Oscar Lawalata Gelar Festival Aku dan Kain, Rayakan Keragaman Budaya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Oscar Lawalata Culture menggelar pameran kain Nusantara bertajuk Aku dan Kain, membawa pesan keragaman budaya/Foto: Cantika

Oscar Lawalata Culture menggelar pameran kain Nusantara bertajuk Aku dan Kain, membawa pesan keragaman budaya/Foto: Cantika

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Desainer Asha Smara Darra, melalui lini busananya Oscar Lawalata Culture menggelar festival yang terbuka untuk umum bertajuk "Aku dan Kain" yang membawa pesan The Age of Diversity atau masanya merayakan keragaman budaya. 

“Persatuan bukan keseragaman, ada keindahan dan ada kekuatan. Perbedaan harus disatukan, bukan dimusnahkan. Bersatu dalam perbedaan," demikian pesan yang ingin disampaikan kepada masyarakat. 

Pameran kain Nusantara yang digelar mulai hari ini hingga 10 September 2022 di Museum Nasional ini menjadi sebuah gerakan dalam merayakan keanekaragaman budaya, bertujuan untuk membangun rasa nasionalisme, cinta budaya, dan mengangkat keindahan nilai-nilai pluralisme. 

Oscar Lawalata Culture menggelar pameran kain Nusantara bertajuk Aku dan Kain, membawa pesan keragaman budaya/Foto: Cantika

Menggandeng Musemum Nasional, Oscar Lawalata Culture berkolaborasi dengan berbagai pihak di bidang kreatif untuk merayakan festival budaya yang ditujukan agar masyarakat mengenal budaya Indonesia terutama kain Nusantara. Dalam pameran Aku dan Kain ini terdapat instalasi yang memamerkan ragam kain dari berbagai daaerah di Indonesia, mulai dari kain tenun hingga batik tulis. 

Menurut Oscar Lawalata, dalam keterangannya menyebut demi mengembangkan dan menjaga warisan budaya bangsa, maka kekayaan kain tradisional Indonesia perlu diwariskan kepada generasi penerus. Salah satunya melalui festival kain yang melibatkan banyak figur publik dari berbagai latar belakang dan usia. 

Oscar Lawalata Culture menggelar pameran kain Nusantara bertajuk Aku dan Kain, membawa pesan keragaman budaya/Foto: Cantika

Cantika berkesempatan mengunjungi festival yang didesain estestik. Salah satu kain tradisional yang menarik perhatian ialah Lipa Songke Jok dari Manggarai, Nusantara Timur pada abad ke-20. Kain berwarna biri indoigo dan merah bata ini termasuk sarung tradisional Manggarai yang dikenakan baik oleh laki-laki maupun perempuan.

Ciri khas kain terlihat dari adanya "jok" yaitu motif segitiga kecil berjajar si sepanjang tepi yang dibuat dengan menggunakan teknik tapestri. Diketahui teknik tapestri ialah membuat karya tekstil dengan cara menyulam benang-benang, serta-serat, dan bahan lain seperti kayu, logam, dan rotan dalam satu komposisi benda yang memiliki fungsi seni dan pakai.

Jangan lupa turut mengunjungi Festival Aku dan Kain sebagai salah satu cara berkontribusi demi eksistensi kain tradisional di Indonesia. Sebagai informasi, harga tiket masuk senilai Rp. 20.000,-.

Baca: Trunk Show ala Srikandi BUMN, Etnik dengan Tenun Ikat Karya Oscar Lawalata

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."