Cegah Rakitis, Pentingnya Konsumsi Vitamin D Untuk Anak-Anak

foto-reporter

Reporter

foto-reporter

Editor

Mitra Tarigan

google-image
Seorang pria berjemur di kapal pesiar Costa Smeralda pada hari terbuka untuk media, saat kapal pesiar bersiap untuk memulai pelayaran musim panas di Civitavecchia, Italia, 27 Mei 2021. REUTERS/Remo Casilli

Seorang pria berjemur di kapal pesiar Costa Smeralda pada hari terbuka untuk media, saat kapal pesiar bersiap untuk memulai pelayaran musim panas di Civitavecchia, Italia, 27 Mei 2021. REUTERS/Remo Casilli

IKLAN

CANTIKA.COM, JakartaVitamin D memiliki peran yang penting untuk tubuh manusia. Indonesia memiliki angka yang cukup tinggi dalam hal kekurangan vitamin D. "Rata-rata sekitar 38 persen lebih anak-anak mengalami kekurangan vitamin D. Yang lanjut usia itu sampai 78 persen itu di cek pada kurang vitamin D," kata dokter Spesialis Penyakit Dalam Jeffri Aloys Gunawan di acara acara peluncuran Holisticare D3 1000 pada tanggal 5 Mei 2021.

Semua usia memerlukan vitamin D, bahkan anak saat dalam kandungan sang ibu pun memerlukan vitamin D. "Itulah sebabnya ibu hamil tentu kita harus suplementasikan vitamin D juga, supaya vitamin D yang tersedia untuk bayinya juga cukup. Sehingga akibatnya bayinya bsa bertumbuh dan berkembang dengan sesuai," kata Jeffri Aloys menambahkan.

Anak-anak membutuhkan vitamin D untuk pertumbuhan dan perkembangannya dan mencegah dari penyakit rakitis atau sering juga disebut riketsia. "Rakitis adalah masalah tulang yang sering dijumpai pada anak-anak yang kekurangan vitamin D dan kalsium jadi tulangnya tidak bagus seringnya keropos, dan memiliki postur badan yang kurang bagus," kata Jeffri Aloys.

Memberikan anak vitamin D tergantung pada usia anak tersebut dan harus dikonsultasikan kepada dokter untuk diberikan sesuai tabel dan aturan yang berlaku di kedokteran. "Anak-anak ini variasinya ada karena mereka trs bertumbuh, terus bertambah berat badannya, terus bertambah tingginya jadi kita harus sesuaikan dengan usianya berapa. Itu ada tabel khususnya," kata Jeffri Aloys.

Kebanyakan di Indonesia anak-anak dan lansia mengalami defisit vitamin D, sehingga jarang ditemukan kasus seseorang yang mengalami kelebihan vitamin D. Angka kadar vitamin D yang harus diwaspadai ketika menyentuh angka 4000. "Kita konsumsi vitamin D dalam kadar 1000, jadi masih jauh dari resiko yang tinggi," katanya.

Menurut Jeffri, masih banyak masyarakat Indonesia yang kekurangan vitamin D. Ia pun berharap agar anak-anak yang memiliki faktor tinggi defisit vitamin D bisa segera memeriksakan diri.

Baca: 4 Tips Berjemur Sinar Matahari Pagi agar Vitamin D Optimal

NATHASYA ESTRELLA

Iklan

Berita Terkait

Rekomendasi Artikel

"Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini."