Cegah Diabetes Melitus dengan Olahraga Rutin

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi diabetes. Freepik.com

Ilustrasi diabetes. Freepik.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Dokter spesialis penyakit dalam dari Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Purwokerto Andreas mengingatkan bahwa rutin berolahraga bisa membantu menurunkan risiko diabetes melitus. "Olahraga dan aktivitas fisik secara rutin dapat membantu menurunkan risiko diabetes melitus, guna menyeimbangkan kalori yang masuk dengan yang digunakan," katanya melalui wawancara virtual bersama ANTARA di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu 14 November 2021.

Dia juga menambahkan bahwa selain olahraga dan aktivitas fisik upaya lain yang perlu dilakukan untuk menurunkan risiko diabetes adalah konsisten menjaga pola makan, mengendalikan pikiran agar tidak stres dan mengatur pola tidur. "Yang perlu diperhatikan adalah mengatur pola makan agar tidak berlebihan, seimbang antara kalori yang masuk dengan yang digunakan untuk beraktivitas fisik, serta menerapkan pola hidup sehat lainnya," katanya.

Dia menambahkan bahwa seseorang juga perlu melakukan pemeriksaan kadar gula darah secara rutin setidaknya satu tahun sekali. "Melaksanakan 'medical check up' atau pemeriksaan kadar gula darah perlu dilakukan, memang semakin rutin semakin baik, namun jika tidak bisa rutin, setidaknya bisa dilakukan satu tahun sekali, misalkan saat berulang tahun agar lebih mudah mengingat tanggal pemeriksaan rutinnya," katanya.

Sementara itu dia juga menambahkan bahwa diabetes melitus merupakan penyakit yang secara sederhana didefinisikan dengan peningkatan kadar gula dalam darah. "Misalkan kadar gula sewaktu lebih dari 200 dan kadar gula puasa lebih dari 125," katanya.

Pada umumnya, kata dia, ada gejala klasik yang menyertai diabetes, misalkan penderita menjadi sering buang air kecil, mudah haus dan selalu ingin minum atau bahkan bisa juga menjadi sering lapar. "Gejala yang paling umum juga terjadinya penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas. Untuk mengetahui apakah seseorang menderita diabetes, selain memahami gejala-gejalanya, juga perlu mengecek kadar gula darah secara rutin," katanya.

Jika dalam pemeriksaan kadar gula dalam darah ternyata mengalami peningkatan maka perlu melakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui penyebab peningkatan gula darah tersebut.

Dia menambahkan bahwa faktor risiko diabetes di antaranya adalah karena riwayat keluarga atau keturunan, usia, obesitas, serta riwayat darah tinggi. Sementara itu terkait dengan Hari Diabetes Sedunia tanggal 14 November, kata dia, dapat menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan sosialisasi dan kampanye di tengah masyarakat terkait dengan bahaya penyakit diabetes.

Baca: Hari Diabetes Sedunia, Anak Kurus Juga Bisa Kena Kencing Manis

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."