Pembekuan Sel Telur Tidak Hanya untuk Menunda Kehamilan, Apa Lagi Alasannya?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
ilustrasi sel telur (pixabay.com)

ilustrasi sel telur (pixabay.com)

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Semakin banyak wanita yang memiliki melakukan pembekuan sel telur. Salah satu alasan umum para wanita melakukan ini adalah karena ingin menunda kehamilan. Salah satu tokoh yang secara terang-terangan mengakui melakukan prosedur ini adalah aktris Luna Maya. Luna mengatakan bahwa ia sudah terpikir melakukan pembekuan sel telur sejak 2016. Namun baru berniat melakukan prosedur itu pada akhir 2018.

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Konsultan Fertilitas, Endokrinologi, dan Reproduksi RS Pondok Indah IVF Centre Upik Anggraheni Priyambodo setujua bahwa secara tren, memang proses pembekuan sel telur semakin meningkat di Indonesia. "Selain akibat teknik vitrifikasi (pembekuan) yang sudah berkembang, juga karena semakin banyak wanita yang masih sibuk dengan karier atau belum memiliki pasangan, tetapi memiliki kekhawatiran cadangan sel telur akan terus menurun. Karenanya, ia ingin menyelamatkan cadangan telurnya terlebih dahulu," katanya dalam keterangan pers yang diterima Cantika pada 23 Februari 2022.

Sebenarnya ada beberapa alasan lain seorang perempuan akan melakukan proses pembekuan sel telur itu. Bahkan, menurut Upik, sejak awal dikembangkannya teknologi pembekuan sel telur, niatnya bukan untuk wanita yang menunda hamil karena mengutamakan karier dulu. "Awal mula dikembangkannya teknologi pembekuan sel telur adalah untuk menyelamatkan fungsi reproduksi wanita penderita kanker yang harus menjalani kemoterapi," kata Upik.

Bagi penderita kanker, kata Upik, tindakan pembekuan sel telur sudah sering dilakukan. Tindakan kemoterapi dapat menghancurkan sel telur. Ada pula indikasi medis lainnya yang mengharuskan wanita menunda kehamilan untuk terapi, seperti pada penderita endometriosis berat yang belum menikah. Endometriosis adalah kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim. Pada kondisi ini, endometrium dapat tumbuh di indung telur (ovarium), lapisan dalam perut (peritoneum), usus, vagina, atau saluran kemih. Endometrium adalah jaringan yang melapisi dinding rahim. Sebelum menstruasi, endometrium akan menebal untuk menjadi tempat menempelnya sel-sel telur yang telah dibuahi. Bila sel telur tidak dibuahi, endometrium akan luruh, kemudian keluar dari tubuh sebagai darah menstruasi.

Upik menambahkan bahwa setiap pasien yang memiliki penyakit komorbid ketika ingin membekukan sel telurnya sebaiknya melakukan penanganan penyakit komorbidnya terlebih dahulu sampai kondisi terkontrol. "Adanya komorbid dapat menurunkan kualitas sel telur dan meningkatkan komplikasi saat hamil nantinya," kata Upik.

Alasan lain wanita melakukan pembekuan sel telur adalah karena indikasi sosial. "Termasuk di dalamnya wanita yang sudah menikah tetapi ingin menunda kehamilan karena alasan apapun," katanya.

Walau semakin banyak wanita yang mengikuti proses pembekuan sel telur itu, ada saja tantangan melakukannya. Salah satunya dalam hal keuangan. Tindakan pembekuan sel telur prosesnya menyerupai proses bayi tabung. "Maka biayanya hampir sama dengan bayi tabung (minus biaya screening sperma-ICSI dan transfer embrio, tetapi ditambah biaya penyimpanan sel telur)," katanya. "Bagi penderita kanker, tindakan pembekuan sel telur sudah sering dilakukan. Hanya saja, kadang terkendala dengan biaya bagi pasien pada kelas ekonomi menengah ke bawah."

Baca: Kapan Usia Terbaik Lakukan Pembekuan Sel Telur?

FADHILAH PRILIA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."