Jangan Hanya Bergantung Obat, Perhatikan Nutrisi untuk Pasien Tuberkulosis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi makanan sehat. (Canva)

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis gizi Ida Gunawan, mengatakan pasien penderita tuberkulosis tidak hanya membutuhkan obat-obatan. Penting pula nutrisi untuk pasien tuberkulosis yang tepat. "Penyakit tuberkulosis itu membutuhkan bukan sekedar terapi obat-obatan, tapi juga modifikasi gaya hidup. Perbaikan pola sanitasi, pola istirahat dan aktifitas, serta pola makan adalah bagian suportif yang tidak bisa dilepaskan. "Malnutrisi sendiri menjadi momok yang bisa memperburuk kondisi pasien TBC dan bisa meningkatkan angka kematian,” jelas dr. Ida Gunawan, MS, Sp.GK. dalam siaran pers pada Jumat 25 Maret 2022.

Pengajar program studi S2 & PPDS gizi klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu mengatakan, sekitar seperempat kasus tuberkulosis baru global berkaitan dengan kekurangan gizi. Di sisi lain, jumlah kejadian tuberkulosis dalam satu tahun adalah 3.219 orang (0,5 persen dari 624.562 responden) dan sebanyak 28,7 persen dari 3.219 penderita tuberkulosis di Indonesia berstatus gizi rendah (malnutrisi). Tidak heran memperhatikan nutrisi untuk pasien tuberkulosis menjadi hal yang penting.

"Diet yang berfokus pada perbaikan jenis dan jumlah protein, membantu meningkatkan masa otot dan imunitas pasien TBC. Tak kalah penting pula, peran mikronutrisi seperti vitamin C, D, E, dan mineral, seperti selenium dan zinc juga berpengaruh pada fungsi paru dan membantu proses pemulihan," kata dia.

Dalam memenuhi nutrisi untuk pasien tuberkulosis Ida menyarakan agar orang dengan tuberkulosis mengutamakan pola makan yang tepat, bertahap, dan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien. Sayangnya, pasien tuberkulosis sering kali mengalami mual dan tidak memiliki nafsu makan, sehingga nutrisi harian yang tepat sulit didapatkan.

Tuberkulosis sendiri merupakan salah satu penyakit menular yang menyerang paru-paru, akibat bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penderitanya berisiko kematian. Berdasarkan data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terdapat 9.900.000 orang di dunia menderita TBC pada tahun 2021. Namun, penyakit ini bisa disembuhkan dengan perawatan dan pemenuhan nutrisi yang tepat.

Menurut data Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Cabang Jakarta, Indonesia masih menempati posisi ketiga kasus TBC terbesar di dunia. Setiap jam, 11 orang di Indonesia meninggal dunia karena TBC. "Sayangnya, kepedulian masyarakat terhadap penyakit ini tidak sebesar penyakit pernapasan lain seperti COVID-19," kata dr. Sri Dhuny Atas Asri, Sp.P, FISR, MARS dari PDPI Jakarta.

Perusahaan farmasi Kalbe melakukan inovasi untuk menunjang kebutuhan nutrisi untuk pasien TBC. Terdapat dua produk Kalbe, yaitu ONS (oral nutritional supplements) Pulmosol dan multivitamin Zegavit. "Suplementasi mikronutrien maupun penambahan susu ONS ini menjadi salah satu jalan atau kunci penting bagi pasien TB untuk meningkatkan nutrisi yang diperlukan. Harapannya, dengan pemenuhan nutrisi yang cukup bagi pasien TB sehingga dapat mengakhiri peningkatan kasus TB di Indonesia dan bisa menyelamatkan lagi pasien TB," kata Product Management Kalbe, Apt. Kenny Kowira, S.Farm.

Baca: Selain Nutrisi Seimbang, Susu yang Mengandung Zinc Bisa Tingkatkan Imunitas

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."