Sambut Tahun 2022 Laleilmanino dan Kolektibel Bikin Gebrakan Baru, Seperti Apa?

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Tak main-main untuk menghadirkan NFT musik ini, Kolektibel menggandeng trio produser rekaman dalam naungan Laleilmanino/Foto: Instagram/Laleilmanino

Tak main-main untuk menghadirkan NFT musik ini, Kolektibel menggandeng trio produser rekaman dalam naungan Laleilmanino/Foto: Instagram/Laleilmanino

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -  Menyambut tahun baru 2022 Startup Teknologi Kolektibel membuat sebuah gebrakan baru di dunia musik. Setelah sukses melahirkan/menjual lebih dari 525 IBL NFT bersama Liga Basket Indonesia akhir tahun lalu, kini mereka menyuguhkan menu baru bagi industri musik.

"Industri NFT ini sedang bergerak cukup cepat. Kami perlu merespon industri musik untuk dapat memanfaatkan peluang besar teknologi baru ini. Kami sangat berharap kerjasama ini bisa membuka adopsi NFT sebanyak-banyaknya di Indonesia" kata Pungkas Riandika, CEO Kolektibel.

Tak main-main untuk menghadirkan NFT musik ini kolektibel menggandeng trio produser rekaman dengan anggota vokalis grup musik RAN, Anindyo Baskoro (Nino), gitaris dan kibordis Maliq & D’Essentials, Arya Aditya Ramadhya (Lale) dan Ilman Ibrahim (Ilman).

Diketahui, grup yang dikenal dengan nama Laleilmanino ini telah menorehkan banyak prestasi di industri musik Indonesia seperti, lebih dari 100 lagu dalam tujuh tahun, produser rekaman terbaik versi AMI Awards 2018, 2020, dan 2021, masuk ke-18 Nominasi AMI Awards 2020, lagu Chrisye yang masuk dalam 10 lagu paling dicari Netizen di Google selama tahun 2021 lalu.

Musik merupakan sebuah bentuk seni yang paling simpel, dinamis, dan dapat diterima banyak orang. Karena hal inilah kolektibel sebagai startup teknologi melakukan kerjasama dengan Laleilmanino yang ternyata memiliki visi dan misi yang sama.

“Kami menyadari bahwa dunia musik terus berevolusi. Kami melihat NFT bukanlah sebuah tren sesaat, melainkan era baru bagi industri musik masa depan,” terang Nino RAN.

Dijelaskan Pungkas, bahwa musik adalah industri yang layak ditemani oleh NFT di 2022 ini. Ini adalah bagian dari strategi kolektibel agar NFT bisa diadopsi secepat mungkin dan semasif mungkin di Indonesia.

Secara umum platform kolektibel menghadirkan user journey yang ramah dan mudah bagi semua orang. Sedikit berbeda dengan NFT marketplace lain di Indonesia, kolektibel tidak menggunakan mata uang kripto sebagai metode pembayaran untuk NFT-nya, namun justru menggunakan fiat alias mata uang yang berlaku di Indonesia, yakni Rupiah.

Pungkas menuturkan, langkah ini diharapkan akan menjadi breakthrough bagi orang Indonesia karena mereka dapat langsung mengoleksi NFT dengan cara yang mudah.

Baca: 15 Tahun Berkarier di Industri Musik, Ini Jurus Jitu BCL Tetap Eksis


Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."