Masih Dianggap Remeh, tapi Ekosistem Pengumpulan Sampah Sangat Diperlukan

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Konferensi pers soal Waste Management in Indonesia pada Hari Peduli Sampah Nasional 2022

Konferensi pers soal Waste Management in Indonesia pada Hari Peduli Sampah Nasional 2022

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Direktur Sustainable Waste Indonesia, Dini Trisyanti mengatakan permasalahan sampah di Indonesia terutama sampah plastik bisa diatasi dengan kolaborasi seluruh stakeholder yang terlibat dalam rantai nilai sampah di tingkat hulu, tengah maupun hilir. Selain juga harus didukung dari sisi teknologi dan inovasinya. "Kemudian, penting juga menciptakan ekosistem pengumpulan sampah oleh masyarakat dan bank sampah yang terintegrasi dengan pendaur ulang," katanya pada webinar berjudul "Waste Management in Indonesia” Hari Peduli Sampah Nasional pada 23 Februari 2022.

Dini bercerita, selain masalah kualitas sampah plastik yang masih tercampur dengan sampah lainnya, beberapa jenis kemasan plastik juga masih memiliki nilai rendah. Hal ini karena faktor keterbatasan teknologi, market, dan kolektibilitas. "Oleh sebab itu selain penting untuk pemilahan di sumber, pemerintah dan industri perlu mengembangkan teknologi dan model bisnis untuk mengatasinya,” katanya.

Akademisi dari Universitas Indonesia, Dr.Eng Astryd Viandila Dahlan setuju dengan Dini. Astryd mengatakan pemilahan dari sumber, yaitu rumah tangga sangat efektif untuk mengurangi jumlah sampah. "Secara total, pengurangan sampahnya bisa mencapai 52 persen," kata Astryd.

Pemilahan sampah bisa disesuaikan dengan jenisnya. Ada yang organik yang kemudian menjadi kompos, ada juga sampah yang bisa didaur ulang, dan akhirnya masuk ke industri. Setelah sampah dari rumah itu dipilah, pengelola sampah bisa melakukan pengangkutan yang terjadwal sesuai dengan jenis sampahnya. "Yang tidakk masuk dalam pemilahan sampah itu ya masuk ke tempat pemrosesan akhir (TPA)," kata Astryd.

Pola pengelolaan sampah di Indonesia pun sudah mulai didorong untuk transisi dari konsep ekonomi linear menjadi ekonomi sirkular.

Astryd menambahkan melalui ekonomi sirkular sampah diolah kembali ke sumbernya atau menjadi produk lain yang bernilai tambah. Oleh karena itu, paradigma masyarakat terhadap tata kelola sampah perlu segera berubah. Pemilahan sampah dari sumbernya dapat meningkatkan jumlah sampah yang dapat didaur ulang sehingga potensi daur ulang pun akan semakin tumbuh. Hal ini dapat menumbuhkan orientasi ekonomi sirkuler di sektor pengelolaan sampah. "Untuk mengubah perilaku masyarakat diperlukan pendidikan, pendampingan serta penyediaan infrastruktur dari stakeholder dalam pengolaan persampahan,” katanya.

Perusahaan Petrokimia, Chandra Asri, memiliki cara sendiri dalam mengatasi permasalahan sampah plastik melalui konsep ekonomi sirkular. Konsep ini bertujuan untuk memaksimalkan penggunaan material secara sirkular untuk meminimalkan produksi limbah dengan memulihkan dan menggunakan kembali produk dan bahan sebanyak mungkin, secara sistemik, dan berulang-ulang.

Direktur Chandra Asri, Edi Rivai mengatakan, timnya aktif berkolaborasi dengan stakeholders dalam menciptakan program keberlanjutan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik. Kami masih melanjutkan flagship program kami, Aspal Plastik, dan siap menggandeng lebih banyak lagi mitra untuk bersinergi. Edi mengataan timnya pun membina fasilitas pengelolaan sampah terintegrasi IPST Asari di Cilegon serta mendukung program Pemerintah DKI, Jakarta Recycle Center. Harapannya, akan semakin banyak pihak yang turut berpartisipasi dalam inisiatif ini untuk bersama-sama mendukung Pemerintah Indonesia mencapai tujuan pengelolaan sampah.”

Dalam rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional 2022, Chandra Asri memulai kampanye internal #NabungSampahPlastik untuk mendorong karyawannya melakukan pemilahan sampah dari rumah dan mengurangi sampah yang akan berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Sampah yang terkumpul akan dikelola dan diolah oleh pihak ketiga untuk kembali menjadi bahan baku dan produk bermanfaat lainnya. Kampanye ini akan berlangsung selama satu tahun dan total pengumpulan sampah akan diumumkan pada Hari Peduli Sampah Nasional 2023.

Baca: Curhat Jennifer Bachdim Ajak Anak-anaknya Bersihkan Sampah di Pantai Berawa Bali

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."