Tasaro GK bagi Tips Menulis Fantasi, Mulai dari Ciptakan Semesta Imajinasi Dulu

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

Ilustrasi wanita menulis. Freepik.com/Wayhomestudio

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Apakah di antara kamu ada yang tidak mengenal Harry Potter? Atau Katniss Everdeen dari trilogi The Hunger Games? Atau tokoh Frodo Baggins dari trilogi The Lord of The Rings? Tiga nama tersebut adalah tokoh rekaan para pengarangnya dalam novel mereka yang bergenre fiksi fantasi.

Karakter-karakter mereka mungkin saja bisa kita temui di dunia nyata. Namun, apa yang mereka alami di cerita itu, adalah hal-hal yang mustahil terjadi di dunia nyata. Jika merujuk genre fiksi, karakter tokoh di atas termasuk cerita fantasi.

Fiksi fantasi adalah genre yang memiliki unsur magis dan supernatural, berkecimpung dalam dunia yang kelihatannya serba tidak nyata, tetapi sebenarnya sangat logis. Fantasi adalah sebuah bentuk manifestasi kreativitas tingkat tinggi yang menuntut imajinasi bebas, sebebasnya, tetapi juga tetap logis dan rasional.

Penulis fiksi fantasi bertajuk Nibiru, Tasaro GK mengatakan hal mendasar yang dimaksud dengan fiksi fantasi ialah tidak masuk akal, tidak nyata, sangat luar biasa, dan hebat. Lantaran tidak masuk akal tersebut fiksi fantasi bukan keunggulan rata-rata penulis Indonesia.

"Menulis fiksi fantasi membuat Imajinasi penulis tak terbendung, bebas tak berbatas, fiksi fantasi memancing khayalan terliar pembaca punya market sangat luas dari anak-anak hingga orang tua," papar Tasaro dalam Mentoring Battle bertema tips menulis fantasi yang digelar Komunitas Nulis Aja Dulu dan Opinia, Sabtu, 12 Februari 2022.

Letak tantangannya, lanjut Tasaro, ialah bagaimana meyakinkan pembaca bahwa naskah Indonesia juga kayak dibaca. Sebab, dalam fiksi fantasi membutuhkan alur tak biasa, punya unsur kelokalan, semesta fantasi, lepas dari bayang-bayang Lord of the Ring dan komik Marvel.

Lantas, bagaimana memulai menulis fiksi fantasi? Tasaro menyarankan memulainya dengan world buliding atau semesta imajinatif yang merangkum geografis, etnis manusia, budaya, bahasa, hampir selalu muncul di cerita fantasi. Semakin eksotis, semakin membuat pemnaca ingin tahu dan antusias.

Tasaro tak lupa juga mengingatkan kekayaan mitologi di Indonesia yang bisa menjadi salah satu sumber cerita. Salah satu hal yang bisa diambil ialah mitologi lokal yang diwariskan nenek moyang untuk melahirkan cerita fantasi. "Kita sebagai pewaris budaya Indonesia bisa mengeksplorasi kearifan lokal dan mitologi."

"Prinsip dasar yang perlu kita pahami ialaj fiksi bebas jadi bisa kita olah dan rekonstruksi lebih baik dan kreativitas. Cerita rakyat juga bisa ubah agar lebih menjadi edukatif misalnya," pungkasnya.

Baca: Menulis Bisa Jadi Cara Ibu Rumah Tangga Hasilkan Uang Selama Pandemi

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."