6 Tanda Hubungan Tidak Sehat, Cemburu Tak Berujung hingga Pelecehan Emosional

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

Ilustrasi pasangan bertengkar. Foto: Freepik.com/Drazen Zigic

IKLAN

3. Kecemburuan Tak Berujung

Kecemburuan adalah manifestasi dari rasa tidak aman. Hal ini menguras energi mental dan emosional orang yang cemburu, dan membatasi energi kalian berdua sebagai pasangan.

Tiba-tiba, semua orang dan segala sesuatu menjadi ancaman yang berpotensi. Tuduhan membabi buta dilontarkan dan kebencian pun muncul.

Ada alasan mengapa Shakespeare menyebut kecemburuan sebagai "monster bermata hijau". Seperti halnya pikiran yang penuh kecurigaan, kecemburuan juga bersifat predator. Kecemburuan memproyeksikan masalah pribadi atau rasa tidak aman pada orang lain.

4. Sasaran Hiperkritik dan Pelecehan Emosional

Dampak buruk dari pelecehan emosional adalah pelecehan tersebut akan mengikis kepercayaan diri dan harga diri secara perlahan. Dan, pada akhirnya melahap harga diri Anda dengan pesan yang mendasari bahwa tidak ada orang lain yang akan mencintai Anda.

Ketika pasangan mengkritik setiap hal kecil yang Anda pikirkan, katakan, dan lakukan, Anda pasti akan melakukan salah satu dari dua hal. Anda akan berusaha keras untuk mencari tahu apa yang pasangan Anda inginkan (yang selalu berubah-ubah) agar Anda bisa mencegah kritik di masa depan atau Anda akan merasakan sengatannya sebagai tanda bahwa Anda tidak dimaksudkan untuk menerima pelecehan ini.

Jika kamu mendapati diri membenarkan komentar atau perilaku pasangan Anda yang merendahkan - atau lebih buruk lagi, memikul tanggung jawab atas hal tersebut - orang ini bukanlah seorang penjaga, dan kalianberdua perlu mendapatkan bantuan.

Ingatlah bahwa Anda tidak bisa menyelamatkan pasangan, tapi Anda bisa menyelamatkan diri sendiri.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."