Pakai Masker Bikin Jarang Minum, Akibatnya Masalah Kulit Kering Meningkat

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Ilustrasi kulit kering. Shutterstock

Ilustrasi kulit kering. Shutterstock

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Era pandemi Covid-19 masih terus berlangsung. Ada berbagai kebiasaan baru yang perlu kita lakukan agar terhindar dari infeksi Virus Corona. Salah satunya adalah dengan sering membersihkan diri alias mandi. Meskipun kegiatan tersebut merupakan hal yang baik, tapi ternyata jika diperhatikan hal itu bisa memberi dampak buruk bagi kesehatan kulit. Dokter Spesialis Kesehatan Kulit Arini Widodo menjelaskan bahwa selama pandemi tingkat penyakit yang paling banyak dikeluhkan oleh masyarakat adalah soal kulit kering atau eczema. Hal ini bisa terjadi akibat frekuensi mandi, kulit terpapar alkohol, dan udara dingin menjadi sangat meningkat.

Berdasarkan data dari International Classification of Diseases terdapat peningkatan yang cukup signifikan pada penyakit kulit kering, yakni hampir 2 kali lipat dari tahun sebelumnya. Jika dijabarkan, pada Mei 2019 tingkat pasien yang mengalami kulit kering berada pada angka 3,08 persen sedangkan pada Mei 2020 bertambah hingga 5,70 persen.

Hal tersebut dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti malas minum karena menggunakan masker, takut ke toilet, terpapar udara kering dari AC, dan tidak berkeringat. “Penggunaan masker membuat kita jadi susah minum, kita jadi takut apalagi kalau di tempat umum,” ujar Arini pada Peringatan Hari Kesehatan Nasional Zen+ dengan tema Zen Ajak Kenali Kulit Kering Sekali pada 12 November 2021.

Alasan lainnya adalah penggunaan sabun yang keras juga ternyata dapat merusak lapisan lemak pada kulit yang berfungsi untuk melindungi dan menjaga kadar air pada tubuh kita. Sehingga, ketika lapisan tersebut hilang atau rusak, maka penguapan air pada kulit akan meningkat dan muncullah penyakit kulit kering.

Sebagai solusi dari permasalahan yang ada, dan untuk memperingati Hari Kesehatan Nasional, Zen+ menawarkan sabun antibakteri yang mengandung red shiso yang memiliki kandungan ceramide. Ceramide sendiri merupakan salah satu kandungan lemak yang ada pada lapisan kulit dan cenderung hilang ketika terkena sabun mandi atau sabun cuci tangan.

“Kandungan natural dalam sabun antibacterial seperti ceramide yang kaya ditemukan dalam Shiso Merah Jepang, dapat berfungsi untuk menjaga kelembutan kulit,” kata Arini. Selain itu, formulasi produk yang mengandung bahan natural seperti ini juga dapat membantu fungsi barrier kulit untuk mencegah keretakan kulit atau kulit kering.

Baca: Tidak Hanya Wajah, Kulit Tubuh juga Butuh Nutrisi yang Melembabkan

LAURENSIA FAYOLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."