Rekor Baru, Tiket BTS Permission to Dance on Stage Terjual Rp 467 Miliar

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
BTS memenangkan IFPI Global Recording Artist of the Year Award 2021. (Twitter/@IFPI_org/@BIGHIT_MUSIC)

BTS memenangkan IFPI Global Recording Artist of the Year Award 2021. (Twitter/@IFPI_org/@BIGHIT_MUSIC)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Konser BTS Permission to Dance on Stage di Seoul yang ditayangkan langsung di bioskop seluruh dunia telah menghasilkan AS 32,6 juta dolar atau sekitar Rp 467 miliar dari 3.711 bioskop di 75 negara.

Dalam konteks pemutaran konser, Konser BTS Permission to Dance on Stage di Seoul ini menghasilkan lebih banyak uang dalam satu hari dibandingkan beberapa film Hollywood yang melakukan pembukaan di akhir pekan selama pandemi.

Paul Dergarabedian, seorang analis media senior di Comscore, menyebut angka-angka itu mencengangkan dan belum pernah terjadi sebelumnya. "Untuk pendapatan kotor satu hari yang masuk pada tingkat ini, khususnya jumlah global, sangat mengejutkan dan ini hanya berlangsung sekali tapi bisa mendorong penonton ke bioskop," kata Dergarabedian dilansir Variety, Senin 14 Maret 2022.

Fans ARMY berfoto di depan stadion Olimpiade Seoul yang digunakan sebagai gedung konser BTS di Seoul, Korea Selatan, 10 Maret 2022. REUTERS/Kim Hong-Ji

Tidak seperti "Break the Silence: The Movie", sebuah film dokumenter tentang bintang BTS RM, Jin, SUGA, J-hope, Jimin, V, dan Jung Kook saat mereka memulai tur 2019, pemutaran
"BTS Permission to Dance on Stage: Seoul" akhir pekan ini bukanlah seperti film fitur konvensional.

Pembeli tiket disuguhi live-stream, yang merupakan rekaman tertunda di beberapa lokasi karena perbedaan waktu konser BTS di Olympic Stadium, Korea Selatan.

Di Amerika Utara, "BTS Permission to Dance on Stage: Seoul" diputar di 803 bioskop dan menghasilkan sekitar AS 6,84 juta dolar pada hari Sabtu 12 maret 2022.

Ini berarti, setiap tempat rata-rata menghasilkan AS 8.500 dolar. Angka tersebut berada tepat di bawah "The Batman" yang mendapat 15.621 per bioskop di akhir pekan. Konser BTS Permission to Dance on Stage di Seoul berhasil menembus lima besar di tangga box office domestik meskipun diputar di kurang dari 1.000 lokasi.

Pemutaran ini mendarat di tempat ketiga di belakang petualangan pahlawan super "The Batman" dan Tom Holland "Uncharted". Film Batman yang mengumpulkan AS 66 juta dolar dari 4.417 tempat selama akhir pekan dan video game adaptasi Tom Holland "Uncharted" menghasilkan AS 9,2 juta dolar dari 3.725 lokasi selama akhir pekan.

Di Amerika Serikat dan Kanada, tiket dijual seharga AS 35 dolar yang lebih tinggi dari harga tiket rata-rata di Amerika Utara yakni 9 dolar. Harga yang lebih tinggi tampaknya tidak menghalangi siapa pun. Multipleks di Los Angeles, San Francisco, Dallas, Houston, dan Chicago sangat sibuk, dengan banyak yang melaporkan beberapa pemutaran yang terjual habis.

"Karena pandemi menyulitkan akses ke tempat konser, kami ingin menciptakan kesempatan bagi para penggemar untuk berkumpul dan menonton konser bersama," kata Presiden HYBE 360 DJ Kim.

"Kami datang dengan ide 'menonton langsung' di bioskop dan dengan senang hati menawarkan pengalaman alternatif bagi penggemar untuk menikmati konser secara langsung," lanjutnya.

Sementara itu, Marc Allenby, CEO Trafalgar Releasing mengatakan bahwa hasil yang telah dicapai ini merupakan bukti jika penggemar BTS atau Army sangat berdedikasi dan kembalinya orang-orang ke bioskop dalam skala global.

Di Indonesia, ada 3 bioskop yang menyiarkan live viewing konser BTS Permission to Dance on Stage di Seoul tersebut yaitu CGV Grand Indonesia di Jakarta, Paris Van Java di Bandung, dan BG Junction di Surabaya dengan harga tiket yaitu senilai Rp 450 ribu.

Di antara kamu, siapa yang sempat menonton BTS Permission to Dance on Stage di Seoul?

Baca: 4 Fakta Menarik Konser BTS Permission to Dance on Stage di Seoul

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."