Tidak Hanya sebagai Anti-inflamasi, Kunyit juga Bisa Meningkatkan Memori

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi kunyit beserta daunnya (Pixabay.com)

Ilustrasi kunyit beserta daunnya (Pixabay.com)

IKLAN

Kunyit baik untuk peradangan?

Ilustrasi Kunyit. shutterstock.com

Kunyit dikenal sebagai anti-inflamasi yang bisa menurunkan tingkat dua enzim dalam tubuh yang menyebabkan peradangan, menurut Gunung Sinai. Terlebih lagi, "peradangan disebabkan oleh kerusakan radikal bebas dalam tubuh, dan kurkumin telah terbukti mengurangi jumlah keseluruhan radikal bebas," kata May Zhu, RDN, LDN, ahli gizi ahli diet terdaftar dan pendiri Nutrition Happens.

Karena itu, kunyit sering dianggap sebagai pengobatan potensial untuk sejumlah kondisi kesehatan terkait peradangan, terutama radang sendi (yaitu peradangan sendi). Dalam sebuah studi tahun 2012 khususnya, menemukan bahwa kurkumin adalah pengobatan yang lebih efektif daripada obat anti-inflamasi pada orang dengan rheumatoid arthritis. Penelitian lain menunjukkan bahwa kurkumin dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif pada pasien dengan osteoartritis lutut berkat kemampuannya untuk mengurangi peradangan dan, dengan demikian, rasa sakit.

Kunyit juga telah terbukti membantu mereka yang memiliki kondisi terkait peradangan lainnya, seperti kolitis ulseratif (UC), sejenis penyakit radang usus. Dalam sebuah studi tahun 2006 terhadap pasien dengan UC, mereka yang mengonsumsi 2 gram kurkumin sehari - bersama dengan obat resep - lebih mungkin untuk tetap dalam remisi daripada mereka yang menggunakan Rx sendirian.

Penting untuk dicatat, bahwa Anda harus berkonsultasi dengan dokter sebelum menambahkan kunyit ke rutinitas konsumsi Anda, terutama jika Anda sudah menjalani perawatan untuk kondisi peradangan.

Berapa Banyak Kunyit yang Bisa Anda Konsumsi Setiap Hari?

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."