Gunakan Material Jamur, Stella McCartney Hadirkan Koleksi Sporty yang Dramatis

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Model memeragakan busana karya perancang busana Stella McCartney untuk koleksi Musim Semi/Panas 2022 dalam gelaran Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Stella McCartney

Model memeragakan busana karya perancang busana Stella McCartney untuk koleksi Musim Semi/Panas 2022 dalam gelaran Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Stella McCartney

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Perancang busana Stella McCartney tampaknya ingin menunjukkan keseriusannya dalam mendukung sustainable fashion dengan mengganti sejumlah bahan kulit serta kain, dengan bahan yang tidak lazim seperti kulit jamur.

Bertempat di gedung Oscar Niemeyer -yang juga menyerupai jamur- pada Senin (4/10), McCartney memamerkan koleksi busana siap pakai untuk musim semi/panas 2022 dalam ajang Paris Fashion Week 2022.

McCartney menyebut koleksinya itu sebagai "gaya berbusana masa depan" atau sustainable fashion dimana untuk pertama kali koleksinya ditandai dengan tas tangan yang seluruhnya dibuat menggunakan bahan dari kulit jamur.

Tas bernama "Frayme Mylo" ini tampil dalam warna hitam dengan bentuk serupa dengan tas tangan "Frayme" karya McCartney lainnya. Material yang digunakan diciptakan di laboratorium Mylo, dimana sejak 2017 McCartney sudah membuat penelitian untuk karyanya.

"Jamur-jamur ini ditanam dan tumbuh di dalam laboratorium, jadi tanpa ada air dan minim listrik. Jamur-jamur ini dipres dan menggunakan sejumlah formula untuk dijadikan kulit imitasi," jelas McCartney dalam keterangannya dikutip dari Vogue, Selasa.

Meski sudah menemukan inovasi ini sejak 2017, namun McCartney belum dapat menciptakan tas dari bahan kulit jamur karena teknologi yang belum secanggih saat ini.

Model memeragakan busana karya perancang busana Stella McCartney untuk koleksi Musim Semi/Panas 2022 dalam gelaran Paris Fashion Week 2022/Foto: Instagram/Stella McCartney

"Sekarang kami sudah mencapai titik dimana kami dengan percaya diri membuat tas kulit jamur ini. Kalau tidak yakin, aku tidak akan memamerkan tas ini di pagelaran busanaku," tambah McCartney.

McCarney yang terinspirasi dari inovasi kulit jamurnya itu, memasukkan beberapa pola dan motif jamur dalam koleksinya seperti toile de Jouy yang digambar dengan tangan.

Tidak hanya itu, obsesinya terhadap jamur juga ditunjukkan melalui suara latar yang mengiringi pagelaran busana. McCartney membuat soundtrack berupa rekaman proses pertumbuhan jamur, menggunakan mikrofon berkualitas tinggi yang dipasang di sekeliling jamur tersebut.

Fakta mengejutkan lainnya adalah, sebagian dari koleksi jamur ini dibuat 10 hari sebelum pertunjukan pagelaran busana digelar. "Kami memutuskan untuk turut serta dalam pagelaran busana ini (Paris Fashion Week) 10 hari sebelum gelaran ini dibuka. Jadi ya, ini dibuat dalam waktu yang sangat singkat," ujar McCartney

Gaun berpotongan seperti pakaian renang yang diperpanjang menjadi rok slinky dan berevolusi menjadi jumpsuit ramping. Bustier yang serupa dengan korset dalam gaun.

Adapula konsep fringe namun untuk pakaian kerja dengan warna cerah, menjadikan penggunanya tampak energik, seksi, dan dramatis.

“Ini adalah masa transisi, dan saya ingin memproyeksikan seperti apa masa depan rumah mode Stella: sentuhan yang ringan, pendekatan yang sedikit lebih lembut, masih memadukan potongan-potongan gaya sporty dan maskulin ini,” kata McCartney.

Kembali pada tas jamur, koleksi ini akan diproduksi dalam edisi terbatas yaitu hanya 100 buah, dan untuk saat ini dijual dengan harga eceran yang lebih mahal dibanding tas kulit bermerek lainnya.

“Tapi tas ini tidak membunuh binatang apa pun, tidak menebang pohon. Ini adalah masa depan mode jika Anda bisa melakukannya dengan benar, dan saya pikir kita bisa. Ini adalah awal dari sesuatu yang baru," tutup Stella.

Baca: Detail Koleksi Fashion Taylor Swift dan Stella McCartney

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."