Perjalanan Bisnis Kuliner Ayam Goreng Berkah Rachmat, Eksis 60 Tahun

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Febry Setiawan, generasi ketiga dan pemilik dari usaha kuliner Ayam Goreng Berkah Rachmat, ditemui di Melawai, Blok M, pada Kamis, 25 Mei 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

Febry Setiawan, generasi ketiga dan pemilik dari usaha kuliner Ayam Goreng Berkah Rachmat, ditemui di Melawai, Blok M, pada Kamis, 25 Mei 2023. Foto: CANTIKA/Silvy Riana Putri

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Bisnis kuliner Ayam Goreng Berkah Rachmat yang berlokasi di daerah Melawai, Jakarta Selatan, eksis hampir 60 tahun. Kini, usaha keluarga itu dikelola oleh generasi ketiganya, yaitu Febry Setiawan.  Baru-baru ini, saat restorannya terpilih sebagai juara lokal ayam goreng versi GoFood, Febry mengisahkan awal mula usaha kuliner keluarganya itu terbentuk.

Menurut Febri, pelopor bisnis Ayam Goreng Berkah Rachmat adalah mendiang kakeknya, Rahcmat Muljoredjo. Di masa kemerdekaan, kakeknya merupakan tentara kemerdekaan yang ditugaskan di bagian dapur untuk memasak makanan tentara. 

"Salah satu keahliannya dalam hidup adalah memasak," ujar Febri di Jakarta Selatan, pada Kamis, 25 Mei 2023.

Tak sampai di situ, kepiawaian kakeknya dalam memasak, membuat dia ditunjuk sebagai salah satu orang yang bertanggung jawab menyediakan makan siang untuk pekerja bangunan saat membangun Stadion Gelora Bung Karno pada tahun 60-an.

Berbekal dari pengalaman itulah, Rachmat konsisten berjualan ayam goreng di warung tenda kawasan Melawai.

"Kita buka pasang tenda (warung tenda) dari tahun 70-an sampai 2010, belum permanen. Lokasinya di pujasera daerah melawai. Baru di tahun 2011 menyewa tempat ini," tutur pria asal Semarang itu.

Saat ini, Ayam Goreng Berkah Rachmat memiliki dua restoran di daerah Melawai, Jakarta Selatan. Dari 15 pegawai, kini sudah ada 45 pegawai. Setiap harinya terjual 500 ekor ayam goreng dengan omzet 30 - 40 juta per hari.

Rumus Eksistensi selama Hampir 60 Tahun

Saat ditanya apa rumus atau rahasia eksistensi bisnis ayam gorengnya hingga saat ini, Febry menyebut konsistensi rasa yang utama. Mengingat para penjual ayam goreng terus bertumbuh sepanjang waktu, Febry memegang teguh bumbu dan rempah racikan kakeknya, tanpa pernah mengurangi atau menambahkan apa pun.

"Apa yang kami kerjakan dan bumbu yang kami gunakan itu adalah warisan dari kakek. Kami tidak berani menambahkan atau mengurangi takaran dari resep kakek kami. Sesuai dengan resep warisan," kata Febry yang memimpin Ayam Goreng Berkah Rachmat sejak 2010, sepeninggal sang kakek wafat.

Selain bumbu, untuk menjaga konsistensi rasa, Ayam Goreng Berkah Rachmat selalu memakai ayam kampung yang dibeli dan diolah di hari yang sama.

Rumus lain eksistensinya adalah harga. "Harga harus bisa sedikit bersaing dengan kompetitor yang ada. Itu yang kami lakukan untuk terus eksis," jelasnya.

Perkembangan zaman juga tak membuat Febry dan tim menutup mata. Sejak tahun 2015 sudah gabung ke Gojek untuk semakin memperluas layanan antarnya, tak cuma sekitar di Kebayoran Baru. Menurut Febry, hal itu berdampak pada jumlah pesanan yang meningkat. Bahkan, di masa Pandemi Covid-19, dengan pemberlakuakan aktivitas di rumah saja, penjualan secara daring atau online sebagai penyumbang terbesar yang membuat mereka bertahan dan tidak merumahkan karyawan satu pun.

Febry juga mengatakan dia kerap melayani dan menyapa pelanggan setianya. Hal itu dia lakukan untuk menjaga ikatan bak kekeluargaan dengan pelanggannya, dan termasuk rumus eksistensi andalannya.

"Saat ini dan semenjak saya pegang, saya selalu berusaha mengenal nama pelanggan. Jadi saya sering berkomunikasi sama dia. Saya pun masih sering melayani pelanggan yang datang ke restoran," katanya.

"Semakin pelanggan mengenal kita, dan semakin kita sering berkomunikasi sama pelanggan, jadi ada kedekatan sendiri sama pelanggan," pungkasnya.

Pilihan Editor: Ini Kunci Kelezatan Ayam Goreng Berkah Rachmat, dari Bumbu hingga Jenis Ayam

Halo Sahabat Cantika, Yuk Update Informasi dan Inspirasi Perempuan di Telegram Cantika

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."