Ajak Anak Muda Atasi Penyakit Tuberkulosis Melalui Game Interaktif TB Warrior

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dalam rangka memperingati Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2022, PT Johnson & Johnson Indonesia secara resmi mengumumkan dimulainya gerakan sosialisasi ‘Bersatu Melawan TBC’ (United Against TB). Gerakan ini memberdayakan kaum muda sebagai generasi untuk turut mendukung upaya penanggulangan penyakit tuberkulosis di Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk membantu meningkatkan kesadaran masyarakat, membantu meningkatkan deteksi dini, membuka akses perawatan kepada pasien yang tidak terdiagnosis dengan cara meningkatkan pemahaman generasi muda tentang penyakit ini, mendorong mereka untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka.

Inisiatif pertama adalah dengan meluncurkan program game interaktif TB Warrior (Pejuang TBC). TB Warrior merupakan empat filter interaktif untuk Facebook dan Instagram, dan situs web edukasi tuberkulosis yang menyediakan sumber daya dan informasi bagi kaum muda tentang tuberkulosis dengan cara yang menyenangkan dan menarik.

Country Leader of Communications & Public Affairs, PT Johnson & Johnson Indonesia, Devy Yheanne, mengatakan dengan meluncurkan gerakan sosialisasi yang memberdayakan generasi muda untuk mengakhiri TBC, timnya mengakui potensi generasi muda sebagai agen perubahan. "Mereka adalah generasi yang mampu mengatasi masalah terkait dalam penanganan TBC, seperti kesenjangan, stigma dan diskriminasi. Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah agar kaum muda benar - benar memahami penyakit TBC, dan dapat mengelola kesehatan mereka secara aktif, serta mengadvokasi orang-orang di sekitar mereka,” ujar Devy Yheanne dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 24 Maret 2022.

Dalam beberapa bulan mendatang, kaum muda di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, dapat menantikan hadirnya permainan (game) berbasis-web yang diberi nama TB Warrior, serta hackathon
untuk solusi inovatif dan kreatif yang dapat menginspirasi perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan anak muda sebagai upaya pencegahan dan promosi kesehatan agar terhindar dari penyakit tuberkulosis.

Sosialisasi ini menyasar usia produktif, terutama generasi muda atau generasi milenial yang berperan sebagai target sekaligus katalisator untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan seputar tuberkulosis. Jejaring sosial yang dimiliki dapat memberikan pengaruh yang luar biasa, sebagai katalis untuk meningkatkan kesadaran masyarakat. Oleh karena itu, sangat penting bagi seseorang untuk mengaktifkan partisipasi mereka sebagai agen perubahan dalam memerangi tuberkulosis.

Penyakit Tuberkulosis masih menjadi salah satu penyakit paling mematikan di dunia. Walau penyakit ini bisa disembuhkan dan dapat dicegah, sayang banyak yang tidak memahami pentingnya deteksi dini. Asia Tenggara sebenarnya membawa beban tertinggi untuk tuberkulosis secara global. Sebanyak 4 dari 10 orang dengan tuberkulosis di wilayah tersebut tidak terdiagnosis dan tidak diobati. Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan beban TBC tertinggi ketiga di dunia. Data WHO menyebutkan bahwa perkiraan jumlah orang yang jatuh sakit akibat tuberkulosis mencapai 824 ribu orang.

PT Johnson & Johnson Indonesia berusaha ikut mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi TBC di Indonesia dengan berfokus pada tiga hal. Pertama adalah edukasi dan peningkatan kesadaran publik, kedua adalah peningkatan kapasitas, ketiga adalah akses terhadap diagnosis dan perawatan.

Pada momentum Hari TBC Sedunia 2022, PT Johnson & Johnson Indonesia akan meluncurkan filter gamifikasi media sosial TB Warrior sebagai berikut:

Tilt to Defeat TB: Dengan menggunakan deteksi gerak sebagai interaksi antar-muka pengguna (interface user interaction), pemain memiringkan kepala mereka ke kiri atau kanan untuk memindahkan karakter pahlawan di bagian bawah untuk menangkap dan mengusir virus yang muncul di layar. Ketika permainan berlangsung, semakin banyak dan semakin cepat virus yang akan muncul membuat permainan lebih menantang.

TB Trivia: Menampilkan perpaduan pertanyaan benar-salah dan pilihan ganda, yang mana pemain harus menjawab pertanyaan dengan tepat. Permainan ini menguji pengetahuan pemain tentang TBC untuk mendapatkan poin. Dengan menggunakan deteksi gerak sebagai interaksi antar-muka pengguna, pemain memilih jawaban yang tepat dengan cara memiringkan kepala mereka ke kiri atau kanan.

Odd-one-out!: Ketuk pada karakter wajah yang tampil di layar secepat mungkin sebelum waktu habis untuk pindah ke kumpulan wajah berikutnya. Semakin cepat pemain mengetuk karakter wajah yang tepat, semakin banyak poin yang didapat.

Filter Wajah 4-in-1: Pemain dapat memilih empat pilihan filter yang diinginkan sebelum melakukan swafoto.

Augmented Reality (AR) Filter Instagram untuk program gamifikasi TB Warrior sebagaimana tersebut di atas dapat dilihat melalui link berikut ini: https://linktr.ee/tuberculosiswarriors. Adapun berbagai informasi tentang gerakan sosialisasi ini dapat diakses dalam microsite www.tbwarriors.com yang menampilkan sejumlah informasi terkait penyakit TBC dan rangkaian kegiatan dalam gerakan ini, seperti video edukasi dengan topik-topik utama seperti 'Apa itu TBC?', 'Gejala TBC'. Ada pula informasi soal kisah kehidupan seseorang yang telah sembuh dari tuberkulosis, serta informasi lain yang dapat diunduh. Ada 2 influencer dan public figure seperti Dhila Bekti dan Bintang Emon yang menjadi duta generasi muda untuk memulai keterlibatan dan minat terhadap gerakan sosialisasi ini.

Gerakan sosialisasi ‘United Against TB’ akan diselenggarakan hingga akhir tahun 2022. Para pemuda dapat berpartisipasi aktif atas berbagai kegiatan yang akan diluncurkan seperti gamifikasi TB Warrior, aktivasi hackathon yang mengajak mereka untuk menghasilkan solusi inovatif dan kreatif penanggulangan TBC di antara generasi muda.

Devy Yheanne menambahkan, kampanye melalui game memainkan peran besar sebagai bentuk pelibatan generasi muda dalam gerakan ini. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan efektivitasnya dalam mempengaruhi perilaku mencari kesehatan dan intervensi terkait kesejahteraan. "Terlebih lagi, sebagian besar populasi online perkotaan di Asia Tenggara yang adalah gamer, sehingga gamifikasi menjadi pilihan yang tepat untuk mendorong kesadaran dan partisipasi aktif generasi ini,” katanya.

Baca: Hari Tuberkulosis Sedunia, Ini 6 Tips Cegah Terinfeksi Tuberkulosis

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."