Konsumsi Buah dan Sayur Cukup, Bantu Jaga Daya Tahan Tubuh

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi buah mangga segar. shutterstock.com

Ilustrasi buah mangga segar. shutterstock.com

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta -Menjaga daya tahan tubuh merupakan hal yang penting untuk dilakukan terutama di masa pandemi Covid-19 ini. Masyarakat dituntut untuk bisa menjaga kesehatan tubuhnya.

Selain rutin berolahraga, masyarakat juga dianjurkan menerapkan pola hidup sehat. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan tinggi nutrisi seperti buah dan sayur.

Pedoman Gizi Seimbang dari Kemenkes menganjurkan orang Indonesia untuk mengonsumsi 400-600 gram sayur dan buah per hari. Namun pada kenyataannya, sebanyak 95 persen orang Indonesia masih kurang konsumsi buah dan sayur dan ini masih jauh dari standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yang menganjurkan bahwa sebaiknya kita mengonsumsi 150 gram buah per hari.

Data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2011-2020 juga menunjukkan bahwa secara rata-rata, konsumsi buah keluarga Indonesia hanya naik 15 persen dalam kurun waktu 10 tahun, dari 39,44 Kkal menjadi 45,37 Kkal.

Padahal, buah-buahan, terutama yang mengandung vitamin C, seperti jambu biji, memiliki banyak manfaat untuk menjaga daya tahan tubuh.

Konsultan medis Alodokter Dokter Abie Noya mengatakan untuk mendukung imunitas, diperlukan asupan nutrisi yang cukup. Contoh nutrisi yang penting untuk menunjang imunitas adalah vitamin C, misalnya dari buah-buahan, salah satu sumber vitamin C yang tinggi adalah buah jambu biji.

"Diketahui jika kalau dalam 150 gram buah jambu biji, terkandung 380 mg vitamin C. Artinya, kandungan vitamin C dalam buah jambu biji bahkan lebih tinggi dari buah jeruk,' ujar Abie Noya melalu siaran pers, Selasa 10 Agustus 2021.

Terlebih, lanjut Abie Noya di masa pandemi covid-19, vitamin C juga berperan penting untuk membantu pencegahan infeksi dan pemulihan pasca infeksi, termasuk infeksi virus Corona. Apalagi pada dasarnya vitamin C memang punya andil dalam sistem daya tahan tubuh untuk melawan penyebab infeksi, baik bakteri maupun virus.

Tak hanya itu, vitamin C juga merupakan antioksidan yang bisa membantu mengurangi peradangan dan mencegah kerusakan sel lebih jauh,” tambahnya. Itulah mengapa, penting bagi keluarga Indonesia untuk memenuhi asupan vitamin C harian hingga 100 persen, sesuai kebutuhan harian yang dianjurkan berdasarkan usia, melalui asupan sehari-hari.

Sejalan dengan komitmen Mari Berbagi Peran dari Unilever Indonesia, Buavita bekerjasama dengan Alodokter dan Program Anak Bangsa Peduli yang dicanangkan oleh Cathy Sharon untuk membantu menjaga daya tahan tubuh keluarga Indonesia.

"Bersama Alodokter, kami juga turut mengedukasi tentang pentingnya konsumsi buah dan mencukupi asupan 100 persen Vitamin C harian dalam proses pencegahan dan pemulihan di masa pandemi ini. Edukasi ini dilakukan melalui berbagai konten di digital dan social media, salah satunya webinar live bersama dokter ahli di Instagram,” jelas Head of Beverages Unilever Indonesia, Pauline Liongosari.

Tidak hanya edukasi, Buavita juga melakukan aksi donasi bersama dengan Program Anak Bangsa Peduli yang diusung oleh Cathy Sharon, untuk memberikan dukungan bagi masyarakat, terutama para tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan. Sebanyak 65.000 produk Buavita telah disalurkan kepada tenaga kesehatan, penerima vaksinasi, pasien covid, dan masyarakat umum yang tersebar di seluruh Indonesia pada tahun 2021.

“Saya beserta seluruh Tim Anak Bangsa Peduli, sangat mengapresiasi donasi yang diberikan oleh Buavita bagi mereka yang sedang berada di garda terdepan dalam melawan COVID-19 ini. Bantuan ini tidak hanya dapat menyegarkan para rekan-rekan serta keluarga kita di lapangan, tapi juga membantu untuk menjaga daya tahan tubuh mereka. Mari kita terus bahu membahu menuju Indonesia Tangguh Indonesia Tumbuh”, ujar Cathy Sharon.

Baca: 3 Jus Buah dan Sayuran yang Bisa Jaga Daya Tahan Tubuh Anda

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."