Pengaruh Fandom dalam Aktivisme Sosial dan Politik, Ini Kata Antropolog

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
BTS. Dok. BigHit Music.

BTS. Dok. BigHit Music.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Antropolog Digital Karlina Octaviany mengatakan bahwa budaya fandom K-pop tak hanya sekadar mencintai idolanya tetapi juga memiliki pengaruh yang positif dalam aktivisme sosial bahkan politik. Salah satu contohnya adalah budaya dari fandom ARMY yang merupakan sebutan fans grup K-pop Bangtan Sonyeondan alias BTS. Sejak 2017 lalu, BTS bersama UNICEF menyebarkan gagasan LOVE YOURSELF dan ARMY mengamplifikasikan hal itu dengan melakukan edukasi digital, kesehatan mental, hingga #MatchAMillion Black Live Matter.

Di Indonesia sendiri, ARMY telah berkontribusi dalam berbagai gerakan kebaikan seperti donasi pendidikan hingga dukungan advokasi perempuan korban kekerasan. Dengan seluruh aktivitas positif dari ARMY ini, menurut Karlina budaya fandom pun memiliki pengaruh yang positif. "Demo Omnibuslaw ini kan sempat ramai ya. Dan ternyata yang banyak menyuarakan juga ARMY. Bisa dilihat ada juga yang sudah menganalisa bahwa gerakan K-pop itu salah satu yang terbesar di dunia digital," kata Karlina saat dijumpai di Jakarta Selatan, Sabtu.

"Jadi kita nggak bisa melihat ketika anak muda terlibat, terutama perempuan kalau ikut di gerakan tuh kayaknya nggak ngerti-ngerti amat. Ikut-ikutan doang. Apalagi fandom K-pop yang anonim. Tapi ternyata ARMY ini berjalannya secara organik, tidak ada komando," sambungnya.

Tak hanya itu. Menurut Karlina kini masyarakat tak bisa lagi membedakan mana gerakan yang paling berjasa atau yang tidak. Sebab, semuanya pasti memiliki modalitas sosial untuk melakukan suatu perubahan. "Kalau soal gerakan sosial, kita nggak bisa lihat satu yang paling berjasa atau satu yang yah kurang berjasa. Semuanya pasti punya modalitas sosial untuk melakukan perubahan," ujarnya.

"Salah satu kekuatan ARMY ya di modalitas sosial itu, bahwa sesama ARMY itu deep thrust-nya tinggi gitu ya. Kita percaya kalau kita mendonasikan ke ARMY, ARMY punya tanggung jawab untuk menjaga nama baik BTS dalam pengelolaan donasi," imbuh Karlina.

Ketika BTS tidak lagi menerima berbagai bingkisan dari fans secara langsung, para fans pun mulai berinisiatif untuk menyampaikan hadiah melalui berbagai macam acara. Misalnya saja seperti penggalangan dana, dan lain sebagainya.

Karlina menjelaskan, ARMY sendiri pun telah menyelenggarakan berbagai aksi sosial dengan berbagai macam isu. Misalnya saja seperti isu tentang psikologi maupun kesehatan. "Yang menarik juga, ini konsisten. Di lihat dari 2018, gerakan pemuda itu kan susah banget. Saya banyak ngobrol sama ARMY-ARMY Indonesia, gerakan sosialnya dari 2018 itu ada yang soal psikologi, soal kesehatan, tetap konsisten sampai sekarang," ungkapnya.

Menjelang hari jadi BTS yang ke-9 pada 13 Juni dan hari jadi ARMY pada 9 Juli mendatang, komunitas Senyum ARMY mengadakan pameran di Jakarta, Bandung dan Yogyakarta. Di Jakarta sendiri, pameran seni itu diadakan di Plaza Indonesia dari 6 Juni hingga 4 Agustus 2022. Pameran itu pun juga bekerja sama dengan UNICEF dalam menggalang dana guna membantu anak-anak yang putus sekolah di Indonesia.

Baca: Jelang BTS Comeback Senyum Army Gelar Pameran Seni di Jakarta dan Bandung

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."