3 Tren Kesehatan Pengguna Garmin di Asia selama 2021

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Perempuan gunakan smartwatch/Garmin

Perempuan gunakan smartwatch/Garmin

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Pandemi yang sedang berlangsung banyak mengubah gaya hidup, mengakibatkan lebih banyak orang kesulitan keluar dari perangkap metabolisme yang bermasalah. Metabolisme sendiri merupakan mesin yang membuat tubuh berfungsi, memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan yang baik. Seiring berjalannya waktu, pandemi mengakibatkan masalah kesehatan seperti kualitas tidur yang buruk karena kecemasan dan stres, di mana Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan imbauan bekerja dari rumah menyebabkan penurunan metabolisme karena gaya hidup yang minim pergerakan.

Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan kondisi serius seperti obesitas, masalah pencernaan, rambut rontok atau bahkan hiperglikemia, hipertensi dan hiperlipidemia. Oleh karena itu, penting untuk menjaga metabolisme yang baik sebagai kunci dari tubuh yang sehat.

Garmin, brand pelopor navigasi GPS dan perangkat nirkabel terbaru, dengan lebih dari 60 juta pengguna aktif di seluruh dunia menggunakan teknologi kesehatan untuk melacak data pengguna secara akurat. Hal ini bertujuan untuk mengukur status kesehatan pengguna secara ilmiah sehingga dapat memandu pengguna mencapai tujuan kesehatan mereka secara efisien.

Dengan merujuk pada "Kalori Istirahat" dan "Kalori Aktif" yang ditunjukkan pada jam tangan pintar (smartwatch) Garmin, pengguna dapat melacak total kalori yang dikonsumsi dan setiap perubahan dalam tingkat metabolisme mereka. Indikator kesehatan real-time lainnya seperti tingkat stres, Pulse Ox, pelacakan hidrasi yang dilacak dan ditampilkan di jam tangan juga dapat berfungsi sebagai pengingat bagi pengguna untuk lebih peduli terhadap kesehatan (health conscious).

Laporan Data Kesehatan Pengguna Garmin di Asia tahun 2021 melacak data dari Januari hingga September 2021. Data tersebut menemukan bahwa pengguna dari negara dengan rata-rata menit intensitas mingguan lebih tinggi mengonsumsi lebih banyak kalori daripada negara lain, tidak hanya kalori aktif tetapi juga kalori istirahat. Hal ini menekankan pentingnya olahraga dalam mempertahankan metabolisme yang baik.

Laporan tersebut mengungkapkan bahwa "Kalori Istirahat" pria dan wanita di Asia menurun secara signifikan pada rentang usia 55 tahun ke atas. Pengguna yang lebih tua mencatat lebih banyak "menit intensitas mingguan" dibandingkan dengan rata-rata pengguna yang lebih muda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengguna menjadi lebih sadar akan kesehatan seiring bertambahnya usia dan lebih mementingkan memulai gaya hidup aktif.

Dibandingkan dengan data tahun 2020, pengguna di sebagian besar negara Asia melacak "Kalori Aktif" yang lebih rendah dengan "Tingkat Stres" yang meningkat. Ini dapat diakibatkan oleh pandemi yang sedang berlangsung dan pembatasan kegiatan luar ruang di sepanjang tahun.

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."