Ini yang Bikin Anak Milenial dan Gen Z Jadi Boros

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

Ilustrasi menabung atau tabungan. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Influencer sekaligus investment storyteller Felicia Putri Tjiasaka dan pelaku gaya hidup minimalis Olga Agata mengungkapkan beberapa alasan mengapa milenial dan generasi Z di Indonesia dikatakan memiliki kemampuan manajemen keuangan yang payah akibat gaya hidup yang cenderung lebih boros, sulit menabung, serta tidak terlalu mempedulikan investasi untuk kebutuhan mendatang.

"Ada beberapa faktor yang membuat kaum milenial dan gen Z ini boros dan sulit menabung, seperti akses internet yang memperbolehkan kita melihat dunia yang lebih luas dan juga e-commerce yang mendemokratisasi pembelian barang antar kota, provinsi dan bahkan negara," kata Felicia dalam keterangan Bank Sampoerna, Jumat 28 Januari 2022.

"Dengan dua kemudahan ini, milenial dan gen Z cenderung lebih banyak mau dan kemudian boros," imbuhnya.

Ia melanjutkan, tren seperti FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once) yang marak di media sosial, serta tantangan menjadi generasi sandwich pun membelenggu banyak generasi muda.

Di satu sisi, para generasi muda ini cenderung lebih paham dan teredukasi dengan investasi terkini. Namun, mereka lebih sulit mengatur pemikiran dan psikologis terkait tren seperti FOMO dan YOLO, jika dibandingkan dengan generasi-generasi sebelumnya.

"Mungkin karena faktor usia yang masih muda dan belum melewati banyak krisis ekonomi. Oleh karena itu, Gen Z dan milenial perlu belajar menahan diri terhadap godaan sesaat, memperbaiki mindset investasi dengan menghargai proses dan juga belajar untuk konsisten," kata Felicia.

"Salah satu cara untuk memastikan keuangan yang sehat serta masa depan finansial aman adalah dengan hidup secukupnya, membuat anggaran harian, bulanan, dan tentunya memiliki tabungan plus dana darurat," tambahnya.

Sementara itu, Olga menyampaikan manfaat dari yang ia sebut sebagai mindful living. Menurutnya, gaya hidup minimalis bukan serta merta tentang memakai baju warna monokrom dan memiliki sedikit barang.

"Lebih dari itu, perlu kesadaran untuk mengenal kebutuhan diri sendiri, melepas keterikatan yang tidak diperlukan dan 'hadir' dalam setiap pengambilan keputusan. Dengan begitu, setiap pengeluaran menjadi lebih bijaksana dan setiap pemasukan senantiasa memberikan rasa cukup. Dengan rasa cukup, kita jadi tidak mudah merasa iri dengan kehidupan orang lain yang kita lihat dari media sosial," katanya.

Sementara itu, Finance & Business Planning Director, Bank Sampoerna Henky Saputra menambahkan, belajar dari krisis ekonomi yang mendadak terjadi, seperti pandemi COVID-19, pentingnya hidup terencana, memiliki tabungan dan hidup hemat semakin terasa. "Pola pikir ini diharapkan dapat meminimalisir risiko finansial mereka akibat situasi ekonomi yang dapat memburuk kapan saja dan secara mendadak pada masa mendatang," katanya.

Bank Sahabat Sampoerna (Bank Sampoerna) melakukan peningkatan layanan mobile banking sekaligus mempertegas identitas layanannya dengan memperkenalkan Sampoerna Mobile Banking (SMB).

Sebelumnya layanan ini bernama BSS Mobile. Peningkatan layanan ini dilakukan untuk mempermudah nasabah milenial dalam menabung serta melakukan berbagai transaksi perbankan.

Baca: 46 Persen Milenial Percaya Diri dengan Pengelolaan Keuangannya, Padahal...

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."