Ini 5 Fakta Unik Film Turning Red, Semua Dikerjakan dari Rumah

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi film Turning Red/Disney

Ilustrasi film Turning Red/Disney

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pekan lalu, Disney+ Hotstar merilis film terbaru dari Disney and Pixar berjudul Turning Red yang berhasil menjadi film dengan penayangan perdana terbesar di Disney+ secara global saat ini. Berbeda dengan kebanyakan film Disney and Pixar sebelumnya, Film Turning Red berlatar di dunia nyata dan menghadirkan tampilan karakter yang lebih ekspresif, terinspirasi dari gaya anime. Mengikuti kisah Meilin Lee, seorang gadis berusia 13 tahun yang harus menghadapi perubahan “besar” saat memasuki dunia remaja, ada beberapa fakta unik film Turning Red yang sayang kamu lewatkan.

Bercerita tentang kehidupan remaja, film ini menyajikan kisah yang dekat dengan banyak orang. Berlatar di awal tahun 2000-an, film Turning Red tidak hanya menjadi hiburan bagi penontonnya, tetapi juga membawa sentuhan nostalgia bagi para penggemar. Mulai dari perdebatan dengan orang tua, geng di sekolah, hingga boyband idola, Film Turning Red menjadi salah satu film Disney and Pixar yang paling menarik karena penuh detail menarik dan tak terduga. Simak beberapa fakta dibalik Disney and Pixar’s “Turning Red” di bawah ini!

1. Menggunakan Hampir 200 ribu Titik Simulasi Gerakan

Mulai dari helaian rambut, bantal dan rambut yang bersentuhan, hingga gerakan-gerakan lain dilakukan tiap karakter terasa lebih halus dan natural karena ada lebih dari 180,000 titik simulasi yang dibuat oleh tim produksi. Jumlah titik ini memastikan visual dan pergerakan animasi dari tiap adegan, bahkan hingga gerakan-gerakan kecil pun, memiliki pergerakan yang mulus.

Ilustrasi film Turning Red/Disney

2. Film di dalam Film

Dalam Film Turning Red, terdapat adegan dimana Mei dan ibunya, Ming, menyaksikan drama serial di televisi yang berjudul “Jade Palace Diaries”. Menariknya, tim produksi Disney and Pixar’s Turning Red secara khusus menulis naskah sepanjang dua lembar untuk drama serial “Jade Palace Diaries”, meskipun yang ditampilkan dalam film hanya beberapa cuplikan saja. Dalam tayangan tersebut para penonton juga dapat melihat logo di TV yang berbentuk seperti Bao, karakter dumpling dari film pendek Pixar karya Domee Shi yang memenangkan piala Oscar.

3. Dikerjakan dari Rumah

Situasi saat ini membuat tim animasi film Turning Red bekerja dari rumah. Proses animasi film ini dikerjakan dari berbagai tempat, seperti rumah masa kecil para kreator, di ruang keluarga, garasi, bahkan kamar anak seorang kreator. Meski dikerjakan dari rumah masing-masing, namun hasil kerja keras para tim animasi membuat film Disney and Pixar’s “Turning Red” tetap hangat dan dekat dengan para penggemar.

Ilustrasi film Turning Red/Disney

4. Sentuhan Italia dalam Film

Pengunjung yang datang ke kuil keluarga Mei disambut dengan dua patung kucing yang ternyata mirip dengan kucing Italia ‘Machiavelli’ dari Disney and Pixar’s “Luca”. Bentuk dan rupa patung kucing di kuil keluarga Mei memang dibuat mirip dengan Machiavelli, hanya saja bulunya sedikit lebih panjang dan juga memiliki warna yang berbeda.

5. Tampilan Spesial Para Karakter

Tim produksi membuat tampilan unik untuk setiap karakter yang dapat mempermudah para penonton untuk mengenal mereka. Para animator menampilkan kawat gigi Miriam sebanyak mungkin, alis Abby yang selalu terlihat “marah” bahkan saat ia senang, dan kelopak mata Priya tidak pernah bergerak agar ia selalu terlihat tenang.

Film Turning Red disutradarai oleh Domee Shi dan diproduseri oleh Lindsey Collins. Deretan aktor dan aktris yang menjadi pengisi suara dalam film ini meliputi Rosalie Chiang, Sandra Oh, Maitreyi Ramakrishnan, Ava Morse, dan Hyein Park. Disney and Pixar’s “Turning Red" tayang secara eksklusif di Disney+ Hotstar sekarang.

Baca: 3 Fakta tentang Turning Red, Sangat Terinspirasi dari Anime

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."