Kelola Sampah Masih Dianggap Sulit, Nadine Alexandra Ajak Ubah Kebiasaan Kecil

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Nadine Alexandra, Puteri Indonesia 2010 & pemerhati lingkungan bersama petugas Bank Sampah Sehati dan masyarakat sekitar membersihkan sampah di sekitar area Bank Sampah pada 13 Oktober 2021/Otsuka

Nadine Alexandra, Puteri Indonesia 2010 & pemerhati lingkungan bersama petugas Bank Sampah Sehati dan masyarakat sekitar membersihkan sampah di sekitar area Bank Sampah pada 13 Oktober 2021/Otsuka

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Puteri Indonesia 2010 yang sekarang aktif menjadi seorang aktivis lingkungan Nadine Alexandra Dewi Ames atau biasa dipanggil Nadine Alexandra mengajak masyarakat untuk mengubah kebiasaan buruk dalam pengelolaan sampah. Ia mengakui, ia sendiri membutuhkan waktu sekitar 10 tahun untuk bisa mengubah kebiasaan untuk menjadi lebih peduli pada sampah. "Saya terus belajar tentang pentingnya alam untuk manusia," kata Nadine Alexandra yang semakin menyelam pada kegiatan pelestarian lingkungan pada peresmian Bank Sampah Sehati oleh Otsuka pada 12 Oktober 2021.

Sampah menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Nadine pun tahu bahwa membangun kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah masih sulit dilakukan di tanah air. "Kita sebagai manusia yang melekat dengan kebiasaan itu sangat susah mengubah pikiran kita, termasuk soal kepedulian kita terhadap masalah sampah," katanya.

Nadine Alexandra mengatakan ia mengambil langkah kecil untuk melakukan aksinya. "Kayak misalnya ada sampah plastik, ya sudah saya masukin tas aja dulu. Bawa sedotan stainless juga. Itu cara merubah pola hidup saya," katanya.

Nadine Alexandra yakin, memang tidak mudah orang mengubah pemikirannya untuk lebih peduli pada masalah sampah. Ia berharap agar masyarakat bisa mengubah pikiran mereka dalam waktu kurang dari 10 tahun.

Ia pun setuju bahwa pentingnya memberikan contoh dalam hal mengedukasi masyarakat daripada hanya berteriak dan mengajak perubahan perilaku itu. Nadine bercerita bahwa ia sempat mencoba untuk mengubah kebiasaan pengelolaan sampah di keluarganya. "Saya berusaha mengubah kebiasan orang tua saya itu susah. Untuk ngajarin aja susah, saya tidak bisa ngasih tau tapi nunjukkin sendiri. Jadi, saya berusaha menanamkan kebiasaan yang lebih ramah lingkungan," katanya.

Nadine Alexandra, Puteri Indonesia 2010 & pemerhati lingkungan, Bapak Roy Sparringa, Selaku Presiden Komisaris PT. Amerta Indah Otsuka, serta Bapak H. Tana Indra Permana. S.Kep. Ners.,MM. selaku Kabid Pengelolaan Sampah, Dinas Lingkungan Hidup,Kab. Sukabumi berfoto bersama usai meresmikan Bank Sampah Sehati Eco Village AIO. Rabu 13 Oktober 2021/Otsuka

Salah satu yang dilakukan Nadine Alexandra adalah memastikan agar botol minuman plastik tidak dibuang sembarangan, melainkan dicuci dulu. Setelah itu, ia kirim ke bank sampah. Nadine Alexandra pun tidak segan menegur masyarakat bila melihat ada orang yang membuang sampah sembarangan. "Saya tegur supaya dibuang ke tempat sampah. Kalau bukan saya siapa lagi kan. Jadi saya merasa itu tanggung jawab saya, saya ambil botolnya dan ibunya kaget saya kasih tahu itu. Bagi saya nggak masalah, karena prioritas kita adalah bumi yang harus kita jaga dengan menjaga lahan alam ini," kata Nadine.

Nadine Alexandra mengingatkan bahwa isu sampah semakin memprihatinkan. Mayarakat bisa mencoba membantu mengatasi masalah itu dengan melakukan kebiasaan baik mengelola sampah. "Satu orang mengubah kebiasaan saja akan sangat berarti, bayangkan kalau satu perusahaan seperti yang dilakukan oleh Otsuka dengan Otsuka Ecovillage ini, berapa banyak perubahan yang bisa dilakukan," katanya

PT. Amerta Indah Otsuka (www.aoi.co.id) atau Otsuka meresmikan Bank Sampah Sehati yang merupakan bagain dari Program Otsuka Ecovillage. Otsuka Ecovillage ini merupakan program yang diciptakan untuk mendorong terciptanya masyarakat yang mampu mengelola sampah secara mandiri. Bank Sampah yang diresmikan tersebut menjadi bentuk nyata dukungan Otsuka kepada masyarakat setempat untuk mempermudah pengelolaan sampah Non Organik. Program Otsuka Ecovillage tersebut diklaim sebagai program yang komprehensif, terstruktur dan berkesinambungan. Dengan dukungan Dinas Lingkungan hidup kabupaten Sukabumi, Otsuka Ecovillage diawali dengan edukasi terhadap masyarakat. Biopori merupakan solusi untuk mengelola sampah Organik yang nantinya akan menjadi kompos dan dapat dimanfaatkan untuk pupuk tanaman. Gerakan 1000 lubang Biopori dicanangkan pada awal program dengan komitmen setiap 1 lubang biopori akan diberikan 1 tanaman produktif.

Roy Sparringa, Presiden Komisaris PT Amerta Indah Otsuka mengatakan Otsuka menyadari bahwa masih banyak yang bisa dilakukan untuk keberlangsungan lingkungan hidup. Otsuka ingin menjadi bagian dari solusi dengan meluncurkan Otsuka Ecovillage yang bukan hanya menfasilitasi pengelolaan sampah, tapi dapat menjadi pusat edukasi untuk masyarakat sekitar bagaimana membina dan membentuk kebiasaan baik dalam memilah dan mengelola sampah dengan mandiri. “Otsuka bekerja sama dengan pemerintah lokal berharap bahwa Otsuka Ecovillage akan berkesinambungan untuk memberi kontribusi signifikan kepada lingkungan sekitar seiring waktu,” katanya.

“Otsuka Ecovillage ini diharapkan dapat sepenuhnya bermanfaat dan menjadi inspirasi serta semangat baru bagi masyarakat sekitar untuk menunjukkan kepedulian terhadap alam sekitar dengan berkontribusi dalam pengelolaan sampah yang berkelanjutan, demi bumi yang lebih baik," kata Roy Sparringa.

Baca: Nadine Alexandra Hindari Photo-Polluaging dengan Face Mist

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."