Issey Miyake dalam Kenangan, Warisannya Teknik Lipit, Parfum, dan Tas Bao Bao

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Issey Miyake (Brigitte Lacombe/mds.isseymiyake.com)

Issey Miyake (Brigitte Lacombe/mds.isseymiyake.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perancang busana Jepang Issey Miyake yang meninggal dunia akibat kanker hati pada 5 Agustus lalu, merupakan salah satu tokoh paling terkenal di dunia mode. Miyake dikenal dengan gaya busananya yang berlipit dan tidak kusut, ia juga pria di balik kemeja turtleneck hitam ikonik yang dikenakan oleh pendiri Apple Steve Jobs. Dia membuat lebih dari 100 turtleneck hitam untuk Steve Jobs.

Dikutip dari Reuters, Miyake sebenarnya pernah bercita-cita menjadi penari atau atlet. Ambisinya berubah ketika dia membaca majalah mode milik saudara perempuannya.

Issey Miyake lahir di Hiroshima. Ia adalah saksi mata tragedi bom atom yang dijatuhkan di kota tersebut. Saat itu, Miyake berusia tujuh tahun dan sedang berada di kelas. Saat-saat itu bukanlah topik yang dia suka bicarakan.

Fashion show Issey Miyake Spring/Summer 2020 di Paris Fashion Week 2020. (Instagram@isseymiyakeusa)

Pada tahun 2009, dia menulis di New York Times untuk Presiden Barack Obama bahwa dia tidak ingin dicap sebagai "perancang aman" bom "Ketika saya menutup mata, saya masih melihat hal-hal yang tidak boleh dialami oleh siapa pun," tulisnya, menambahkan bahwa tiga tahun kemudian, ibunya meninggal karena paparan radiasi.

"Saya mencoba, meskipun tidak berhasil, untuk melupakan itu, memilih untuk memikirkan hal-hal yang dapat diciptakan, tidak dihancurkan, dan yang membawa kebahagiaan dan keindahan. Saya tergerak untuk mendesain mode, sebagian karena itu adalah format kreatif yang modern dan optimis."

Miyake belajar desain grafis di universitas seni Tokyo, kemudian belajar fashion di Paris. Miyake bekerja dengan perancang busana Guy Laroche dan Hubert de Givenchy, lalu berangkat ke New York. Dia kembali ke Tokyo pada tahun 1970 dan mendirikan Miyake Design Studio. Segera setelah itu, ia membuka butik pertamanya di Paris.

A Drop d'Issey adalah babak baru yang menceritakan kisah Issey Miyake Parfums dengan dinamika baru/Foto: A Drop d'Issey

Miyake yang merancang busana nyaman dan berteknologi tinggi ini adalah bagian dari gelombang desainer muda Jepang yang meninggalkan jejak mereka di Paris sejak pertengahan 1970-an.

Pada akhir 1980-an, ia menemukan cara baru untuk membuat lipatan dengan membungkus kain di antara lapisan kertas dan memasukkannya ke dalam mesin press panas, sehingga lipatannya bertahan lama. Diuji untuk kebebasan bergerak mereka pada penari, penemuan ini menciptakan tanda tangan Miyake, baris "Pleats, Please". Di era ini, ia bereksperimen dengan banyak bahan, mulai dari plastik, kawat logam, bahkan kertas Jepang, seperti dikutip dari AFP.

Miyake telah mengembangkan banyak lini fashion mulai dari fashion untuk pria, wanita hingga tas, jam tangan, wewangian hingga pada tahun 1997 ia memilih untuk fokus pada penelitian.

Untuk parfum salah satunya ialah A Drop d'Issey menjadi babak baru yang menceritakan kisah Issey Miyake Parfums dengan dinamika baru. Drop d'Issey membuka jalan bagi komitmen dan proyek baru merek yang akan datang. Alam selalu menjadi sumber inspirasi, penuh dengan kegembiraan, keindahan, dan kebebasan. 

Baca:Pertunjukan Gaun Melayang Issey Miyake di Paris Fashion Week

ANTARA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."