Minyak Goreng Mahal, Ini Pilihan Masakan Indonesia yang Tidak Perlu Minyak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Hidangan kepala ikan baung kuah asam pedas, masakan khas Melayu di Rumah Makan Fajar. TEMPO/Bram Setiawan

Hidangan kepala ikan baung kuah asam pedas, masakan khas Melayu di Rumah Makan Fajar. TEMPO/Bram Setiawan

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Tingginya harga minyak goreng membuat banyak sekali keluarga, terutama para ibu menjerit. Ada yang harus rela antre berjam jam demi mendapat harga minyak murah, ada pula berita masyarakat yang mendobrak mini market karena tidak sabar hendak mendapatkan minyak goreng bersubsidi. Berbagai drama minyak goreng itu sebenarnya tidak perlu terjadi bila makanan yang dikonsumsi masyarakat tidak digoreng, dan banyak ternyata banyak lo makanan khas Indonesia yang tidak digoreng.

“Ini mumpung kampanye minyak lagi mahal, peduli amat, naik sono gih, karena kita nggak butuh minyak goreng,” ujar Ahli Gizi DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum dalam Live Instagram bersama Cantika pada Jumat, 28 Januari 2022.

Beberapa bahan makanan umum yang paling sering digoreng adalah ayam dan ikan. Dr. Tan mengatakan sebenarnya ketika suatu makanan digoreng, maka zat gizi yang tersisa pun jadi sedikit. Padahal ayam dan ikan adalah salah satu bahan makanan yang kaya nutrisi.

Dr. Tan mengatakan bahwa selagi harga minyak mahal, ia menyarankan agar ayam tak usah digoreng. Banyak cara untuk mengolah ayam. "Seperti diolah dengan bumbu kari, dibuat menjadi gulai ayam, bisa juga pepes ikan, diolah menjadi garang asam, soto ayam pun bisa dijadikan pilihan," katanya.

Kekayaan rempah di Indonesia membuat Dr. Tan sedih karena tak digunakan dengan baik dan malah memilih cara-cara instan dengan minyak goreng. Salah satu yang pengolahannya sering digoreng adalah bahan makan ikan. Ia mengatakan bahwa Indonesia memiliki keragaman ikan tertinggi di seluruh muka bumi. Ikan kerapu menjadi yang terbaik karena banyak sekali jenisnya hingga kurang lebih 12 macam, dan menjadi incaran negara besar seperti Hongkong, Taiwan, Korea, dan Jepang.

“Lah masa anak kita cuma dikasih kerupuk ikan. Marah gak sih lo. Dan kalau kita ke Indonesia Timur itu lebih gawat lagi, karena ikan kita luar biasa yang barangkali Anda nggak pernah dengar. Mereka tuh punya ikan titang, ikan sukang, ikan kudu-kudu, ikan baronang. Nah, yang sedih kalau anak anak kita tidak lagi makan,” kata Dr. Tan.

Ia juga menjelaskan bahwa makanan-makanan tersebut lah yang dapat meningkatkan kecerdasan anak karena mengandung DHA dan EPA yang tinggi sebagai komponen dari Omega-3. Ketika berbagai ikan itu digoreng, maka hal itu membuat kandungan Omega-3 nya berubah menjadi trans fat.

Dr. Tan memberikan beberapa contoh masakan menggunakan ikan yang tak perlu digoreng, seperti ikan arsik. Ikan arsik adalah sajian ikan yang dimasak dengan bumbu kuning khas Batak. Makanan ini kaya cita rasa karena banyak rempah yang diperlukan untuk memasak sepiring arsik ikan.

Lalu ada pangek ikan, yaitu olahan masakan ikan (umumnya ikan laut) yang dimasak dengan kuah kental. Kuah yang kental ini biasanya memiliki padanan rasa asam dan pedas yang sudah tercampur sehingga sangat lezat ketika diseruput. Ada lagi ikan lempah atau lempah nanas adalah masakan yang umum di Pulau Bangka. Rasanya asam pedas dan biasanya disantap bersama nasi.

Lalu ada juga ikan asam padeh, makanan khas Minang. Padeh adalah bahasa minang dari pedas. Sajian ini berkuah merah menyala, bercitarasa pedas-gurih-asam, dan tak pakai santan! Olahan ikan lain adalah ikan pepes. Ikan yang pepes atau pais, merupakan suatu cara khas dari Jawa Barat untuk mengolah bahan makanan dengan bantuan daun pisang untuk membungkus ikan beserta bumbunya. Proses ini membuat rasa bumbu semakin meresap jauh ke dalam makanan.

Bila kamu ke Kabupaten Bintang, kamu bisa mencicipi ikan singgang. Ikan ini adalah hidangan ikan asam manis yang dibuat dengan persediaan dapur yang ditemukan di setiap rumah Melayu. Di dalam zantapan lezat itu ada kunyit, garam, bawang dan jahe. “Makanya, ada penelitian juga yang aneh nih ya, sama-sama orang Indonesia sama orang Jepang suka makan ikan. Kenapa orang Jepang kalau makan ikan umurnya panjang-panjang, lah orang Indonesia kalau makan ikan malah kalau nggak gemuk, malah kena struk sama serangan jantung. Selidik punya selidik, telisik punya telisik, iwak’e digoreng,” katanya.

Jadi tetap tenang ya walau harga minyak goreng mahal. Masih banyak pilihan untuk mengolah ikan kok.

Baca: Minyak Goreng Curah Tak Bergizi? Ini Kata Pakar

BERNADETTE JEANE WIDJAJA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."