4 Sebab Jerawat di Kulit Kepala serta Cara Mengatasinya

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Silvy Riana Putri

google-image
Ilustrasi kepala gatal. Shutterstock

Ilustrasi kepala gatal. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Jerawat di kulit kepala merupakan masalah yang umum ditemui di dunia kecantikan. Mirip dengan jerawat di wajah atau tubuh, jerawat di kulit kepala juga terjadi karena terkait produk minyak yang berlebih, menurut Dr. Jyoti Gupta, ahli kulit asal India. Selain itu, faktor kebersihan juga berperan besar dalam munculnya jerawat di kepala.

Untuk lebih lengkapnya, simak empat sebab jerawat di kulit kepala:

1. Peningkatan produksi minyak atau sebum

Kondisi ini bisa terjadi karena pijat minyak, peningkatan hormon testosteron (yang dapat terjadi dengan pubertas, penambahan berat badan atau masalah hormonal) dan suplemen yang mengandung steroid atau zat androgenik , seperti protein whey.

2. Peningkatan lapisan kulit mati yang menyumbat pori-pori

Biasanya ini terjadi terutama pada orang yang jarang keramas, kebiasaan bekerja dalam keringat atau kotoran, dan aplikasi produk penataan rambut seperti gel atau lilin.

3. Peradangan pada folikel rambut

Karena penyumbatan pada folikel rambut, biasanya terjadi reaksi peradangan yang menyebabkan kemerahan, nyeri dan bengkak. Kondisi stres, kecemasan, kurang tidur, dan kebiasaan gaya hidup yang salah dapat semakin meningkatkan peradangan.

 4. Peningkatan produksi Propionibacterium

ini adalah bakteri yang menyebabkan penyebaran jerawat dan membuatnya jauh lebih parah dan meluas.

Jerawat biasanya bermanifestasi sebagai benjolan kecil yang berisi nanah. Seiring dengan itu, bisa terjadi pembengkakan, nyeri, dan gatal. Biasanya, mereka sembuh tanpa gejala sisa, tetapi muncul beberapa jaringan parut dan dapat menyebabkan kerontokan rambut secara permanen di area jeawat.

Meskipun kerontokan sangat minimal, jika itu sering terjadi dapat menyebabkan kebotakan yang terlihat pada kulit kepala. Hal itu juga bisa memengaruhi kepercayaan diri dan kesehatan mental ke depannya.

Cara Mengatasi Jerawat di Kulit Kepala:

1. Modifikasi gaya hidup

Diet sehat, berhenti merokok, kurangi asupan whey atau isolat, steroid, penurunan berat badan, dan manajemen kecemasan.

2. Ubah kebiasaan menata rambut

dengan cara mengurangi penggunaan produk pada kulit kepala seperti wax, pomade, dan sampo kering. Batasi pula penggunaan alat penataan rambut dengan energi panas seperti hair dryer atau catokan.  Pijat minyak rambut atau pijatan pada kulit kepala juga harus dihentikan. Jika aplikasi minyak diperlukan, aplikasikan secara lembut 30 menit sebelum mencuci rambut

3. Rutin membersihkan

Pastikan Anda rutin membersihkan benda-benda yang kerap dipakai atau bersentuhan dengan kepala. Contohnya, sarung bantal, ikat kepala, syal, bandana, dan helm

4. Penggunaan sampo

Frekuensinya bisa setiap hari jika ada produksi minyak dan kumpulan kotoran atau keringat yang berlebih. Sampo harus diterapkan pada kulit kepala, bukan pada helai rambut. Jenis sampo yang disarankan:

  • berbasis antibiotik atau antiseptik (cetrimide/betadine)
  • berbasis keratolitik atau pengelupasan (berbasis asam salisilat)
  • berbahan dasar antijamur (ketaconazole/climbazole)
  • berbasis anti-inflamasi (steroid dalam kasus tertentu, seng sulfat)

Seiring dengan langkah-langkah di atas, aplikasi krim/gel anti-jerawat biasanya diperlukan dan kadang-kadang antibiotik oral harus diresepkan untuk mengatasi infeksi.

Dalam kasus yang parah dan resisten, pengobatan hormonal dan obat pengurangan minyak oral diberikan dalam jangka panjang. Selain itu, kemungkinan konsultasi dengan dokter kulit untuk evaluasi dengan pemeriksaan dan tes seperti kultur organisme patogen dan biopsi mungkin harus dilakukan. Tujuannya untuk mencapai kesimpulan yang tepat dan mendapatkan perawatan jerawat di kulit kepala yang tepat.

Baca juga: Mengenal Witch Hazel yang Berkhasiat Atasi Jerawat

PINK VILLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."