film Dara itu.

Bukan cuma panis, Shareefa mengaku sensitif tiap kali ada yang bertanya kondisi kulit berjerawatnya.

"Aku jadi sensitif banget, misalnya ada temen aku atau orang padahal mereka nanya baik-baik kok mukamu jerawatan sih. Aku bisa kepikirannya lama," katanya.

"Aku inget saat itu, setiap pagi setiap bangun tidur yang aku cari cermin berharap semoga jerawat aku membaik hari ini," lanjutnya.

Dia juga tak memungkiri kondisi kulit berjerawat memengaruhi  performanya dalam bekerja. Mengingat dia figur publik yang selau bekerja di depan sorot kamera. 

"Karena aku kerja di depan kamera. aku ingin memberikan tampilan maksimal dan prima, tapi aku tidak bisa akting lepas karena aku sibuk memikirkan dari angle sebelah mana yang jerawatnya tidak terlihat," tuturnya.

Meski dengan riasan noda hitam jerawat bisa ditutupi, tapi tekstur jerawat sulit untuk ditutupi, menurut pengalaman Shareefa.

Cara Mengatasi Adult Acne ala Shareefa Daanish

Awalnya, dia mencari tahu penyebab adult acne kepada orang-orang sekitar dan lewat internet. Ada yang menyebutkan kondisinya tersebut karena pemakaian masker saat beraktivitas di masa pandemi Covid-19, pencernaan atau hormon. Dia juga memperoleh cara mengatasi jerawat tersebut secara daring.

"Aku mulai cari tahu apa penyebab dan cara mengatasinya lewat online, social media. Di situ kan informasi tidak tersaring. Semua orang bisa memberikan masukan, rekomendasi, opini,
yang aku inget secara online adalah mencuci muka lebih sering, kok kulit muka aku jadi lebih kering, ya. karena pada dasarnya kulit wajah aku kering. Ada juga yang merekomendasikan pasta gigi, lemon, cuka apel," tuturnya.

Tak berlama-lama, dia segera menemui dokter kulit untuk mendapatkan penanganan yang tepat. Salah satunya dia menghindari makanan yang memicu jerawat di kulit wajahnya.

"Aku mulai menghindari makanan acnegenic, dairy (berbahan dasar susu), goreng-gorengan, tinggi gula, tinggi karbohidrat. Perawatan dari luar, aku setiap bulan rutin perawatan di klinik kecantikan yang sebelumnya aku harus konsultasi dulu dengan dermatologist. Dan, aku rutin pake skincare (produk perawatan kulit) yang cocok untuk kulit jerawat aku," ucapnya.

Dia juga mengungkapkan pentingnya mengelola stres untuk mencegah jerawat.

"Untuk menangani jerawat aku, aku juga mengelola stres. meski sulit, Tapi ini ngaruh banget buat aku. Jadi, aku berusaha me-manage stres aku dengan yoga setiap pagi. Aku ngerasa itu cukup membantu," tandas Shareefa Daanish.

Pilihan Editor: Cerita Shenina Cinnamon Berdamai dengan Masalah Jerawat

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."