Ketahui 4 Alasan Mengapa Protein Nabati Lebih Sehat dari Hewani

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK

Ilustrasi daging sapi. Foto: Unsplash/PK

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Penelitian menunjukkan bahwa daging sebagai sumber protein bukan yang paling sehat. Jauh lebih baik untuk mendapatkan protein yang diperlukan dari tumbuhan. Secara umum, diet berat pada materi tanaman cenderung lebih sehat.

Faktanya, menurut tinjauan 2017 di International Journal of Epidemiology, yang meninjau 95 studi, makan lima porsi protein nabati per hari memberikan risiko serangan jantung dan stroke yang sedikit lebih rendah, dan meningkatkan asupan hingga 10 porsi sehari dapat menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seseorang sebesar 28 persen dan risiko kematian secara keseluruhan sebesar 31 persen.

Secara umum, penelitian menunjukkan bahwa lebih sedikit daging hewani - sebagian besar daging merah - lebih baik daripada lebih banyak, dalam hal kesehatan jangka panjang. Anda juga tidak perlu menyukai tahu (itu bukan protein nabati terbaik), selama Anda berusaha untuk makan lebih banyak protein Anda dari tanah dan lebih sedikit dari hewan.

Inilah jawaban mengapa protein hewani lebih sehat dari proten hewani:

1. Protein tanaman memiliki lebih banyak nutrisi dan serat

Daging hewani dikenal karena banyak nutrisi. Jika Anda makan berbagai daging hewani (terang dan gelap, bukan hanya daging sapi, serta berbagai organ), Anda dapat menikmati semua asam amino yang Anda butuhkan untuk memproduksi protein tubuh Anda sendiri plus vitamin seperti B12, niasin, tiamin, b5 , B6, B7, dan Vitamin A dan K.

Namun, jika Anda menukar semua protein hewani dengan diet protein nabati yang sama beragamnya seperti kacang-kacangan, biji-bijian, dan kacang-kacangan, makanan ini juga dikemas penuh dengan spektrum nutrisi yang serupa. Perbedaan terbesar adalah vitamin B12, yang sebagian besar tanaman tidak dapat diproduksi sendiri. Anda bisa mendapatkan B12 dari rumput laut yang dapat dimakan dan dalam sereal yang dibentengi, meskipun cara termudah adalah melalui suplementasi atau dengan makan produk hewani.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."