Cuci Tangan Pakai Sabun Belum Konsisten, Orang Tua dan Guru Perlu Beri Contoh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Guru mendampingi sejumlah murid kelas dasar saat mencuci tangan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka pada hari pertama di SD Negeri Manggarai 01, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Kapasitas ruang kelas maksimal 50 persen untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK sederajat dengan pengaturan jarak minimal 1,5 meter. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Guru mendampingi sejumlah murid kelas dasar saat mencuci tangan untuk mengikuti pembelajaran tatap muka pada hari pertama di SD Negeri Manggarai 01, Jakarta, Senin, 30 Agustus 2021. Kapasitas ruang kelas maksimal 50 persen untuk jenjang SD, SMP dan SMA/SMK sederajat dengan pengaturan jarak minimal 1,5 meter. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, Imran Agus Nurali berpesan kepada orang tua dan guru untuk membiasakan gaya hidup bersih dan sehat kepada anak-anak, salah satunya dengan cuci tangan dengan sabun.

Menurut Imran, salah satu alasan masyarakat belum mempraktikkan mencuci tangan secara konsisten adalah karena faktor kebiasaan, sehingga perlu diajarkan dan dicontohkan kepada anak-anak agar terbiasa.

"Memang perilaku itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Jadi harus berproses. Mungkin perilaku itu akan lebih mudah dimulai dari sejak anak-anak. Tapi juga akan lebih mudah lagi kalau ada contoh di rumah dan contoh di sekolah," ujar Imran dalam diskusi daring bersama Wings Group, Rabu.

Imran pun mendukung kerja sama pihak swasta dengan Unicef dalam program "Indonesia Bergerak Lawan Kuman" guna mempromosikan pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sejak dini, khususnya cuci tangan pakai sabun.

Diskusi bertajuk Indonesia Bergerak Lawan Kuman oleh Wings/Wings

Menurut data dari Unicef, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) khususnya untuk mencuci tangan dengan sabun belum dipraktikkan secara konsisten. Di Indonesia terdapat 78 persen rumah tangga memiliki fasilitas cuci tangan pakai sabun.

Adapun di sekolah, 59 persen atau 3 dari 5 sekolah tidak memiliki akses kebersihan dasar yaitu fasilitas cuci tangan, pakai sabun dengan air dan sabun. Akibat hal itu, 10 juta anak berpotensi tidak dapat melakukan cuci tangan secara konsisten.

Kampanye "Indonesia Bergerak Lawan Kuman" juga merupakan langkah untuk mendukung pemerintah dalam percepatan pengadaan akses air, sanitasi dan kebersihan yang dikelola dengan aman serta berkelanjutan.

Gabriella Da Silva selaku Head of Public Relations Wings Group mengatakan pihaknya turut mendorong edukasi orang tua dan guru-guru di sekolah tentang pentingnya mencuci tangan dengan sabun. "Jadi kami juga pasti meningkatkan capability untuk orang tuanya. Istilahnya building capacity dari orang tua untuk bisa membangun keluarganya dulu nih. Unit paling kecil dari masyarakat yaitu keluarga baru nanti semakin besar sampai negara ini," kata Gabriella.

"Oleh sebab itu, hari ini kami ingin meluncurkan kampanye Nuvo Indonesia Bergerak Lawan Kuman dan kita akan membangun sarana sanitasi di 150 titik di Indonesia yang tersebar di 3 provinsi yaitu Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur," lanjutnya.

Baca: Kapan Waktu Ideal Pakai Pelembab Usai Cuci Tangan? Simak Tips Berikut Ini

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."