Hindari Risiko Penularan Virus dan Bakteri dengan Sabun Antibakteri

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com

Ilustrasi virus Langya. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Masyarakat dan tenaga kesehatan harus selalu waspada menghadapi ancaman monkeypox sebagai kondisi kesehatan darurat dunia, beserta varian COVID-19 yang terus bermutasi dan berpotensi menembus kekebalan tubuh.

Daeng Mohammad Faqih, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) periode 2018-2021 dan Rektor Univ. MH Thamrin mengatakan kita semua dianjurkan untuk mengurangi berbagai risiko penularan dari virus dan bakteri yang dengan cepat bermutasi, dengan selalu melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker dan menjaga higienitas pangan. 

Menurut Dokter Valda Garcia, praktisi kesehatan, mandi menggunakan sabun yang mengandung formula antibakteri, merupakan langkah preventif untuk tetap terlindungi dari ancaman berbagai penyakit akibat kuman yang terus bermutasi. 

“Virus akan selalu beradaptasi untuk mengelabui sistem kekebalan tubuh inangnya, yaitu manusia. Hal ini membuat tubuh akan lebih sulit mengenalinya karena virus semakin kuat dan mudah berkembang biak saat bermutasi. Penggunaan sabun anti-bacterial merupakan langkah perlindungan ekstra, karena bekerja membunuh virus dan bakteri dengan lebih ampuh, sehingga bisa mengurangi risiko dari berbagai penyakit,” ungkap Valda.

Mita Ardiani, Marketing Manager Personal Care Category Wings Group mengatakan bahwa pandemi telah mengubah banyak kebiasaan masyarakat, termasuk frekuensi mandi yang menjadi lebih sering. “ProGuard, the next level of antibacterial body wash ini merupakan inovasi terbaru dari Wings, agar rutinitas mandi menjadi lebih efektif karena formulanya ampuh melawan kuman, bakteri dan virus yang makin bermutasi menggunakan formula antibacterial plus. 

"Kandungan Chlorhexidine Gluconate (CHG) sebagai bahan antiseptik ProGuard bisa menghambat pertumbuhan bakteri lebih cepat dan lebih lama, sekaligus mampu menjaga kelembaban kulit karena menggunakan Non-Drying Formula yang telah lulus uji dermatologi. Kuman, bakteri dan virus makin upgrade, sabun-nya juga harus upgrade dong,” ungkap Mita Ardiani. 

Lebih lanjut, Mita mengatakan bahwa pertumbuhan pasar sabun anti bakterial di Indonesia masih cenderung positif hingga akhir tahun 2021. Market sabun antibakteri terutama sabun cair bertumbuh double digit sejak 2020, bahkan mencapai 26,2 persen. 

Sabun anti-bacterial ProGuard hadir dalam tiga varian yang dapat diandalkan di berbagai aktivitas sehari-hari, yaitu varian Daily Cleansing yang mengandung eucalyptus sebagai antibakteri alami, Daily Purifying yang mengandung sea mineral untuk mengangkat kotoran dan minyak berlebih, dan Daily Refreshing yang mengandung lemongrass scent, yang efektif melawan kuman dan bakteri penyebab bau badan.

Baca: Kisah Marilee Shapiro Asher, Sembuh Dua Kali dari Serangan Virus

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."