Pekan ASI Sedunia, Jangan Percaya Hoaks Tetap Semangat Menyusui

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Ecka Pramita

google-image
Ilustrasi menyusui. MomJunction

Ilustrasi menyusui. MomJunction

IKLAN

CANTIKA.COM, Jakarta - Hoaks yang beredar di kalangan masyarakat dan media sosial menjadi salah satu faktor penyebab yang berpotensi menurunkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif di 1000 hari pertama untuk anak- anak khsusnya di tengah berlangsungnya pandemi COVID-19.

Turut memeringati Pekan ASI Dunia, Founder dan Chairman Health Collaborative Center (HCC) Dr dr Ray Wagiu Basrowi MKK Ray Wagiu Basrowi menyebutkan beberapa hoaks mengaitkan pemberian ASI dari seorang ibu yang terkonfirmasi COVID-19 sebagai langkah yang tidak tepat karena dinilai bisa memberikan virus pada anaknya.

“Itu hoaks terbesar. COVID-19 tidak menular lewat kegiatan menyusui. Bahkan WHO mengatakan ASI dari ibu yang positif COVID-19 justru memberikan antibodi yang spesifik bagi bayinya sehingga bayi bisa memiliki ketahanan tubuh dari virus SARA-CoV-2,” kata dokter Ray, Lulusan Magister Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu dalam konferensi pers virtual, Rabu, 4 Agustus 2021.

Akibat adanya hoaks sejenis itu yang tersebar kepada para ibu yang kurang mendapatkan edukasi terkait ASI eksklusif, beberapa ibu yang harusnya menyusui anaknya justru malah membuang ASI-nya karena termakan hoaks.

Contoh hoaks lainnya yang tersebar di kalangan ibu menyusui misalnya adalah kabar bahwa ibu hamil atau ibu yang menyusui jika menerima vaksin COVID-19 justru berpotensi menularkan COVID-19.

Padahal kenyataannya, sama seperti ibu yang positif COVID-19 dan menyusui anaknya dengan ASI, sang anak justru bisa ikut mendapatkan antibodi dari virus yang menyerang saluran pernafasan itu.

“Ini hoaks yang saat ini terbanyak beredar. Padahal ini tidak benar, maka dari itu kita perlu melawan kondisi ini dengan hal yang sama. Hoaks itu munculnya dari akses online jadi tentu informasi yang benar mengenai ASI eksklusif dan COVID-19 harus dihadirkan juga lewat akses online,” kata dokter yang mendirikan Health Collaborative Center (HCC) itu.

Tentunya memeranagi hoaks mengenai ASI eksklusif dan COVID-19 ini sejalan dengan penanganan pandemi yang tengah dijalankan pemerintah.

Salah satu langkah penanganan pandemi yang melibatkan ibu hamil seperti keputusan Kementerian Kesehatan yang memberikan lampu hijau bagi para ibu hamil untuk menerima vaksin COVID-19.

Oleh karena itu disarankan agar pemerintah bisa lebih gencar memberikan informasi- informasi terkait pemberian ASI eksklusif yang baik dan benar di tengah pandemi COVID-19 sehingga anak- anak generasi masa depan bisa mendapatkan haknya serta nutrisi yang maksimal dari susu ibunya.

Baca: Pekan ASI Sedunia, Yuk Simak 5 Manfaat Sehat Menyusui untuk Buah Hati

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."