Mengulik 8 Jenis Cinta, dari Universal Hingga Penuh Gairah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
ilustrasi cinta valentine (pixabay.com)

ilustrasi cinta valentine (pixabay.com)

IKLAN

4. Cinta Obsesif

"Meskipun secara teknis merupakan bentuk cinta, jenis cinta yang satu ini lebih sedikit tentang ketertarikan dan lebih banyak tentang satu orang yang menginginkan kontrol," jelas Pharaon. Hal ini kemungkinan besar terjadi ketika salah satu pihak dalam hubungan romantis ingin mengendalikan atau memiliki pihak lain. "Fokusnya menjadi orang lain," katanya. "Semua energi diarahkan ke sana."

Bentuk cinta obsesi seperti ini tidak sehat dan sangat beracun. Hal ini terjadi "ketika salah satu pasangan mencari tingkat validasi, keterikatan, dan ketergantungan yang ekstrem dari pasangannya," kata Williams.

Mereka yang cenderung mencintai secara obsesif tidak dapat menerima penolakan dengan baik, yang dapat membuat mereka menyakiti orang lain di sekitarnya, jelasnya. Jika seseorang merasa bahwa mereka sedang menjalin hubungan dengan seseorang yang mencintai secara obsesif, dia merekomendasikan untuk segera meninggalkannya: "Ketika kamu mengetahui nilai dirimu, kamu akan dapat mengenali hubungan yang tidak sehat dengan mudah tanpa perlu khawatir akan perasaan dan waktu," tambahnya.

5. Cinta Penuh Gairah

Cinta yang penuh gairah dapat dilihat sebagai cinta yang dipimpin oleh hasrat atau yang dipimpin oleh pendamping, kata Pharaon. Dia menggambarkannya sebagai "keadaan kerinduan yang kuat untuk bersatu dengan orang lain," berdasarkan definisi dari psikolog Elaine Hartfield dan Richard Rapson.

Jika kamu merasakan cinta yang penuh gairah, kamu sedang membangun hubungan emosional dengan pihak lain yang kamu harapkan akan berkembang menjadi suatu jenis hubungan, kata Williams. Hal ini mendapat beberapa kritik karena cinta yang penuh gairah dapat memulai hubungan yang panas dan berat, namun seiring berjalannya waktu, cinta yang penuh gairah juga akan berubah menjadi cinta yang abadi.

Apakah cinta yang penuh gairah itu sehat atau tidak, tergantung pada situasinya. "Cinta yang penuh gairah itu sehat jika berasal dari tempat yang penuh kegembiraan dan ketertarikan," kata Williams. Tapi itu tidak sehat "ketika cinta itu dengan seseorang yang sudah memiliki hubungan, atau ketika cinta itu melewati batas obsesif."

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."