Drakor Tomorrow Tamat, Simak Pesan Moral Tentang Ingatan Baik dan Buruk

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Drama Korea Tomorrow. Dok. Netflix.

Drama Korea Tomorrow. Dok. Netflix.

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta  - Drama Korea atau drakor bertajuk Tomorrow yang dibintangi Kim Hee Sun, Rowoon SF9, dan Lee Soo Hyuk telah menayangkan episode pamungkasnya pada Sabtu, 21 Mei 2022 lalu dengan titel Takdir. Sesuai judulnya, mereka bertiga pada akhirnya menjalani takdir masing-masing yang tidak bisa diubah. 

Diadopsi dari Webtoon populer dengan judul sama, Tomorrow menceritakan tentang Choi Joon-woong (Rowoon SF9) yang tengah berjuang mencari pekerjaan, mengalami kecelakaan karena menolong orang yang ingin bunuh diri dengan lompat ke sungai.

Choi Joon woong mengalami koma hingga akhirnya ditawari Direktur Alam Baka untuk bergabung dengan Tim Manajemen Risiko bersama dua malaikat maut lainnya. Ia akan bangun dalam kurun waktu 6 bulan jika bersedia membantu Goo Ryeon (Kim Hee Sun) dan Lim Ryung Gu (Yoon Ji On) untuk menyelamatkan nyawa orang yang ingin bunuh diri.

Ada salah satu episode menarik yang related dengan banyak penonton, terutama di bagian pembicaraan perihal memori atau ingatan manusia. Saat itu karakter Koo Ryeon alias si malaikat maut ngomongin soal memori manusia.

Saat itu Ryeon bicara jika ingatan manusia bersifat selektif, menyimpan yang baik dan membuang yang buruk. Namun, pendapat tersebut berbeda jika ditinjau dari perspektif psikologi.

Menurut Psikolog Samanta Elsener dalam laman Instagramnya, pendapat Ryeon tidak sepenuhnya benar. "Ingatan manusia memang selektif, tetapi detail akan kenangan buru lebih melekat dibanding pengalaman baik."

Mana kenangan yang paling mudah kita ingat?

"Jawabannya tentu saja, kenangan yang dianggap buruk. Di sisi lain fakta ini menunjukkan kenangan buruk itu selalu berefek buruk. Dari pengalaman yang enggak mengenakkan ternyata manusia bisa belajar untuk jadi lebih bijak dan menanggapi hidup dengan lebih legowo seiring waktu," lanjutnya.

Terdapat juga penelitian yang mengatakan kenangan buruk ini memang paling banyak terjadi di usia 20-30 tahun, dimana hidup lagi benar-benar naik-turun. Oleh sebab itu, di rentang usia ini kita mudah mengingat kejadian yang pahit. Secara alamiah, semakin tua, kita semakin mudah menjalani hari-hari dengan berkesadaran. Sudah tidak lagi fokus dengan hal negatif dan dapat melihat sisi positif dari hal yang sudah dilalui.

"Well, that's life dan kita selalu bisa memproses setiap pengalaman agar bisa melihat hidup dari banyak sisi. Setelah awan mendung, bisa jadi akan ada pelangi. Yang penting nih, tiap pagi hari bangun dari tidur latihan untuk optimis dan mengingat hal yang baik, yuk. Pasalnya, pagi hari jadi penentu mood kita sepanjang hari," imbau Samanta.

Baca: 5 Alasan Mengapa Harus Nonton Drakor Tomorrow, Ajak Penonton Berempati

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."